Komunikasi dalam wujud interaksi bagi setiap individu sudah merupakan kebutuhan dalam mengisi kehidupan keseharian baik dalam komunikasi formal maupun komunikasi informal, dalam kedinasan maupun non kedinasan, dalam lembaga formal maupun lembaga non formal yang dalam pelaksanaannya komunikasi akan bergantung pada situasi kapan, siapa dan dimana tempat komunikasi itu dilakukan.
Komunikasi yang dilakukan dalam setiap kesempatan semuanya berujung pada tujuan akhir yang diharapkan yaitu terjadinya “persepsi yang sama” antara pemberi informasi dan yang diberi informasi atau yang mengajak komunikasi dengan yang diajak berkomunikasi, selanjutnya dalam komunikasi dipake istilah pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan) sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Namun prakteknya dalam berinteraksi sering terjadi perbedaan-perbedaan muncul mengakibatkan beda pemahaman dalam menangkap dan memaknai isi dan maksud komunikasi, baik itu terjadi pada diri si komunikator maupun pada si komunikan wujudnya terjadi kesalahpahaman dalam menangkap pesan dan menafsirkannya.
Kesalahpahaman dalam komunikasi tersebut diakibatkan : 1) masalah dalam mengembangkan pesan; 2) masalah dalam menyampaikan pesan; 3) masalah dalam menerima pesan; 4) masalah dalam menafsikan pesan (Djoko Purwanto:2010). Persoalan kesalahpahaman komunikasi dalam berinteraksi mengakibatkan tujuan komunikasi tidak dapat tercapai dengan baik, karena perbedaan persepsi antara yang diberi informasi dengan yang menerima informasi sehingga muncul pemahaman lain tidak seperti apa yang diharapkan oleh tujuan dari komunikasi semula.
Terjadinya kesalahpahaman dalam komunikasi perlu diminimalisir oleh komunikator maupun oleh komunikan dengan berupaya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan berinteraksi, membekali pengetahuan seluas-luasnya baik pengetahuan khusus dalam keilmuan, maupun kemampuan umum faktor pendukungnya.
0 Responses
Stay in touch with the conversation, subscribe to the RSS feed for comments on this post.