Materi Antropologi SMA/MA Kelas X Mengenai “Konsep Dasar Antropologi”

Hai teman-teman semua, kali ini saya akan membagikan materi mengenai “konsep dasar, peran fungsi, dan keterampilan antropologi dalam mengkaji kesamaan dan keberagaman budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi dan bahasa” semoga postingan saya dapat bermanfaat untuk teman-teman semua, berikut materinya:

Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu, maka antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia yaitu mempelajari ras-ras manusia, ciri fisiknya, kebudayaannya, perilakunya dan sebagainya, Ada beberapa ahli yang mengemukakan definisi antropologi diantaranya:

  1. Menurut Keesing dan Keesing antropologi merupakan studi mengenai manusia, baik dalam kedudukannya sebagai bagian dari dunia binatang maupun dalam kedudukannya sebagai bagian dari kehidupan masyarakat.
  2. Menurut Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
  3. Sedangkan menurut William A. Havilland, Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

  1. Konsep-Konsep Dasar Antropologi

Ada tujuh unsur kebudayaan yang di kemukakan oleh Koentjaraningrat, diantaranya:

  1. Bahasa
  2. Sistem pengetahuan
  3. Organisasi sosial
  4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
  5. Sistem mata pencaharian hidup
  6. Sistem religi
  7. Kesenian

Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep antropologi, diantaranya:

Kebudayaan (kumpulan pengetahuan, kebiasaan atau tradisi yang di wariskan kepada generasi beikutnya)

  1. Evolusi (Secara sederhana konsep evolusi mengacu ada sebuah transformasi yang berlangsung secara bertahap. Istilah evolusi yang merupakan gagasan bahwa bentuk-bentuk kehidupan berkembang dari suatu bentuk lain melalui mata rantai transformasi dan modifikasi yang tidak pernah putus, pada umumnya diterima sebagai awal landasan berfikir mereka.)
  2. Daerah budaya (culture area) adalah suatu daerah geografis yang memiliki sejumlah ciri-ciri budaya dan kompleksitas lain yang dimilikinya.
  3. Enkulturasi (Konsep enkulturasi mengacu pada suatu proses pembelajaran kebudayaan)
  4. Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas sehingga melewati batas tempat dimana kebudayaan ini timbul
  5. Akulturasi adalah proses pertukaran ataupun saling memengaruhi dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan kedalam kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri.

Etnosentrisme (memandang budayanya sendiri yang paling baik)

  1. Tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercyaan yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan kepercyaan yang secara turun-temurun.
  2. Ras dan etnik (ras : ciri fisik yang khas ; etnik : ciri budaya yang unik)
  3. Stereotip ( citra atau kesan )

Kekerabatan

  1. Magis (Konsep magis menurut seorang pendiri antropologi di Inggris E.B Tylor dalam Primitive Culture (1871) merupakan ilmu pseudo dan salah satu khayalan paling merusak yang pernah menggrogoti umat manusia)
  2. Tabu (Istilah tabu berasal dari bahasa Polinesiayang berarti terlarang. Secara spesifik, apa yang dikatakan terlaranag adalah persentuhan antara hal-hal duniawi dan hal yang keramat, termasuk yang suci)
  3. Perkawinan (Agak sulit mendefinisikan perkawinan, karena setiap istilah perkawinan tersebut memiliki banyak bentuk dan dipengaruhi oleh system nilai budaya masing-masing. Namun, secara umum konsep perkawinan tersebut mengacu kepada proses yang formal pemaduan hubungan antara dua individu yang berbeda jenis)
  1. Peran dan Fungsi Antropologi

Setelah mengetahui dan mempelajari konsep dasar antropologi, maka kita dapat mengetahui peran dan fungsi antropologi, antara lain:

  1. Melihat dengan jelas tentang manusia, baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok masyarakat.
  2. Mampu mengkaji kedudukan menusia dalam masyarakat dan dapat melihat dunia atau budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
  3. Memahami norma-norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.
  4. Lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala sisial masyarakat yang makin kompleks.
  5. Menyusun etnografi-etnografi yang memungkinkan penciptaan teori-teori tentang asal-usul kepercayaan, keluarga, perkawinan, perilaku bernegara, dan sebagainya.

Ada 3 macam pendekatan utama yang biasa dipergunakan oleh para ilmuwan antropologi, diantaranya:

  1. Pendekatan holistic

Kebudayaan dipandang secara utuh (holistik). Pendekatan ini digunakan oleh para pakar antropologi apabila mereka sedang mempelajari kebudayaan suatu masyarakat. Kebudayaan di pandang sebagai suatu keutuhan, setiap unsur di dalamnya mungkin dipahami dalam keadaan terpisah dari keutuhan tersebut. Para pakar antropologi mengumpulkan semua aspek, termasuk sejarah, geografi, ekonomi, teknologi, dan bahasa. Untuk memperoleh generalisasi (simpulan) tentang suatu kompleks kebudayaan seperti perkawinan dalam suatu masyarakat, para pakar antropologi merasa bahwa mereka harus memahami dengan baik semua lembaga (institusi) lain dalam masyarakat yang bersangkutan.

  1. Pendekatan komparatif

Kebudayaan masyarakat pra-aksara. Pendekatan komparatif juga merupakan pendekatan yang unik dalam antropologi untuk mempelajari kebudayaan masyarakat yang belum mengenal baca-tulis (pra-aksara). Para ilmuwan antropologi paling sering mempelajari masyarakat pra-aksara karena 2 alasan utama. Pertama, mereka yakin bahwa setiap generalisasi dan teori harus diuji pada populasi-populasi di sebanyak mungkin daerah kebudayaan sebelum dapat diverifikasi. Kedua, mereka lebih mudah mempelajari keseluruhan kebudayaan masyarakat-masyarakat kecil yang relatif homogen dari pada masyarakat-masyarakat modern yang kompleks. Masyarakat pra-aksara yang hidup di daerah-daerah terpencil merupakan laboratorium bagi para ilmuwan antropologi.

  1. Pendekatan historic

Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. Pendekatan dan unsur-unsur historik mempunyai arti yang sangat penting dalam antropologi, lebih penting dari pada ilmu lain dalam kelompok ilmu tingkah laku manusia. Para ilmuwan antropologi tertarik pertama-tama pada asal-usul historik dari unsur-unsur kebudayaan, dan setelah itu tertarik pada unsur-unsur kebudayaan yang unik dan khusus.

Keberagaman Budaya, Agama, Religi, Tradisi dan Bahasa di Indonesia

  1. Budaya

Menurut Koentjaraningrat, budaya merupakan sebuah sistem gagasan & rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia didalam kehidupannya yang bermasyarakat, yang dijadikan kepunyaannya dengan belajar.

  1. Agama

Menurut Emile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

  1. Religi

Menurut Gazalba (Rohilah,2010), bahwa religi berasal dari bahasa latin religio yang berasal dari akar kata religare yang berarti mengikat. Religi adalah kecenderungan rohani manusia untuk berhubungan dengan alam semesta, nilai yang meliputi segalanya, makna yang terakhir, dan hakekat dari semuanya.

  1. Tradisi

Tradisi ( Bahasa Latin: traditio, “diteruskan” ) atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.

  1. Bahasa

Bahasa adalah penyambung komunikasi antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Hampir tiap daerah mempunyai bahasa daerah sendiri-sendiri dan biasanya disertai dengan logat atau dialek yang berbeda-beda. Hal itu menunjukkan ciri khas masing-masing daerah. Tetapi sebagai bahasa pemersatu antar daerah yaitu bahasa Indonesia atau bahasa nasional yang sebagian besar masyarakat Indonesia mengetahui bahasanya. Indonesia mempunyai keragaman bahasa seperti bahasa Jawa, bahasa sunda, bahasa Sasak, bahasa Bali, bahasa Madura, dan sebagainya.

Untuk lebih memperdalam materi saya mempunyai berita tentang Indahnya Keberagaman Suku dan Agama di Indonesia, berikut linknya kalian bisa membacanya dengan cara mengklik link tersebut https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/08/01/indahnya-keberagaman-suku-dan-agama-di-indonesia

Dari tadi saya sudah membagikan materi antropologi kelas 10, sekarang saya mempunyai soal untuk kalian semua, berikut soal-soalnya:

Soal pengayaan

  1. Jelaskan salah satu konsep antropologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli!
  2. Apa kontribusi kita supaya budaya lokal tetap ada dan tetap eksis seiring dengan perkembangan zaman?
  3. Apa yang melatarbelakangi adanya kasus peperangan antar suku? dan bagaimana caranya agar kasus-kasus semacam itu tidak terulang kembali?

Sumber :

Koentjaraningrat. 1983. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: