Masyarakat Dan Budaya Jawa Saat Ini

Hallo teman-teman semua, kali ini saya akan membagikan tulisan mengenai Masyarakat Dan Budaya Jawa Saat Ini, tulisan ini merupakan tugas kuliah Bentang Budaya Masyarakat Jawa, pada semester 2 yang lalu, kalian dapat membacanya dibawah ini:

 Masyarakat dan budaya di Semarang sudah banyak terpengaruh oleh negara luar. Zaman globalisasi sekarang ini sangat mempengaruhi segala aspek kehidupan bagi masyarakat Semarang pada umumnya. Contohnya diantaranya:

  1. Makanan dan minuman

Jajanan masyarakat Semarang dulu berbahan dasar seperti singkong dan ketela pohon, seperti gemblong kocar kacir, gemblong tekek dan lain sebagainya.

tetapi sudah tidak ada lagi ditemukannya penjual yang mendagangkan jajanan tersebut. Dulu masih banyak jajanan seperti klepon, ungweh, blendung yang dijual, tetapi seiring perkembangan zaman, masyarakat di Semarang saat ini sudah tidak ada yang berdagang jajanan-jajanan tersebut, zaman sekarang masyarakatnya lebih memilih jajanan seperti bakpao, risoles, kebab, kue pukis dan lain sebagainya. padahal cara membikin jajanan tradisional seperti gemblong kocar kacir, gemblong tekek, klepon, ungweh, blendung lebih mudah dibandingkan dengan jajanan bakpao, risoles, kebab, kue pukis.

Makanannya pun juga telah bergeser ke makanan cepat saji, seperti hamburger, pizza, spageti, steak ayam, steak sapi, salad dan lain sebagainya, tempat yang menjual makanan cepat saji tersebut di desain semenarik mungkin oleh para kapitalis, agar para masyarakat Jawa lebih memilih datang ke restoran dibanding dengan datang ke warung makan sederhana. Di masyarakat Semarang sudah tidak ada lagi nasi jagung, padahal nasi jagung mengandung banyak nutrisi dan bisa untuk program diet. Tetapi masyarakat Jawa saat ini sudah jarang yang mengkonsumsi nasi jagung. Di tepi-tepi jalan sekitar rumah saya sudah banyak orang yang berjualan seperti bakso, mie ayam, gado-gado yang semulanya berasal dari negara luar, lalu masyarakat Jawa mengadopsinya di Indonesia. Bukan hanya makanannya saja yang mengalami pergesaran minumannya pun ikut terbawa oleh arus globalisasi.

Minuman zaman dahulu masyarakat Semarang pada umumnya yaitu air putih dan teh saja. Pada masyarakat Semarang saat ini sudah banyak sekali minuman-minuman yang muncul seperti susu sapi, cappuccino cincau, ice cream, yogurt, kopi dan lain sebagainya, itu semua muncul karena adanya globalisasi para kapitalis berpeluang untuk menambah kekayaan mereka, tetapi masyarakat Jawa tidak mengetahuinya dan cenderung ingin membeli barang-barang dari luar negeri tersebut.

  1. Model Pakaian

Masyarakat di Semarang ini mengalami perubahan dalam model berpakaian, masuknya negara barat dan timur tengah berpengaruh dalam model berpakaian masyarakat Jawa, dulu masyarakat di Semarang hanya memakai kaos polos biasa dan kebaya biasa untuk nenek-nenek. Seiring perkembangan zaman masyarakat di Semarang sudah memakai seperti gamis, kemeja, sweeter, tidak ketinggalan juga celana jeans yang sangat di gemari mulai dari anak-anak hingga dewasa. Bahan baku benangnya pun dikirim dari negara luar, Indonesia hanya menjahit saja. Fashion dari luar negeri sangat berkembang luas ke masyarakat Indonesia terutama pada masyarakat Jawa, para remaja sangat menyukai gaya fashion ala-ala korea, tidak heran jika remaja sekarang ini sering memakai kemeja dengan bawahan jeans.

Kini masyarakat di Semarang mulai melupakan pakaian tradisionalnya sendiri, para remaja sekarang memakai kebaya hanya pada saat acara-acara tertentu saja, seperti acara pernikahan dan acara perpisahan kelas. Mereka lebih tertarik memakai pakaian model dari negara-negara asing.

  1. Model Rambut

Zaman dahulu rambut masyarakat di Semarang hanya diurai saja, perempuan di Semarang  kebanyakan berambut panjang. Dan bagi para laki-lakinya model rambut yang digunakan yaitu model rambut biasa, hanya memotong pada rambut yang sudah panjang saja. Tetapi masyarakat Semarang sekarang ini sudah jarang sekali perempuan yang berambut hitam, perempuan di Semarang sekarang ini lebih mempercantik rambutnya dengan mewarnai rambut mereka seperti warna coklat, kuning, biru, hingga merah. Bukan hanya di warnai saja tetapi perempuan di Semarang saat ini juga memiliki model rambut yang sangat terkenal di kalangan remaja yaitu model rambut kriting gantung, model rambut ini tidak hanya disukai oleh remaja saja tetapi disukai oleh para ibu-ibu. Model rambut kriting gantung hanya kriting di bagian bawahnya saja.

Bagi para laki-laki model rambut yang di gemari oleh para remaja  saat ini yaitu model Mohak, banyak sekali model rambut Mohak yang berkembang saat ini, Model ini muncul karena adanya film-film barat yang masuk ke Indonesia sehingga masyarakat Indonesia yang menonton film barat tersebut tidak segan-segan untuk meniru gaya rambut tersebut. Bukan hanya para remaja masa kini saja yang menyukai model mohak, bapak-bapak sekarang ini juga mulai menyukai potongan model mohak.

  1. Bangunan rumah

Model rumah masyarakat Kota Semarang pada umumnya dulu berbentuk joglo. Sekarang rumah zaman dahulu sudah mulai hampir punah, dan hampir tidak ada yang melestarikannya, padahal rumah zaman dahulu memiliki cerita sejarah panjang dan memiliki kegunaan tersendiri.

Dinding rumah zaman dahulu menggunakan dinding yang bahannya dari kayujati yang sudah dirapikan, di plitur, di rancang dengan gaya yang cukup menarik. Genting rumah zaman dahulu lebih rumit dan lebih menarik. Teras rumah zaman dahulu juga sangat luas, terdapat kursi dan meja untuk bersantai di depan rumah, jadi kita satu keluarga bisa saling mengobrol dan bersantai di area teras rumah.

Halaman rumah zaman dahulu memiliki halaman yang cukup luas biasanya ditanami seperi pohon mangga dan pohon jambu, halaman tersebut juga bisa untuk bermain oleh anak-anak.

Namun masyarakat Semarang saat ini sudah tidak mendesain rumahnya dengan model joglo lagi, masyarakat Semarang saat ini membangun rumahnya dengan gaya minimalis, ciri khas dari rumah minimalis yaitu wajib ada motif garis,  Pada sebuah rumah minimalis, motif garis selalu menjadi ciri khas sehingga akan selalu ada garis terutama pada bagian dindingnya. Bahkan pada furniture dan berbagai aksesoris lainnya, motif garis menjadi utama sehingga kesan minimalis akan sangat terasa. Motif garis memiliki arti berbeda, motif garis horizontal menekankan kesan yang tenang dan lembut, sedangkan garis vertikal memberikan kesan yang lebih solid dan lebih tegas. Di depan rumah minimalis tidak terdapat halaman yang luas, berbeda dengan rumah zaman dahulu.

  1. Permainan-permainan

Seiring dengan berjalannya waktu kini permainan tradisional sudah tidak dimainkan lagi oleh masyarakat kota Semarang, permainan dulu yang sering kita mainkan sudah mulai terlupakan. Permainan-permaianan zaman dahulu seperti :

  1. Petak umpet

Permaianan ini dimainkan minimal 2 orang tetapi jika semakin banyak orang makan akan semakin seru.

  1. Benteng

Permainan ini dimainkan oleh dua grup, masing-masing grup trdiri dari 4-8 orang, masing-masing grup memilih tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang atau pilar sebagai benteng.

  1. Egrang

Egrang adalah tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Agar dapat berjalan egrang dilengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk dikaitkan ke kaki agar bisa berjalan.

  1. Kelereng

Kelereng yaitu bola kecil yang terbuat dari kaca, ukuran kelereng bermacam-macam tetapi pada umumnya berukuran 1,25 cm dari ujung ke ujung.

  1. Lompat tali

Permainan ini pada umumnya di mainkan oleh anak perempuan, tetapi tidak sedikit anak laki-laki yang ikut bermain.

  1. Engklek

Engklek merupakan permaianan tradisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar yang di gambar di atas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke kotak berikutnya.

  1. Congklak

Congklak adalah permainan yang biasanya menggunakan sejenis cangkang kerang sebagai biji congklak dan apabila tidak ada kadang kala digunakan biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.

  1. Gangsing

Gasing yaitu permainan yang biasanya memakai biji kelapa yang masih kecil dan dikaitkan dengan karet, gangsing bisa berputar jika karet tersebut di lilitkan lalu di lepaskan.

  1. Layangan

Layangan terbuat dari bahan tipis berkerangka yang di terbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang, layang-layang membutuhkan angin untuk dapat melayang.

Namun permainan-permainan tradisional tersebut tergeser dengan munculnya permainan modern. Masyarakat di lingkunganku saat ini sudah tidak melestarikan permainan zaman dahulu, mereka lebih suka dengan permainan online yang biasa disebut dengan game online. Anak-anak sekarang lebih suka menghabiskan waktunya di warnet, mereka lebih asyik dengan game onlinenya sehingga tidak heran jika mereka lupa waktu untuk makan dan istirahat. Kadang para Ibu agar anak-anaknya tidak brisik dan rewel saat di dalam rumah, seorang ibu memberikan handphonenya dan diajarkan permainan seperti angry birds, masak-masakan lewat permainan online. Sehingga permainan-permainan masyarakat Tegal zaman dahulu mulai luntur.

  1. Alat transportasi

Zaman dahulu masyarakat di Kota Semarang pada umumnya pergi dengan menggunakan delman, selain sepeda onthel, alat transportasi jarak jauh pada zaman dahulu di lingkungan tempat tinggal saya yaitu menggunakan delman, transportasi ini menggunakan kuda sebagai penggeraknya, yang dibelakangnya terdapat gerobak untuk tempat duduknya pak kusir ( orang yang mengendarai delman ) dan penumpang. Delman di Kota Semarang sangat sedikit jumlahnya, masyarakat Semarang lebih suka memakai mobil angkutan dan ojeg sebagai alasan dengan memakai mobil angkutan dan ojeg mereka dapat lebih cepat sampai ke tempat tujuan. Tidak heran juga jika masyarakat Tegal sekarang ini sudah memiliki kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor. Sehingga delman-delman tadi sudah berkurang jumlahnya.

  1. Bahasa

Pada zaman dahulu masyarakat Kota Semarang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa jawa, apabila ada anak yang ingin berkomunikasi dengan bapak ibunya maka anak tersebut menggunakan krama alus, dan apabila seseorang berbicara dengan sebayanya maka orang tersebut menggunakan ngoko lugu, tetapi masyarakat Kota Semarang saat ini kebanyakan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, bahkan ada masyarakat Semarang yang tidak bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa krama.

  1. Kesenian

Dulu masyarakat Semarang sangat menguri-uri kesenian seperti…… tetapi seiring dengan perkembangan zaman kesenian-kesenian yang ada di Semarang mulai luntur, satu-satunya kesenian yang masih ada yaitu hanya wayang kulit saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: