Modernisasi Pada Masyarakat Jawa

Hallo teman-teman semua kali ini saya akan membagikan materi mengenai Modernisasi Pada Masyarakat Jawa, materi ini merupakan tugas kuliah dari mata kuliah Struktur Masyarakat Jawa, pada semester 2 yang lalu, berikut penjelasannya:

Menurut Everet Roger Modernisasi adalah proses dengan nama individu berubah dari cara hidup tradisional menuju gaya hidup yang lebih kompleks dan maju secara teologis serta cepat berubah. Dengan adanya pembangunan-pembangunan menandakan adanya modernisasi di suatu daerah, sehingga daerah tersebut dapat berkembang dari yang dulunya primitive ke tahapan yang lebih maju hingga sampai modern, serta membuat masyarakat memiliki bentuk dan struktur yang serupa. Salah satu bentuk modernisasi pembangunan yaitu adanya pembangunan Bandara. Di mana untuk melaksanakan proyek ini di butuhkan areal yang sangat luas. Sehingga lahan pertanian maupun perkebunan yang luas menjadi sasaran dalam pembangunan Bandara tersebut.
Makna modernisasi paling khusus hanya mengacu pada masyarakat terbelakang atau tertinggal dan melukiskan upaya mereka untuk mengejar ketertinggalan dari masyarakat paling maju. Dengan kata lain modernisasi melukiskan gerakan dari pinggiran menuju inti masyarakat modern. Konsep modernisasi dalam arti khusus yang disepakati teoritisi modernisasi di tahun 1950-an dan tahun 1960-an, di definisikan dalam tiga cara : historis, relative dan analisis. Menurut definisi historis, modernisasi sama dengan Westernisasi atau Amerikanisasi.

Menurut pengertian relative modernisasi berarti upaya yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap modern baik oleh rakyat banyak maupun elite penguasa. Sedangkan menurut pengertian analisis lebih khusus dari pada kedua definisi di atas yaitu melukiskan dimensi masyarakat modern dengan maksud untuk ditanamkan dalam masyarakat tradisional maupun masyarakat pra-modern.
Semua manusia menyadari bahwa kita hidup dan bekerja dalam suatu lingkungan untuk mengalami perubahan dan perkembangan yang mengakibatkan perubahan di dalam semua bidang secara tidak langsung dan langsung. Seperti adanya pembangunan infrastruktur yang mengakibatkan perubahan dalam meningkatkan taraf hidup, mengubah sikap, nilai-nilai yang selama ini dianut oleh masyarakat. Menurut Bruce A Chadwik perubahan sosial terjadi dalam suatu masyarakat yang dapat menimbulkan dua dampak yaitu dampak positive dan dampak negative. Dampak positive biasanya di terima oleh masyarakat dan dampak negative biasanya ditolak oleh masyarakat yang mengalaminya. Terjadinya perubahan sosial merupakan gejala yang wajar dalam kehidupan masyarakat.
Teoretisi mendefinisikan atau menganggap perubahan sosial masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Berkaitan dengan jumlah populasi dari suatu unit sosial seperti perubahan proporsi dalam golongan masyarakat
2. Tingkat penilaian penduduk dalam jangka waktu tertentu seperti perubahan dalam angka kriminalitas
3. Struktur sosial dan pola-pola interaksi individu, seperti perubahan dalam hubungan antara penguasa dengan kesatuan sosial
4. Pola-pola kebudayaan, seperti perubahan nilai-nilai
Perubahan sosial juga berkaitan pada pergeseran jenis pekerjaan yang diakibatkan oleh pengaruh kebudayaan baru sehingga masyarakat terdorong untuk berubah. Seperti contohnya pembangunan Bandara yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam segala sektor salah satunya adalah jenis pekerjaan.
Modernisasi mengubah cara hidup tradisional menjadi masyarakat kompleks dan modern menyebabkan banyaknya lahan pertanian berubah menjadi pabrik-pabrik dan pembangunan infrastruktur yang lebih mengutamakan teknologi mesin dibanding tenaga manusia. hal tersebut dapat menyebabkan Petani yang tidak lagi bertani, serta menyebabkan Petani yang kehilangan pekerjaan karena kehilangan lahan pertanian serta tidak memiliki keahlian yang cukup.
Dove dalam penelitiannya membagi dampak modernisasi menjadi empat aspek yaitu ideologi, ekonomi, ekologi, dan hubungan sosial. Aspek ideologi sebagai kegagalan modernisasi mengambil contoh di daerah Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah. Penelitian Dove menunjukkan bahwa modernisasi yang terjadi pada Suku Wana telah mengakibatkan tergusurnya agama lokal yang telah mereka anut sejak lama dan digantikan oleh agama baru.
Sajogyo membahas proses modernisasi di Jawa yang menyebabkan perubahan budaya Masyarakat. Masyarakat Jawa dengan tipe ekologi sawah selama ini dikenal dengan budaya padi menjadi budaya tebu. Perubahan budaya ini menyebabkan perubahan pola pembagian kerja pria dan wanita. Munculnya konsep sewa lahan serta batas kepemilikkan lahan minimal yang identik dengan kemiskinan menjadi berubah. Pola perkebunan tebu yang membutuhkan modal lebih besar dibandingkan padi menyebabkan Petani menjadi tidak merdeka dalam mengusahakan lahannya. Pola hubungan antara Petani dan Pabrik gula cenderung lebih menggambarkan eksploitasi Petani sehingga semakin memarjinalkan Petani.

Sumber : jurnal.usu.ac.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: