• Monday, November 20th, 2017

Sarana Menuju Ke Surga (3)

Oleh Agung Kuswantoro

 

Setelah Nabi Muhammad SAW bertanya mengenai amalan yang bisa menyebabkan masuk surga dan terhindar dari api neraka. Kemudian, Nabi Muhammad menanyakan kepada Mu’adz yaitu “Maukah, Engkau (Mu’adz), beritahu tentang pintu-pintu surga?” Mu’adz menjawab: “Ya, Rasul mengatakan: “Pintu-pintu surga itu adalah (1) puasa, (2) sedekah, dan (3) sholatul lail. Rosul menjelaskan, bahwa puasa adalah benteng, sedekah itu akan menghapus (mematikan) kesalahan, sebagaimana air mematikan api. Saat Nabi Muhammad SAW mengatakan sholatul lail, kemudian Nabi Muhammad membaca ayat yang ada di surat Assajadah (tataja fa junubuhum ‘anil madho ji’i).

 

Hal ini menunjukkan ada kaitan sholatul lail dengan ayat tersebut. Menurut saya, hadist ini banyak menunjukkan “gerak-gerik” Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikannya. Nabi Muhammad SAW sangat aktif berkomunikasi dengan Mu’adz, bahkan gesture (gerakan) Nabi Muhammad sangat terlihat dalam percakapan dengan Mu’adz, sebagaimana tadi, yaitu Nabi Muhammad SAW langsung membaca ayat tataja fa junubuhum ‘anil madhoji’i dan seterusnya. Nabi Muhammad SWA menuntun kepada seseorang untuk beramal menuju surga. Adapun amalan tersebut yaitu (1) menyembah Allah dan tidak menyekutukannya, (2) mendirikan sholat, (3) membayar zakat, (4) puasa di bulan Ramadhan, dan (5) naik haji, jika mampu.

 

Lalu, hadist ini memaparkan tentang pintu surga. Adapun pintu-pintu surga yaitu puasa, sedekah, dan sholat malam. Setelah menjelaskan pintu-pintu surga, Nabi Muhammad SAW menjelaskan tentang pokok perkara, tiang, dan puncaknya. Nabi Muhammad SAW menjawabnya, Islam, sholat, dan jihad. Setelah itu, perbuatan yang bisa mengantarkan ketiga perkara adalah menjaga lisan. Bisa dikatakan inti dari hadist ini adalah menjaga lisan.

 

Sisi lain dari hadist ini yaitu Nabi Muhammad SAW sangat dekat dengan Mu’adz hingga bertanya berkali-kali. Hadis ini tidak semata-mata diucapkan dengan lisan, tetapi juga perbuatan. Buktinya saat mengatakan “jagalah ini”. Nabi Muhammad SAW mengarahkan jarinya ke mulutnya. Sehingga Mu’adz pun menjadi paham akan yang dimaksudkannya. Selesai.

 

 

 

Semarang, 20 November 2017

 

 

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply