• Tuesday, May 15th, 2018
Catatan Menuju Ramadhan
Oleh Agung Kuswantoro
 
Doa setelah subuh yang saya ucapkan bersama jamaah adalah “Ya Allah, panjangkan umur kami hingga selesai akhir bulan Rajab, dan Sya’ban. Sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan. Kemudian, materi tentang puasa. Materi ini, saya mulai sejak akhir bulan Rajab hingga Sya’ban. Tak terasa, bulan Sya’ban akan habis. Berikut catatan-catatan kajian selama ini:
1. Puasa itu wajib. Puasa yang wajib, bukan tarawih. Puasa umat Nabi Muhammad berbeda dengan umat Nabi sebelumnya. Berbeda pula dengan ajaran agama lainnya.
 
2. Syarat puasa meliputi Islam, baligh, berakal, dan mampu. Islam itu sebagai syarat, tetapi Alqur’an mengundang/menyapa orang beriman.
Jadi, Islam sebagai syarat, harus ditingkatkan menjadi Iman. Balig juga sebagai syarat puasa. Anak-anak puasa hingga dhuhur itu bukan puasa sebagaimana yang diajarkan dalam fiqih. Namun, sebagai pembelajaran itu tidak masalah. Latihan puasa, namanya.
 
3. Sunah puasa salah satunya menjaga lisan. Hati-hati puasa kita, jangan sampai mendapatkan haus dan lapar, karena tidak bisa menjaga lisan. Jika tidak bisa menjaga lisan, lakukanlah tadarus Alqur’an, zikir, sholat sunah, dan amalan baik lainnya. Jika tidak mampu melakukan amalan baik, diamlah.
 
4. Hakikat puasa adalah menahan. Menahan apa pun. Nafsu termasuk. Untuk siapa? Untuk orang kaya, miskin, pejawab, orang biasa, dan umat Islam. Apa pun “godaannya” harus ditahan.
 
5. Hukum sahur diakhir waktu itu sunah. Namun, fiqih mengatakan tidak cukup hanya saur diakhir waktu. Ada amalan sunah lainnya, seperti sholatul lail/tahajud, tadarus, sholat qobla subuh, dan subuh. Itulah rangkaian di akhir waktu. Jadi, setelah sahur jangan tidur.
 
6. Pandai menempatkan hukum. Sekali lagi, puasa yang wajib, ibadah pendukungnya sunah. Misal, rajin tarawih, tapi tidak puasa. Itu salah. Seharusnya puasa itu harus dilakukan tetapi tarawih bisa dilakukan kapan saja di malam bulan Ramadan. Misal, ada perawat yang bertugas dan ia pulang malam. Maka, tarawih bisa dilakukan di rumah. Tetapi, paginya, ia tetap berpuasa.
 
7. Memantaskanlah agar kita bisa masuk ke bulan Ramadhan. Jadikanlah diri Anda yang “anggun”. Karena, ada orang yang diperpanjangkan umur bisa memasuki bulan Ramadhan, tetapi ia ”cuek” terhadap bulan tersebut. puasa hanya dapat nahan lapar dan haus. Ada Alqur’an tetapi tidak dibaca/tadarus. Ada masjid, tetapi tidak sholat jamaah. Itu namanya belum memantaskan. Oleh karenanya, sejak sekarang kita memantaskan menjadi pribadi yang layak masuk bulan Ramadhan.
 
Itu beberapa catatan sebelum Ramadhan. Besok kita lanjutkan lagi di kajian subuh di masjid Nurul Iman.
 
Semarang, 14 Mei 2018
Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply