• Saturday, November 03rd, 2018

SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW VERSI KITAB ALBARZANJI

 

ALBARZANJI (1)

Oleh: Agung Kuswantoro

 

Dua pekan lagi, kita memasuki bukan Robiul Awal (Maulud). Ada kebiasaan yang bagus masyarakat kita yaitu membaca kitab Albarzanji. Bahkan, kitab ini tidak hanya dibaca pada bulan Maulud saja. Tetapi di luar bulan itu. Tidak cukup dibaca sebulan sekali. Tetapi juga, seminggu dua kali. Misal, hari Ahad malam (malam Senin) dan Kamis malam (malam Jum’at).

 

Ada beberapa alasan mengapa kitab itu dibaca pada hari Ahad malam dan Kamis malam. Pada Ahad malam dipercaya bahwa pada Senin, Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Sehingga, kita dianjurkan untuk membaca sholawat Nabi. Untuk mendapatkan keberkahan di malam kelahirannya.

 

Kemudian, pada Kamis malam dipercaya, bahwa pada hari besok (setelah Kamis), ada hari yang paling bagus yaitu hari Jum’at. Pada Kamis malamnya, kita dianjurkan untuk banyak baca sholawat Nabi. Waallahu’alam.

 

 

Semarang, 29 Oktober 2018

 

 

ALBARZANJI (2)

Oleh: Agung Kuswantoro

 

Albarzanji adalah sebuah kitab/buku berisikan puji-pujian dan doa, serta cerita tentang Nabi Muhammad SAW. Kandungan berisikan silsilah keturunannya. Masa kanak-kanan, remaja, dewasa, hingga diangkat menjadi Rasul.

 

Penulis kitab tersebut adalah Syekh Ja’far Albarzanji Bin Hasan Bin Abdul Karim. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat yaitu Barzinj, di Kudistan. Judul asli dari kitab tersebut yaitu “Iqd al-Jawahir”, yang bermakna kalung permata. Tujuannya agar meningkatkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW, sebgaai contoh teladan manusia.

 

Bersambung…

 

Semarang, 29 Oktober 2018

 

 

Albarzanji (3): Nasab Nabi Muhammad SAW

Oleh: Agung Kuswantoro

 

Nabi Muhammad SAW, bapaknya bernama Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyim Abdi Manaf bin Qushoyyi. Ia berasal dari suku Quraisy. Silsilah keturunan sangat panjang dan mulia. Karena Allah sudah “menatanya”, bahwa yang dilahirkan adalah makhluk yang mulia, sehingga Imam Ja’far memujinya dengan siir “nasabun tahsibul ‘ulaa bihulahu, qolladatha nujumahal jauzau”. “habbadza iqdu sudadin wafakhoiri; anta fihil yatimatul asmau”.

 

Adapun artinya, Nasab Nabi termasuk nasab termulia, bagaikan sekumpulan bintang jauzak. Terbaiklah nasabmu, bagaikan untaian yang indah megah; padanya bagaikan leher dan mutiara yang sangat berharga.

 

Siir itulah yang pertama dalam kitab Albarzanji. Atau, Siir kedua setelah ya robbi solli ‘ala Muhammad.

 

Semarang, 31 Oktober 2018

 

 

Albarzanji (4): Nasab Nabi Muhammad

Oleh: Agung Kuswantoro

 

Dalam keterangan kitab Aqidatul Awwam, ada Siir, “Abuhu Abdullahi Abdul Mutholib, Wahasyim Abdul Manafi yan tasibu. Wa ummuhu Aminatuz Zuhriyyah, ardho’tuhu Halimatus Sa’diyah.

 

Adapun maksud dalam Siir tersebut yaitu Bapak Nabi Muhammad yaitu Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Sedangkan ibunya, bernama Aminah binti wahab binti Abdi Manaf binti Zuhroh bin Kilab, yang menyusui adalah Halimatus Sa’diyah.

 

Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa “Kilab” ternyata satu pertemuan diantara Nasab Abdullah dan Aminah. Dari Nabi Ismail AS. Dimana, bapak Nabi Ismail AS adalah Nabi Ibrahim AS. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Nabi Ibrohim AS adalah Bapak para Nabi/Abul Anbiya. Termasuk Nabi Muhammad SAW berasal dari keturuan Nabi Ibrohim AS. Waallahu’alam.

 

Semarang, 31 Oktober 2018

 

 

Albarzanji (5): Orang Tua Nabi Muhammad SAW Itu “Suci”

Oleh: Agung Kuswantoro

 

Nasab Nabi Muhammad SAW telah dimuliakan dan dijaga dari kemaksiatan, termasuk perzinaan – baik dari sisi Bapak dan Ibu.

 

“Benih harus baik, untuk menghasilkan sebuah buah yang berkualitas”, termasuk pohonnya”. Pohon sebagai simbol nasab, buah sebagai simbol hasil, dan benih adalah keturunannya.

 

Artinya, Nabi Muhammad SAW memiliki keturunan yang “bersih” dari maksiat. Tidak cacat dari segi “kotoran hati”, baik orang tua (Bapak dan ibunya). Sebagaimana digambarkan Siir berikut, “Khafidol ulahu karomatallimuhammadin; amba ahul amjada shaunan lil mihi. Tarokusshifa kha falam yu sib hun ‘aruhu; min adamin wa ila abihi wa ummihi”.

 

Artinya, Tuhan telah memelihara kemuliaan Nabi Muhammad SAW, terhadap bapak-bapaknya yang mulia, demi memelihara namanya. Mereka tinggalkan perzinaan, maka tak tertimpa celakanya. Semenjak Nabi Adam sampai kepada ayah bundanya.

 

Siir tersebut merupakan siir kedua dari Albarzanji yang berisikan kesucian dan kemuliaan dari Bapak dan Ibu Nabi Muhammad SAW. Kesucian yang dimaksud adalah perbuatan zina. Orang tua Nabi Muhammad SAW itu bersih dari kemaksiatan. Waallahu’alam.

 

Semarang, 3 November 2018

 

 

Albarzanji (6): “Nur” Kenabian

Oleh: Agung Kuswantoro

 

Saat Allah menghendaki untuk menciptakan Nabi Muhamad SAW, Allah menciptakan bentuk (rupa) yang bagus dan memindahkan “nur” kenabiannya ke rahim Aminah.

 

Aminah terpilih menjadi Ibu yang suci. Lalu, diserukan kepada penjaga langit dan bumi mengenai “nur” kenabian yang telah dikandung Aminah.

 

Responnya pun bermacam-macam dari penghuni alam. Bumi yang tadinya gersang, tumbuhlah tanaman yang subur. Buah-buahan segera masak. Binatang melata yang dipelihara oleh suku Quraisy bercerita mengenai kandungan yang ada dalam rahim Aminah.

 

Itu respon yang menggembirakan. Ada pula respon yang menyedihkan, bagi para penyembah berhala. Apa itu?

 

Singgasana dan berhala-berhala milik orang Quraisy itu hancur/runtuh. Ahli sihir mendapatkan bencana. Dan, pendeta Nasrani bergetar hati (ketakutan) karena adanya “nur” kenabian.

 

Ketika Aminah tertidur, ia bermimpi bahwa kelak jika anak yang lahir dinamai dengan nama Muhammad.

 

Mengapa dinamai Muhammad? Karena segala penghuni dari penjuru langit, bumi, jin, hewan, tumbuhan, dan penghuni alam semesta itu memuji terhadap kesucian Muhammad, sehingga pujian itulah, dinamai Muhammad. Waallahu’alam.

 

Semarang, 3 November 2018

 

 

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply