“Saling Membahu dan Menjaga Kerukunan Melalui Tradisi Rewang di Desa”

Kehidupan di desa dikenal dengan kehidupan yang nyaman, rukun dan tentram. Masyarakat desa juga dikenal dengan masyarakatnya yang sederhana, tradisional, serta jauh dari materialistis dan individualis. Dimana masyarakatnya masih memegang tradisi-tradisi yang ada yang berupa nila-nilai budaya, norma-norma, dan aturan-aturan yang saling berkaitan, sehingga membentuk sistem budaya yang dari suatu kebudayaan yang mengatur kehidupan sosial masyarakat.

Di masyarakat jawa terdapat berbagai tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini salah satunya tradisi rewang yang masih banyak kita jumpai di masyarakat jawa terutama di desa. Rewang yang dalam bahasa jawa ini berarti pembantu, tetapi dalam konteks sebuah hajatan besar seperti pernikahan, rewang memiliki makna dan fungsi lain dari hanya sekedar membantu. Rewang juga memiliki fungsi tersendiri bagi masyarakat desa meskipun tanpa mereka sadari secara langsung..

  1. Makna Rewang dalam Masyarakat Jawa

Rewang yang dalam bahasa jawa berarti pembantu. Namun dalam hal ini rewang merupakan aktivitas masyarakat yang saling membantu satu sama lain ketika memiliki hajat seperti pernikahan, sunatan, dll. dengan cara membantu memasak makanan di dapur bagi kaum perempuan dan membantu mendirikan tenda serta menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk hajatan bagi kaum laki-laki.

Rewang merupakan salah satu bentuk kekerabatan antarmasyarakat untuk menjaga kerukunan satu sama lain. Tradisi rewang menjadi momen kesadaran sosial dari diri sendiri untuk meringankan beban orang lain, untuk bersosialisai, dan menjaga hubungan komunikasi antarmasyarakat. Tradisi rewang ini dilakukan dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan dari pemilik hajat karena suatu saat mereka percaya bahwa kebaikan yang mereka lakukan akan mendapat berkah atau balasan.

Pada umumnya sebelum hajatan dimulai, pemilik hajat datang meminta bantuan pada salah seorang yang dipercaya untuk memberitahukan satu sama lain. Sehingga pada waktu hajatan mereka datang untuk membantu sebagai rewang.

Tradisi rewang tidak hanya dilakukan dalam bentuk tenaga namun bisa dalam bentuk sembako yang sekiranya dibutuhkan dalam proses hajatan. Karena tidak semua tetangga akan membantu memasak di dapur sehingga mereka membantu dalam bentuk sumbangan yang berupa sembako.

Meski pada awalnya rewang dilakukan dengan sukarela, namun saat ini masyarakat tidak sedikit yang lebih memilih menggunakan jasa katering yang tentunya memiliki biaya yang cukup mahal. Hal ini karena adanya prestis yang membuat agar statusnya dalam masyarkat diakui dengan melihat kemewahan yang disajikan oleh pihak katering.

  1. Fungsi Rewang

Fungsi rewang selain memiliki makna yang mendalam, rewang juga memiliki berbagai macam fungsi yang salah satunya untuk menjaga kerukunan antarmasyarakat karena dalam tradisi rewang terdapat aktivitas yang mengharuskan masyarakat saling bersosialisasi dan berkomunikasi satu sama lain yang secara tidak langsung menumbuhkan kerukunan satu sama lain. Sesuai dengan prinsip kerukunan masyarakat jawa yang bertujuan uantuk mempertahankan masyarkat dalam keadaan yang harmonis.

Ditinjau dari segi ekonomi, fungsi rewang ini membantu meringankan pemilik hajat dalam biaya dan tenaga karena mendapatkan bantuan dari kerabat dan tetangga sekitar. Pemilik hajat terbantu dengan sumbangan-sumbangan yang diberikan oleh kerabat dan tetangga yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan masakan untuk sajian dalam hajatan serta tenaga memasak yang berasal dari kesukarelaan kerabat dan tetangga yang memiliki kesadaran sosial akan kebutuhan pemilik hajat. Selain itu, dengan adanya saling membantu satu sama lain ketika memiliki hajat seperti membantu dalam bentuk sumbangan, akan memiliki timbal balik yang benar-benar terjadi dalam masyarakat desa. Sehingga masyarakat yang sering membantu orang yang yang memiliki hajat tentu saja ketika orang tersebut memiliki hajat tidak ambil pusing meskipun ingin membuat sebuah hajatan besar karena seperti sudah menaruh sebagian biaya disana-sini yang kelak akan meringankan biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan hajat tersebut.

Dalam segi sosial, Kegiatan saling membantu pada saat adanya acara pesta pernikahan dalam suatu masyarakat dapat menjadi modal sosial bagi individu untuk melanjutkan hubungan sosial selanjutnya. Nilai sosial berfungsi dalam hal untuk mengatur serta menjadi pedoman dalam menentukan aturan serta hukum yang berlaku dimasyarakat menjadi panduan untuk dasar hukum dan penegakan segala hal didalam masyarakat.

Fungsi rewang yang lain tentu saja membantu masyarakat dalam melestarikan tradisi rewang itu sendiri karena merupakan salah satu kebudayaan yang ada dalam masyarakat jawa. Dimana kebudayaan diperlakukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya. Kebudayaa mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan. Budaya saling membantu atau gotong royoang adalah bagian dari kehidupan berkelompok masyarakat Indonesia dan merupan warisan budaya bangsa. Untuk itu melalui tradisi rewang kita dapat melestarika salah satu warisan budaya terutama dalam masyarakat jawa. Apalagi ditengah arus modernisasi seperti ini dimana masyarakat yang akan melakukan hajatan seperti pesta pernikahan lebih memilih menyewa katering untuk menyajikan masakan bagi tamu yang hadir, terutama di masyarakat kota yang tradisi rewangnya sudah luntur bahkan mungkin sudah tidak ada meskipun tidak jarang ditemui di desa juga sudah mengenal penggunaan katering yang tentu saja akan mengurangi kerukunan masyarakat karena tidak terdapat sarana bagi masyarakat untuk bersosialisasi dan berkomunikasi satu sama lain.

Tradisi rewang yang dalam bahasa jawa berarti pembantu ternyata memiliki makna yang lebih mendalam dimana terdapat hubungan timbal balik dalam membantu satu sama lain, mulai dari tenaga maupun materi. Tradisi rewang dipandang dapat meringankan beban biaya yang dipikul masyarakat ketika mengadakan sebuah hajatan seperti acara pesta pernikahan karena mendapat bantuan dari kerabat dan tetangga. Selain itu adanya tradisi rewang ini berfungsi untuk menjaga kerukunan masyarakat karena adanya sosialisasi dan komunikasi antarmasyarakat. Dari segi budaya juga dipandang dapat menjadi sarana untuk menjaga dan melestarikan budaya warisan bangsa sehingga tidak hilang ditengan era modern dan serba prktis ini.

Sebagai masyarakat jawa yang sudah mengerti akan makna yang terkandung dalam tradisi rewang tentu saja kita patut menjaga dan melestarika budaya bangsa ini agar tidak hilang ditelan zaman yang serba praktis dan modern ini. Sehingga melalui tradisi rewang ini kita dapat menjaga keharmonisan masyarakat desa dengan prinsip kerukunan masyarakat jawa.

 

Daftar Pustaka

 

About Muhammad Agus Massholeh

Sosiologi & Antropologi Unnes 2013 | FB: Muhammad Agus M | Twitter/IG: @agusgmxm |Menjadi Diri Diri Sendiri dengan Selalu Belajar Dari Orang lain.
This entry was posted in Antropologi dan Budaya. Bookmark the permalink.

2 Responses to “Saling Membahu dan Menjaga Kerukunan Melalui Tradisi Rewang di Desa”

  1. Artikelnya memberi wawasan baru untuk saya dan untuk saran merata kanan kiri tulisannya ya, terimakasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: