Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman jumlah suku, ras, dan kelompok masyarakat yang sangat besar, membuat Indonesia menjadi negara dengan keunikan yang tiada pernah akhir. Berbagai elemen pluralitas, Indonesia menjadi tempat yang sangat baik bagi tumbuhnya nilai-nilai toleransi. Dengan adanya keberagaman bahasa, suku, ras, agama, dan kelompok lainnya, ada konsekuensi tersendiri bagi utuhnya persatuan dan kesatuan bangsa yang besar ini. Perbedaan kadangkala menjadi bibit kesalahpahaman yang rawan menimbulkan konflik. Perbedaan tersebut salah satunya adalah perbedaan dalam penggunaan bahasa. Untuk menghindari berbagai kesalahpahaman antar kelompok masyarakat, disepakatilah Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang sah dan resmi sekaligus uniersal yang berlaku bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Mengenai perbedaan serta keragaman bahasa, dibawah ini akan saya coba paparkan mengenai pemetaan budaya.

  1. Pemetaan Budaya

Budaya yang ada di Indonesia dipetakan sesuai dengan daerahnya masing – masing. Misalnya logat bahasa jawa dari Indramayu, yang merupakan bahasa jawa yang telah mendapat pengaruh bahasa sunda atau logat bahasa Sunda dari Banten atau logat bahasa Cirebon dan logat bahasa Sunda Cirebon. Selain itu, bahasa ngapak juga terdapat di daerah Jawa Tengah yaitu bahasa ngapak Tegal dan Banyumas berbeda bahasa. Bahasa ngapak Tegal seperti : nyong (aku), kowen (kamu), ader (masa), laka-laka (tidak ada tandingannya), tuli (terus), pimen (bagaimana), pan (akan) dan sebagainya. Sedangkan bahasa ngapak Banyumasan seperti: inyong (aku), ko (kamu), teyeng (bisa), di akhir kata tanya menggunakan kata mbok (kan), madang (makan), ngelih (lapar), kepriwe (bagaimana) dan sebagainya.