• Friday, November 06th, 2015

Antroplogi Terapan Versus Antropologi Murni

Menurut apa yang telah saya baca terkait pada teks di atas, sebenarnya yang menjadi grand design dan penggambarannya adalah mengenai perkembangan tentang Antropologi iu sendiri. Mulai dari aspek siapa objek yang sebenarnya dikaji dan diteliti dalam bidang ilmu antropologi, kemudian segala perilaku yang dilakukan oleh manusia, selain itu juga kebudayaan dalam antropologi dianggap sebagai sesuatu hal yang selalu berkembang dan berubah-ubah, serta mengarah pada bagaimana konsep penerapan ilmu antropologi di tengah-tengah masyarakat yang dianggap dapat memberi solusi dan mampu dterapkan di dalam masyarakat secara nyata.

Kaitannya dengan salah satu topik yang akan saya bahas adalah mengenai sejauh mana antropologi berkembang sampai sekarang ini ‘Antroplogi Terapan Versus Antropologi Murni Dimana pada dasarnya memang antropologi itu hadir sebagai salah satu disiplin ilmu murni (pure science), yang lahir dari adanya berbagai tahap fase perkembangan, dengan kepentingan pada awal kemunculannya adalah untuk mencari 3G (Gold, Glori, dan Gospel). Kemudian berkembang secara terus menerus selama masih berkembang ilmu pengetahuannya. Antropologi juga hadir di tengah-tengah masyarakat, tentunya dalam rangka menjembatani dan menjawab tantangan segala macam bentuk permasalahan untuk kemudian dapat memecahkan suatu permasalaha yang sedang bergelut di masyarakat. Antropologi murni menekankan pada aspek keilmuwan mengenai konsep-konsep, dan dasar pemikiran yang digunakan dalam menganalisis perasalahan, maka dari itu dipelajari secara mendalam pada bidang akademis. Sedangkan antroplogi terapan mengarah pada community development dan action anthropology. Seorang antropolog terapan harus mampu melakukan tugas: (a) program or project identification, (b) preparation, (c) appraisal, dan (d) implementation sehingga mampu berpartisipasi dalam setiap tahap proyek pembangunan.

Sebenarnya, antara antopologi terapan dengan antropologi murni saya rasa tidak perlu ada yang diperdebatkan. Keduanya merupakan satu kesatuan yang berkesinambungan. Antopologi terapan tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa adanya sebuah konsep dari ilmu murni, begitu pula antropolog murni juga, akan lebih berkembang dalam segi keilmuannya ketika hal tersebut tidak hanya digunakan pada teori saja, namun mampu dipergunakan pada penerapan langsung di masyarakat.

“Antropologi terapan” mengkaji  atau berhubungan dengan budaya-budaya dan kelompok sosial yang hidup pada masa kini (living cultures and contemporary peoples). Studi “Antropologi terapan”adalah berkenaan dengan kebutuhan dan masalah nyata yang dihadapi kelompok sosial tersebut pada masa kini, “Antropologi terapan” merupakan cabang “Antropologi” yang muncul untuk menjawab tantangan zaman. “Antropologi terapan” ini diadakan untuk langsung diaplikasikan sesuai situasi dan kondisi itu sendiri, bahwa Antropologi terapan juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia dan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia.

Kebudayaan merupakan keseluruhan hasil kreativitas manusia yang sangat komplek. Di dalamnya berisi struktur-struktur yang saling berhubungan, sehingga merupakan kesatuan yang berfungsi sebagai pedoman dalam kehidupan. Adanya kait mengait di antara unsure-unsur itulah sehingga dapat dikatakan bahwa kebudayaan adalah sebagai system, artinya kebudayaan merupakan kesatuan organis dari rangkaian gejala, wujud, dan unsure-unsur yang berkaitan satu dengan yang lain.

Jika kita menengok pada kontribusi antropologi sekarang ini, khususnya misal dicontohkan pada antropologi kesehatan, berbagai pemasalahan muncul seperti pada teks diatas, bahwa adanya tradisi pantang makanan tertentu pada ibu-ibu hamil, sehingga berdampak pada kesehatan ibu dan anak yang mengakibatkan kematian ibu dan anak pada saat proses kelahiran. Disini antropologi berpearan sangat ungen dalam menjembataninya atas nama kemanusiaan dan keselamatan manusia yang kemudian berhasil merekomendasikan mengadakan sebuah perubahan dalam kebudayaan atas hasil penerapan peran antropologi di masyarakat, disisi lain antropologi juga tidak menghendaki adanya perubahan yang direncanakan dengan berbagai alasan apapun, sejatinya kebudayaan manusia itu berubah secara alami sehingga adaptif dan dinamis.

Oleh karena itu, disini antropologi yang akan dibangun adalah yang sesuai dengan kondisi yang mampu mensikapi pemasalahan-permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat sesuai dengan fungsi antropologi terapan itu sendiri. Terkait menghendaki akan perubahan terencana untuk menjaga keaslian dari kebudayaan manusia agar tetap ada, saya rasa antropologi ketika melakukan perubahan tidak semua aspeknya diubah, namun tetap melihat segi aspek lainnya, untuk masi tetap mempertahankan apa yang dulu sudah dibentuk oleh masyarakat, sehingga pada kebudayaan tersebut akan tetap menjadi kebudayaan yang dinamis.dan adaptif tanpa mengurangi keaslian kebudayaan agar tetap ada.

Kemudian mensikapi dalam mengkaji antropologi, tdak perlu bingung akan hal yang dikaji, bahwasanya kita memposisikan diri saja dengan kebudayaan dengan menanamkan ‘relativisme budaya’, dalam artian memandang budaya itu tidak sebelah mata dn tidak memihak manapun, namun bersikap netral dengan budaya manapun. Sehingga kita memposisikan diri sebagai antropolog yang belajar mengenai kebudayaan yang berbeda-beda, akan tetapi dari perbedaan tersebut kita saling menghargai dan berusaha memahami akan adanya pandangan-pandangan tersebut, Sehingga mahasiswa lulusan antropologi tidak perlu bingung lagi, aliran-aliran yang ada tetap berkembang dan masing-masing berbeda, namun yang terpenting adalah bagaimana seorang antropolog memberikan kontribusi nyata dalam masyarakat pada penerapannya dengan berbagai pertimbangan yang konsisten tanpa mencampur-adukkan pemikiran satu dengan pemikiran aliran lainnya, untuk mencapai hasil yang maksimal dengan dibantu disiplin ilmu pendukung lainnya.

Sumber Referensi:

Henslin, James. 2006. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi Jilild I. Jakarta: Erlangga

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

smart-pustaka.blogspot.com/2011/03/antropologi-terapan.html

Artikel dapat diunduh disini

Category: Antropologi
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

4 Responses

  1. 1
    mrbayu 

    dimodifikasi biar rapi mas, jangan copas persis makalah aslinya

  2. Oh iya pak… Ini sudah mulai saya rapikan dan modifkasi.

  3. Iya pak…. Terima kasih, ini sudah mulai saya modifikasi dan saya rapikan.

  4. lebih menarik lagi kalu ditambh tabel komparsasi gitu

Leave a Reply