PROSES DAN TAHAPAN KONFLIK

Hayy bloger kali ini saya akan memposting tugas mata kuliah Konflik dan Integrasi semester 3…..

Konflik berasal dari bahasa Latin “configere” yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih bisa juga kelompok dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik juga dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda. Konflik biasanya dilatarbelakangi oleh individu ataupun kelompok karena ketidakcocokan atau perbedaan pendapat dalam hal tujuan yang akan dicapai.
Didalam konflik juga terdapat berbagai proses bagaimana terjadinya konflik menurut para ahli.

1. Proses konflik menurut Pondi, sebagai berikut :
Konflik Laten (laten conflict)
Konflik laten merupakan tahap dari munculnya faktor-faktor penyebab konflik dalam organisasi. Bentuk-bentuk dasar dari situasi ini ialah pesaingan untuk memperebutkan sumberdaya yang terbatas, konflik peran, persaingan dalam perebutan posisi di dalam organisasi.
Konflik Yang Dipresepsikan (perceived conflict)
Pada tahap ini salah satu pihak memandang pihak lain sebagai penghambat atau mengancam pencapaian tujuannya.
Konflik Yang Dimanifestasikan (manifest conflict)
Pada tahap ini perilaku tertentu sebagai indikator konflik sudah mulai ditunjukkan, seperti adanya sabotase, agresi terbuka, konfrontasi, rendahnya kinerja dan lain sebagainnya.
Resolusi Konflik (conflict resolution)
Pada tahap ini konflik yang terjadi diselesaikan dengan berbagai macam cara dan pendekatan.

Konflik Aftermath
Jika konfik sudah benar-benar diselesaikan maka hal itu akan meningkatkan hubungan para anggota organisasi. Hanya saja jika penyelesaian konflik tidak tepat, maka akan dapat menimbulkan konflik yang baru.

2. Proses konflik menurut Smith, sebagai berikut :
Tahap Antisipasi
Yaitu merasakan munculnya gejala perubahan-perubahan yang mencurigakan.
Tahap Menyadari
Yaitu tahap perbedaan mulai diekspresikan dalam bentuk susunan yang tidak mengenakkan.
Tahap Perbedaan Terbuka
Yaitu pebedaan pendapat mulai ditunjukkan dengan nyata dan terbuka.
Tahap Konflik Terbuka
Yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya kepada pihak lain.

B. Contoh Konflik
Konflik merupakan hal yang akan sangat mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu atau manusia pasti pernah mengalami atau mempunyai konflik. Contoh konflik yang sangat erat dan mudah dijumpai oleh mahasiswa yaitu konflik antar mahasiswa. Perbedaan pendapat dan pandangan sering kali menjadi pemicu utama terjadinya konflik di kalangan mahasiswa. Namun dengan adanya perbedaan pendapat atau pandangan antar mahasiswa ini juga bisa berdampak positif, yaitu mahasiswa itu sendiri dapat berfikir secara kritis.
Contoh konflik lain yang berada di sekitar kampus yaitu konflik di dalam organisasi. Setiap organisasi pasti pernah mengalami konflik, tidak ada organisasi yang bebas dengan konflik. Misalnya yaitu ada Nisa dan Sani, kedua orang ini merupakan seorang aktivis di organisasi. Mereka berdua berada dalam suatu jabatan yang sama dalam organisasi tersebut. Sifat si Nisa menurut Sani yaitu suka mengatur dengan seenaknya sendiri dan tanpa memikirkan apa kepentingan dan urusan lain dari Sani. Sedangkan si Sani itu orangnya tidak suka di atur, Sani merasa punya hak untuk menolak, dan tidak semua kemauan dari Nisa harus terlaksanakan. Nah akibat dari itu naungan jabatan dari Nisa dan Sani tidak dapat berjalan dengan maksimal. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya rasanya kenyamanan di dalam antar anggota di dalam organisasi tersebut.
Untuk jalan keluarnya, kepala dari naungannya tersebut bisa mengadakan semacam sharing. Nah apabila dari kepala naungan tersebut tidak bisa lagi mengatasi konflik yang terjadi diantara keduanya, maka pemimpin dari organisasi tersebut bisa turun tangan untuk mengatasi konflik tersebut. Sehingga di dalam organisasi tersebut akan muncul sebuah rasa kenyamanan di setiap antar anggotanya dan organisasi tersebut dapat berjalan selaras dan maksimal.

Tulisan ini dipublikasikan di Artikel Kuliah SosAnt. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: