• Pergeseran Fungsi Keluarga dalam Pengasuhan Anak di Pulosari, Pemalang

    Mohamad Taufiq Hidayat

    Universitas Negeri Semarang[1]

    Topik               : Migrasi di Pulosari, Pemalang

    Tema               : Pergeseran Fungsi Keluarga/ kekerabatan

    Judul               : Pergeseran Fungsi  Keluarga dalam Pengasuhan Anak di Pulosari, Pemalang

    Artikel

    Keluarga merupakan sebuah landasan paling utama dalam pembentukan karakter pada anak. Didalamnya terdapat berbagai peranan yang diemban oleh masing-masing anggota keluarga, peran tersebutlah yang akan menentukan berjalannya fungsi keluarga. Suatu fungsi keluarga ini akan berjalan apabila masing-masing anggota dalam keluarga menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota yang harus diemban sehari-hari. Tapi bagaimana jika salah satu dari anggota keluarga dalam hal ini adalah seorang kepala keluarga atau ayah ataupun seorang ibu itu tidak bisa menjalankan perannya?. Apakah peran itu akan bisa tergantikan dengan orang lain ataukah salah satu anggota dalam keluarga harus menjalankan peran ganda?. Hal inilah yang akan menjadi kajian penelitian nantinya pada masyarakat Pulosari. Fenomena atau peristiwa yang sekarang terjadi pada masyarakat Pulosari adalah begitu maraknya migrasi yang dilakukan penduduknya. Migrasi ini secara tidak langsung akan menjadi faktor dominan dari pergeseran fungsi keluarga itu nantinya, salah seorang dari anggota keluarga  yang bermigrasi akan meninggalkan tanggung jawab dan perannya dalam keluarga, hal itu akan memaksa salah satu anggota keluarga untuk mengisi peran tersebut. Hasilnya akan terjadi ketidaksesuaian peran dan mengancam keutuhan keluarga. Beberapa gambaran diatas akan menjadi pedoman peneliti tentang fenomena migrasi masyarakat Pulosari yang berdampak pada pergeseran fungsi keluarga. Berikut hasil penelitian yang dilakukakan peneliti melalui kegiatan teknik penelitian lapangan (TPL) yang dilakukakan di desa Jurangmangu, kecamatan Pulosari, kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Dengan penelitian tersebut peneliti telah menghabiskan waktu selama dua minggu didesa Jurangmangu tinggal bersama penduduk dan selama waktu itu peneliti bisa membuat laporan penelitian yang peneliti tuangkan dalam bentuk artikel berikut.

    Review  Desa Jurangmangu

    Jurangmangu adalah sebuah desa di kecamatan Pulosari, kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Desa ini terletak dikaki gunung Slamet  tepatnya pada ketinggian  satu kilometer diatas permukaan laut juga berbatasan dengan kabupaten Tegal, Jawa Tengah.  Mayoritas perekonomian penduduk tergantung dari hasil alam seperti berternak dan berladang (kubis, jagung, tomat, dan berbagai sayuran lainnya). Desa ini bisa dikatakan sebagai desa dengan penduduk paling sedikit dibandingkan dengan desa lainnya dikecamatan Pulosari sebab hanya memiliki penduduk sebesar 613 jiwa laki-laki dan 624 perempuan serta hanya dihuni oleh 390 kepala keluarga. Dalam desa ini juga masih terbagi menjadi dua dukuh (dusun) yaitu dusun cikunang (pak Pranoto sebagai kepala dusun) dan dusun krajan (pak Toni sebagai kepala dusun). Mata pencaharian rata-rata dagang dan tani. Tani yang paling banyak di sana adalah cabai,  tomat, kubis, jagung. Hasil Tani di buat konsumsi dan dibeli oleh tengkulak untuk di pasarkan. Pendidikan , sekolah ada SD 1, MTS 1 dan Paud 1 ( Paud sudah termasuk TK) , tenaga pendidik dari asli desa Jurangmangu hanya empat, dua di SD dan dua di MTS sisanya pengajar merupakan warga dari desa sebelah kebanyakan dari Gunungsari. Wisata tidak ada tapi menurut informan dapat naik ke slamet lewat Jurangmangu.  Kesehatan ada layanan Polindes  di sampan balai desa dan buka di hari kerja. Kegiatan kampung ,hanya gotong  royong , kerja bakti dan ada remaja masjid sebanyak tujuh, Lalu pengajian setiap hari Minggu selasa rabu dan kamis dan semuanya pengajian rutin dan bergilir yang ada di desa jurangmangu. Industri disana cukup baik ada satu Industri Properti ( Meja , kursi, dll ) dan Industri rumahan ada dua yaitu tempat penggilingan padi dan cabai. Pendatang hanya ada dua : satu menjadi guru di MTS dan satu menjadi petani , ada juga pendatang yang dikarenakan faktor pernikahan dengan masyarakat di Jurangmangu. Keluar ada banyak ke kota-kota besar menjadi pengusaha kuliner dan pulang ketika hari raya. Untuk kesenian dan mitos belum mendapat data yang cukup karena belum sempat di tanyakan ,tapi menurut saya untuk kesenian pasti ada perkumpulan hadroh.  Untuk mitos juga pasti ada dari tempat mereka yang berada di dekat gunung dan arti nama Jurangmangu itu sendiri. Rumah yang kami tempati  untuk TPL :DusunKrajan ( Rumah Bpk Tasor) Dusun Cikunang ( Bpk Pranoto).  Informan Sekertaris desa (Curik) Desa Jurangmangu  Pak  M. Sakrip.

    Deskripsi tentang Keluarga

    Pengertian Keluarga Secara Umum, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dan hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan suatu

    kebudayaan. Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) : Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) : Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Devinisi keluarga menurut Burgess dkk

     dalam friedman (1998) yang berorientasi pada tradisi dan digunakan secara luas :

    1.Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, dan adopsi

    2.Para anggota keluarga biasanya tinggal di dalam satu rumah, atau jika meraka hidup terpisah, maka merka akan menggangap itu sebagai keluarga mereka 3.Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikas antara satu dengan yang lainnya 4.Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama dengan beberapa cirri unik tersendiri.

    Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

    1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
    2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain 3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik 4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

    Fungsi Keluarga

    Adapun fungsi-fungsi keluarga yang berhubungan dengan sistem sosial yang luas adalah sebagai berikut:1. Fungsi Reproduksi Keluarga pada hakekatnya mempunyai fungsi sebagai generasi penerus, yang dalam arti bahwa sesungguhnya setiap keluarga mempunyai keinginan untuk memounyai anak dalam mempertahankan kelangsungan keturunan keluarga tersebut.
    2. Fungsi Sosialisasi Sosialisasi ialah proses belajar, bersikap, berperilaku, dan berkehendak mengenai aturan-aturan, norma-norma dan tata nilai di dalam kelompoknya. Dengan kata lain sosialisasi ini merupakan proses memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai, norma-norma baru di dalam masyarakat. Keluarga merupakan fungsi sosialisasi bagi anggota keluarga terutama anak, karena pertama kali anak dilahirkan adalah di dalam keluarga yang merupakan lembaga pertama dan utama. Pertama kali anak mengenal akan aturan, norma, dan tata nilai adalah di dalam keluarga. Bagaimana si anak mengetahui peran dan statusnya di masyarakat, keluargalah yang mengajarinya. Hal ini diajarkan oleh keluarga kepada anak agar anak dapat memainkan peran dan statusnya dengan benar di dalam masyarakat. 3. Fungsi Afeksi Keluarga memberikan cinta dan kasih, dalam arti bahwa di dalam keluarga ada rasa kasih sayang dan cinta kasih antar sesama anggota keluarga. Sehingga terdapat ikatan batin yang kuat di dalam keluarga. Karena pada dasarnya dalam kehidupan manusia, tidak hanya kebutuhan lahiriah saja yang harus dipenuhi tetapi kebutuhan rohani juga sangat penting karena akan berpengaruh pada perilaku. 4. Fungsi Proteksi atau Perlindungan Keluarga juga sebagai lembaga yang memberikan perlindungan bagi anggota keluarganya, sehingga akan menimbulkan rasa aman dan tentram. 5. Fungsi Ekonomi  Keluarga mempunyai fungsi sebagai alat ekonomi untuk mencari nafkah dan mengatur keluarganya. Di dalam keluarga juga terdapat kegiatan ekonomi, seperti kegiatan produksi dan konsumsi. 6. Fungsi Religius Keluarga mempunyai fungsi untuk meletakkan dan menanamkan dasar-dasar agama bagi anak dan anggota keluarga. 7. Fungsi Pendidikan Keluarga mempunyai fungsi untuk mendidik anak-anak sebelum masuk sekolah secara formal. Fungsi ini juga untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk personalitynya. Anak-anak lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka harus disosialisasi oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Jadi, dengan kata lain, anak-anak harus belajar norma-norma mengenai apa yang senyatanya baik dan tidak layak dalam masyarakat. Berdasarkan hal ini, maka anak-anak harus memperoleh standar tentang nilai-nilai apa yang diperbolehkan dan tidak, apa yang baik, yang indah, yang patut, dan sebagainya. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dengan menguasai sarana-sarananya. Dalam keluarga, anak-anak mendapatkan segi-segi utama dari kepribadiannya, tingkah lakunya, tingkah pekertinya, sikapnya, dan reaksi emosionalnya. Karena itulah keluarga merupakan perantara antara masyarakat luas dan individu. Perlu diketahui bahwa kepribadian seseorang itu diletakkan pada waktu yang sangat muda dan yang berpengaruh besar sekali terhadap kepribadian seseorang adalah keluarga, khususnya seorang ibu. 8. Fungsi Rekreasi Keluarga mempunyai fungsi untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anggota keluarganya. 9. Fungsi Penentuan Status Jika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang besar, maka keluarga akan mewariskan statusnya pada tiap-tiap anggota atau individu sehingga tiap-tiap anggota keluarga mempunyai hak-hak istimewa. Perubahan status ini biasanya melalui perkawinan. Hak-hak istimewa keluarga, misalnya menggunakan hak milik tertentu, dan lain sebagainya. 10.  Fungsi Pemeliharaan Keluarga pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara anggotanya yang sakit, menderita, dan tua. Fungsi pemeliharaan ini pada setiap masyarakat berbeda-beda, tetapi sebagian masyarakat membebani keluarga dengan pertanggungjawaban khusus terhadap anggotanya bila mereka tergantung pada masyarakat. Seiring dengan perkembangan masyarakat yang makin modern dan kompleks, sebagian dari pelaksanaan fungsi pemeliharaan ini mulai banyak diambil alih dan dilayani oleh lembaga-lembaga masyarakat, misalnya rumah sakit, rumah-rumah yang khusus melayani orang-orang jompo.

    Kehidupan Keluarga di Desa Jurangmangu

    Desa Jurangmangu adalah sebuah desa yang penduduknya relatif sedikit dibandingkan desa lainnya di kecamatan Pulosari hanya memiliki 390 kepala keluarga artinya dengan jumlah penduduk sekian itu dapat dikatakan kehidupan keluarganya dalam lingkup kekerabatan yang masih sempit karena masih terjadi hubungan erat antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya didalam jumlah kepala keluarga sejumlah itu juga tentunya mereka memiliki keberbedaan dalam hal kesejahteraan hidup mereka lebih memilih berladang atau berternak bagi yang memiliki lahan namun juga ada yang bergelut dalam bidang kerajinan maupun dagang walaupun jumlahnya sedikit kebanyakan mereka memiliki tempat terpisah dalam hal ini adalah yang memiliki ladang yang terpisah dari pemukiman mereka lebih banyak menghabiskan aktivitasnya diluar rumah dibanding bersama dengan keluarga. Didalam kehidupan masyarakat mereka memiliki cara tersendiri untuk bisa berkumpul bersama dengan mengadakan aktivitas gotong royong bersama misalnya kaum lelaki mengadakan kerja bersama dalam hal membuat rumah maupun kandang ternak sedangkan perempuan mengadakan perkumpulan untuk membuat makanan ringan seperti keripik yang diolah menjadi berbagai rasa mereka bekerjasama dan membagi hasil penjualannya. Kebanyakan mereka tinggal bersebelahan dengan saudara-saudaranya hal itu akan menjadi tali penghubung kekerabatan yang masih kuat mereka saling membantu dan bekerjasama. Lalu bagaimana kehidupan dengan anak-anaknya kebanyakan masyarakat lebih menyerahkan anaknya kelingkungan pendidikan formal dan memiliki waktu berkumpul hanya waktu malam saja. Mereka mulai sekolah dari pukul 07.00 pagi hingga 13.00 siang dilanjutkan sekolah agama hingga pukul 15.00 sore serta sampai pukul 16.00 sore untuk mengaji. Dan kehidupan bagi remaja yang sudah menginjak dewasa lebih memilih langsung bekerja sebagai petani maupun merantau keluar kota.

    Bentuk-Bentuk Kehidupan Keluarga di Desa Jurangmangu

    Kehidupan  keluarga di Desa jurangmangu juga memiliki keragaman dalam hal kondisi yang ada dalam keluarganya masing-masing dari faktor ekonomi, pekerjaan, pendidikan, dan lingkugan yang ada sendiri dalam keluarga juga memeliki pengaruh untuk turut andil dalam jalannya kehidupan dalam keluarga  dalam hal ekonomi keluarga yang mampu tentunya beda kehidupannya dengan masyarakat  yang kurang mampu begitu juga dalam hal pekerjaan, pendidikan bahkan linkungan keluarga itu sendiri.

    Kehidupan keluarga di desa jurangmangu umumnya antara orangtua dan anak memiliki jarak yang lumayan renggang sebab kurangnya jam kebersamaan dalam keluarga yang minim orangtua setengah hari menghabiskan kegitannya di ladang sedangkan anaknya dilingkungan pendidikan. Bahkan juga hari libur waktu bermain anak bisa terkendala karena kebutuhan keluarga untuk memilih berladang atau bermain. Keluarga harusnya bisa menjadi tempat yang nyaman bagi anak bukannya malah menghabiskan kehidupan keluarga utuk bekerja dan lebih memilih luar rumah sebagi tempat yang terbaik.   Belum lagi juga ada fenomena migrasi yang melibatkan orangtua bahkan juga anaknya yang bermigrasi akan menjadi sebuah permasalahan dalam keluarga dan menganggu keseimbangan kehidupan keluarga. Berikut gambaran yang didapat peneliti saat berlangsungnya TPL.

    Kami tinggal dirumah Pak kadus cikunang dikediaman Pak Pranoto mereka tinggal berenam Pak Pranoto dengan istrinya Bu Ngatmi dengan kedua anaknya Sigit kelas lima SD dan Mira masih PAUD, dan nenek dan kakek Prayitno. Dalam kesehariannya mereka memiliki tugas yang berbeda-beda kakek sebagai petani dan biasanya keladang nenek dirumah dan sesekali juga membantu kakek sedangkan Pak Pranoto lebih memiliki kesibukan yang lebih sebab dia selain bertani ke ladang juga pergi dinas ke balai desa. Ibu ngatmi pun begitu selain menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga juga sesekali ikut bertani keladang lalu kedua anakya itu dipasrahkan ke lembaga pendidikan dari pagi hingga sore yang terjadi karena kesibukan keluarga ini anak yang belum bisa mengatur tugas perannya malah kadang tidak menjalankan tugasnya sebab kurangnya pengawasan kadang Sigit dan Mira tidak bersekolah dan mengaji karena tidak adanya orangtua dalam hal ini sebagai pengawas untuk memastikan berjalannya peran anak-anaknya. Dengan rutinitas semacam itu membuat kehidupan keluarga masih belum berjalan sempurna karena kesibukan masing-masing anggota keluarga.

    Lainhalnya dengan keluarga Pak Pranoto yang berkarir dilain bidang antara suami dengan istri. Hal itu tidak terjadi dirumah Pak Tasor sebab dalam keluarga ini baik itu Pak Tasor maupun Ibu Sus (istri) memilik karir juga mereka berdua sama-sama bekerja dinas di balaidesa dilain hal pak tasor juga sebagai tokoh agama sedangkan Ibu Sus menjadi pengajar di PAUD sedangkan mereka juga memiliki dua anak Awal kelas enam SD dan Kiki kelas tiga SD kehidupan mereka jauh lebih renggang dibanding keluarga Pak Pranoto kedua anaknya juga menghabiskan kesehariannya diluar rumah kadang disaat Pak Tasor dan Ibu Sus pergi sedangkan Kiki sudah pulang duluan karena masih kelas tiga Kiki dirumah sendiri dengan neneknya dia hanya bermain sekadarnya menulis buku menggambar sambil menunggu kedatangan orangtuanya. Dengan gambaran kehidupan keluarga tersebut juga dirasa masih kurang harmonis  apalagi karena kesibukan kedua orangtuanya menjadi lebih berdampak pada psikis anaknya kedua anaknya hanya berharap pada hari libur untuk bisa bersama.

    Sekarang lainhanya dalam kehidupan keluarga yang salah satu anggotanya pergi  bermigrasi dan pulang hanya pada waktu tertentu. Berikut gambarannya pada keluarga Ibu Tur Susilowati. Ibu Tur ditinggal suaminya yang menjadi tenaga pelayaran di Jepang sudah lama kejadian ini dan Ibu Tur sekarang lebih memilih menetap di Pemalamg bersama putrinya yang melanjutkan pendidikannya sedangkan rumahnya yang ada di Jurangmangu ditinggalkannya dan sesekali juga pulang kerumahnya di Jurangmangu. Ibu Tur ini menurut saya adalah orangtua yang luar biasa meskipun wanita yang ditinggal suaminya namun dia justru lebih bisa mendidik anak-anaknya keluarga ini memiliki tiga orang anak perempuan yang pertama adalah Wika kelas satu SMP di Pemalang yang terbilang anak yang pintar karena selalu mendapat ranking disekolahnya. Juga kakaknya Puput kelas tiga SMA di Pemalang tak kalah pintar dengannya, dan yang paling dewasa adalah Orenge dia sudah lulus kuliah jurusan kesehatan di perguruan tinggi di Jogya sekarang menjadi tenaga kesehatan masyarakat diberbagai kota Wonogiri, Tegal, Brebes. Prestasi yang dapat dicapai oleh anak-anaknya juga menjadi sebuah kebanggan bagi orangtua walaupun mereka hidup jauh bersama ayah. Berbagai keberhasilan yang dicapai anaknya tentunya tidak terlepas dengan luar biasanya peran yang diemban oleh seorang Ibu Tur ada metode pengajaran yang unik yang dipakai ibu tiga orang anak ini. Untuk mendidik anak-anaknya ibutur kadang menyiram air susu pada anaknya jika tidak mau belajar. Tentunya walaupun banyak hal positif yang dicapai keluarga ini tidak menjadi sebuah ukuran keluarga yang baik karena sebenarnya tersimpan berbagai rasa yang kurang terutama afeksi pada keluarga ini karena jauhnya seorang ayah yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga ini.

    Gambaran yang serba berbanding terbalik terlihat disaat mengetahui kehidupan Andi dia ditinggal ibunya (Suciah) ke Malaysia sudah lima tahun lebih sedangkan ayahnya justru juga mininggalkannya entah kemana menurut kabar ayahnya juga nikah lagi. Andi tinggal bersama neneknya juga kakak permpuannya masih kelas enam SD dan kakak laki-lakinya yang menghidupinya dengan berjualan bakso kelililing dengan sepeda motor. Karena hal itu juga Andi sekarang memutuskan untuk keluar dari sekolah menurut teman-temannya juga kepribadian Andi yang sering menyendiri karena kejadian yang dialaminya. Kehidupan keluarga ini juga sudah bisa dikatakan disharmonisasi karena ketidakberadaan kedua orangtuanya. Mereka hanya bergantung pada nenek dan kakaknya Eri yang berusaha menghidupi adik-adiknya dengan pekerjaan yang alahkadarnya mereka semua harus berusaha lebih keras dibanding keluarga lainnya mereka lebih memilih bekerja dibanding besekolah dan menghabiskan hak-haknya sebagai anak pada umumnya. Mereka adalah potret keluarga yang kurang beruntung.

    Dari berbagai gambaran keluarga yang dapat diambil oleh peneliti. Peneliti membuat sebuah kesimpulan bahwa keluarga adalah tempat yang terbaik bagi inidividu baik itu pendidikan maupun rekreasi menjadikan sebuah rumah sebagai istana tidak hanya sebuah persinggahan didalamnya akan dijumpai banyak keharmonisan tempat berkumpulya orangtua dengan anak-anaknya tapi di zaman sekarang karena tuntutan ekonomi yang semakin mendesak juga pendidikan luar yang semakin diutamakan justru merubah fungsi rumah itu sendiri banyaknya tantangan dan hambatan yang akan terjadi juga akan sebagai penghalang terhadap terciptanya keluarga harmonis, meskipun begitu setidaknya orangtua harus mampu memberikan keharmonisan keluarga pada anak-anaknya begitu juga sebaliknya. Tempat yang paling indah didunia adalah rumah disaat ada orangtua dan anak-anaknya yang saling menyayangi dan melindungi.

    [1] Mahasiswa Pendidikan Sosiologi dan Antropologi UNNES 2013

    Categories: Antropologi

    2 thoughts on “Pergeseran Fungsi Keluarga dalam Pengasuhan Anak di Pulosari, Pemalang

    Tinggalkan Balasan