MATA PENCAHARIAAN MASYARAKAT YANG BERADA DI KAWASAN ROB

Tugas mata kuliah Sosiologi Perkotaan, yang mengkaji tentang mata pencahariaan masyarakat kota di daerah rob. Di kampung Tenggang kelurahan Tambaharjo tepatnya di RT.06 RW.07 di kawasan Semarang bawah, kami melakukan observasi tentang adaptasi warga dalam kehidupan warga yang ada di daerah kawasan rob.

Mata pencahariaan merupakan hal terpenting dalam menyambung hidup atau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di suatu daerah. Masyarakat Tambaharjo melakukan adaptasi dengan lingkungan yang selama ini terkena rob, entah pada waktu pagi, siang, sore ataupun malam yang kapanpun bisa terjadi rob di daerah tersebut. Warga sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu. Jadi warga dalam menjalani kehidupan di daerah tersebut tak gumun lagi dengan keadaan rob yang suatu saat bisa terjadi, lebih-lebih ketika hujan tiba, mereka sudah faham betul dengan daerah tersebut.

Kebanyakan penduduk yang menempati daerah tersebut separonya adalah keluarga pendatang, yang bertempat tinggal mulai dari ngekos, ngontrak maupun membuat rumah sendiri. Begitupula dengan orang asli daerah itu, mereka sudah turun temurun mengalami rob, akan tetapi mereka memilih bertahan untuk hidup di daerah itu dengan alasan karena sudah nyaman selagi daerah itu masih memungkinkan untuk bertahan hidup.

Masyarakat yang tinggal di daerah tersebut rata-rata bermata pencahariaan sebagai pedagang, mulai pedagang kaki lima, pedagang berkeliling maupun pedagang yang menetap di rumah-rumah warga sendiri. Rata-rata mereka berjualan makanan-makanan ( bakso,mie ayam, warteg dll), dan ada juga yang berjualan sembako dan makanan-makanan ringan. Karena tidak hanya masyarakat sendiri yang membeli, mulai dari mahasisiwa, pekerja, dan orang yang melakukan perjalanan., entah perjalan jarak kauh maupun hanya manpir untuk mengusir dahaga.

                Ada juga yang bekerja sebagai nelayan, karena daerah tersebut dekat dengan laut, meskipun sekarang nelayan mulai berkurang di daerah tersebut tapi masih ada yang menjadi nelayan, kebnyakan dari mereka adalah para orang tua. Agak tragis mungkin, di daerah pesisir seperti itu nelayan mulai berkurang, akan tetapi itulah pilihan masyarakan, mereka sudah mengalami modernitas dalam hidup, mungkin yang di anggapnya bekerja sebagai nelayan adalah pekerjaan yang kurang menjanjikan karena ikan yang ada di laut ada dengan musim-musiman. Sebagai nelayan lah salah satu mata pencahariaan yang menjadi penopang hidup masyarakat terutama orang tua yang memilih bekerja di rumah timbang merantau di luar sana. Untuk pemuda yang ada di daerah tersebut kebanyakan dari mereka bekerja merantu, entah di luar Jawa maupun di luar daerah. Akan tetapi meskipun pemuda asli bekerja merantau banyak juga mahasiswa yang mengekos di daerah tersebut, hal itu yang menjadikan daerah tersebut tetap rame dengan masyarakat yang beranekaragam.

                Tak kalah berkembangnya masyarakat daerah tersebut sudah banyak warga yang berprofesi sebagai guru dan pegawai-pegawai, mereka sudah mulai mengembangakan daerah tersebut dengan mengajarkan anak-anak pelajaran yang ada di sekolahan. Tak banyak memang, tapi itu sudah mewakili masyarakat yang lain untuk mendidik anak-anak mereka dengan peran guru yang mengajarkan anak-anak mereka.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: