Tahukah Kalian? Apa Itu Koservasi? #1

Tahukah Kalian, Apa Itu Konservasi?

bangvasi_menanam

Di era modern ini, banyak terjadi kerusakan alam yang mengakibatkan berkurangnya daya dukung lingkungan terhadap kehidupan di bumi. Peristiwa ini tidak lepas dari perilaku manusia yang cenderung mencari keuntungan sendiri (egoisme) tanpa memikirkan maklhuk hidup lain dan dampak di masa yang akan datang. Kita tentu tahu bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam, tetapi apa jadinya kalau sumber daya kita habis akibat ulah kita sendiri. Tidak hanya SDA kita yang mengalami kemerosotan tetapi SDM juga mengalami penurunan kualitas. Penurunan kualitas SDM terlihat dari moral anak bangsa yang tidak lagi mengenal tata krama. Oleh karena itu, pentingnya dilakukan konservasi.
Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan dengan tetap memerhatikan manfaat yang dapat diperoleh dri lingkungan. Salah satu wujudnya adalah konservasi sumber daya alam, yaitu upaya pengolahan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana. Bijaksana, artinya kita boleh memanfaatkan sumber daya yang ada tetapi jangan mengeksploitasinya secara besar-besaran sehingga sumber dayanya menjadi langka. Apalagi sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (Unrenewable resourches), seperti minyak bumi dan gas alam yang berasal dari fosil. Konservasi dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi. Konservasi dari segi ekonomi adalah suatu bentuk usaha untuk mengalokasikan sumber daya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi , konsevasi dilakukan untuk mengalokasikan sumber daya alam di masa sekarang dan di masa yang akan datang.
Universitas Negeri Semarang (Unnes) merupakan salah satu universitas di Indonesia yang terkenal dengan julukan kampus konservasi. Jangan heran kalau sedang berkunjung di Unnes kalian mendengar “salam konservasi” kalian menjawab dengan kata “salam”. Di Unnes sendiri telah diperdendangkan adanya tujuh pilar konservasi, antara lain:
1. Pilar konservasi keanekaragaman hayati
Konservasi keanekaragaman hayati berarti kita melestarikan berbagai macam flora dan fauna yang ada. Misalnya kita akan menanam buah mangga, maka kalian jangan pilih-pilih. Varietas buah mangga yang manis dan besar ditanam sedangkan yang varietas buahnya kecil dan masam tidak ditanam. Hal ini berdampak pada berkurangnya keanekaragaman hayati.
2. Pilar arsitektur hijau dan transportasi internal
Arsitektur hijau memiliki makna lingkungan hijau yang disekelilingnya terdapat pepohonan. Pohon berfungsi menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis dan mengurangi polusi udara. Sedangkan transportasi internal adalah kendaraan yang ramah lingkungan, misalnya asap yang dihasilkan hanya sedikit mengandung karbondioksida (CO2). Akan lebih ramah lingkungan jika menggunakan sepeda ontel, karena tidak memproduksi asap.
3. Pilar pengelolaan limbah
Pengelolaan limbah sangatlah penting, karena jika limbah tidak diolah dengan baik dan benar dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan. Solusinya dapat dimulai dengan hal-hal kecil seperti memilah tempat sampah untuk sampah organik dan anorganik.
4. Pilar kebijakan nirkertas
Kertas berasal dari kulit pohon, semakin banyak kertas yang dibutuhkan maka semakin banyak pohon yang ditebang. Padahal jika hutan ditebang secara terus menerus dapat menjadi hutan gundul. Hutan gundul menyebabkan fungsi hutan sebagai habitat berbagai hewan dan penahan tanah longsor serta erosi menjadi hilang. Dengan demikian, kebijakan nirkertas merupakan kebijakan yang bernilai positif meskipun belum dilaksanakan secara optimal.
5. Pilar energi bersih
Pilar energi bersih bertujuan untuk memanfaatkan sumber energi secara bijak serta pengembangan energi terbarukan. Energi terbarukan misalnya penggunaan biogas. Pelaksanaan pilar energi bersih juga dapat dilakukan melalui hemat energi listrik dan bahan bakar fosil. Sebagai mahasiswa, kita pasti mengenal Tri Dharma Perguruan Tinggi antara lain; pengajaran, penelitian, dan pengabdian. Dibidang penelitian kita dapat berlatih menemukan dan mengembangkan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
6. Pilar konservasi etika, seni, dan budaya
Rasa cinta masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai budaya perlahan mulai luntur. Bahkan dulu batik akan di akui oleh Malaysia. Tidak berhenti di situ saja, moral dan karakter anak bangsa berangsur mulai meniru bangsa barat yang berbanding terbalik dengan bangsa timur, bangsa Indonesia. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup, dan makanan mereka tiru. Kemudian muncul bentuk inisiatif untuk mengkoservasi etika, seni, dan budaya agar tidak terlupakan begitu saja. Salah stu bentuk konservasinya antara lain; melestarikan tari tradisional, karawitan, drama kethoprak, dan lain-lain sesuai ciri khas daerah masing-masing.
7. Pilar kaderisasi konservasi
Untuk meminimalisir dampak dari kerusakan lingkungan, maka perlu dibentuk kader-kader konservasi. Kader-kader konservasi terdiri dari mahasiswa dan seluruh aspek elemen masyarakat. Wujud dari pelaksanaannya dapat dilakukan dengan kegiatan menanam bibit pohon satu orang satu dan menerapkan semua pilar konservasi dengan baik.
Alangkah baiknya jika kita mampu menerapkan ke tujuh pilar konservasi tersebut, maka akan tercipta kondisi yang ideal. Selain itu, juga menciptakan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang seimbang terhadap kehidupan manusia.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Published by

Isni Nurani

Saya sedang menekuni program studi pendidikan kimia di Unnes.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: