ANTROPOLOGI KESEHATAN DAN PERKEMBANGANNYA

antropologi kesehatan dan perkembangannya

1. ANTROPOLOGI KESEHATAN

Antropologi dan kesehatan mempunyai keterkaitan yang erat, dimana beragam cara masyarakat dalam mempertahankan kesehatannya dengan metode-metode tertentu yang sangat menarik. Dengan demikian, muncullah antropologi kesehatan yang merupakan salah satu cabang dari ilmu antropologi. Disini, permasalahan kesehatan dan bagaimana cara menanganinya dalam masyarakat dikupas secara mendalam. Antropologi kesehatan mempelajari tentang kebiasaan masyarakat, cara pandang masyarakat terhadap penyakit, cara menanggulangi penyakit pada tiap masyarakat, korelasi antara penyakit dengan masyarakat, dan lain sebagainya. Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut :

  • Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya.
  • Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan.
  • Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian.

Hubungan antara kebudayaan dan kesehatan terlihat pada kebudayaan masyarakat yang berbeda-beda diiringi dengan pola hidup yang berbeda dan menimbulkan penyakit yang berbeda serta penanganan yang berbeda pula. Selain itu, pengetahuan yang berbeda dari setiap masyarakat menyebabkan perspektif yang berbeda pula terhadap fenomena kesehatan. Setiap orang, masyarakat, dan kebudayaan selalu mempunyai cara tersendiri dalam menghadapi penyakit. Hubungan tersebut sangat terlihat pada masyarakat Indonesia yang notabebe adalah masyarakat yang beragam, dengan beragamnya masyarakat Indonesia, beragam pula dalam memaknai sebuah penyakit. Terdapat masyarakat yang menganggap bahwa penyakit yang menyerang kulit adalah kutukan, tetapi dalam masyarakat lain menyebutnya penyakit kulit.

Antropologi kesehatan tidak asing lagi dengan konsep illness, diseas, dan sicknes. Illnes merupakan suatu penyakit yang dilihat dari kacamata sosial atau kutural, dalam Illnes penyembuhan penyakit dilakukan dengan ritual-ritual tertentu yang mengikutsertakan nenek moyang atau roh-roh makhluk halus yang sudah dilakukan secara turun-temurun dan menjadi kebiasaan masyarakat. Diseas adalah suatu penyakit yang dilihat dari kacamata medis secara klinis dengan didukung diagnose dari dokter sebagai penyembuh. Diseas hanya dianggap penting secara sosiokultur apabila juga mengandung unsur illness di masyarakat. Sedangkan Sicknes merupakan penyakit yang timbul dari persepsi masyarakat yang tidak didukung dengan diagnose dokter dan dalam penyembuhannya tidak melibatkan roh-roh makhluk halus dan tidak memerlukan ritual atau upacara penyembuhan.

Didalam antropologi kesehatan, dipelajari pula bagaimana sistem medis di masyarakat. Sistem medis merupakan strategi adaptasi sosiobudaya. Sistem medis mencakup pengetahuan, kepercayaan, keterampilan, dan praktek-praktek kesehatan. Sistem medis dibagi menjadi dua, yaitu sistem penyakit dan sistemperawatan kesehatan. Antropologi kesehatan juga mempunyai cabang kajian yaitu etnomedisin yang didalamnya mempunyai dua macam etiologi penyakit, diantaranya adalah sistem medis personalistik dan sistem medis naturalistik.

2. PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI KESEHATAN

Dengan kemajuan iptek yang semakin canggih, budaya kesehatan di masa lalu berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan mendatang. Salah satu contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga kesehatan secara individu, seperti mandi, keramas, atau sikat gigi. Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya sabun, manusia berbagai daerah memiliki cara yang berbeda dalam membersihkan badan. Yang lazim digunakan diantaranya adalah minyak, abu, atau batu apung sesuai dengan kebudayaan masing-masing daerah. Masyarakat Mesir Kuno melakukan ritual mandi dengan menggunakan kombinasi minyak hewani dan nabati ditambah garam. Bahan-bahan tersebut adalah pengganti sabun yang juga berfungsi untuk menyembuhkan penyakit kulit. Orang Yunani Kuno mandi untuk alasan kecantikan dan tidak menggunakan sabun. Mereka membersihkan tubuh dengan menggunakan balok lilin, pasir, batu apung dan abu. Mereka juga mengoleskan tubuh dengan minyak dan kadang dicampur abu. Sedangkan orang Sunda kuno biasa menggunakan tanaman wangi liar sebagai alat mandi mereka.

Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari zaman dahulu dan sekarang, tetapi juga budaya gosok gigi. Pada zaman dahulu masyarakat Arab menggunakan kayu siwak untuk menggosok gigi. Orang Roma menggunakan pecahan kaca halus sebagai bagian dari pembersih mulut mereka. Sedangkan masyarakat Indonesia menggunakan halusan genting dan bata. Namun saat ini manusia beralih menggunakan pasta gigi untuk menggosok gigi. Begitu juga dengan shampoo yang secara luas digunakan. Dahulu, masyarakat menggunakan merang untuk keramas dan merawat rambut mereka.

Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau personal yang mengalami perubahan. Budaya kesehatan masyarakat pun saat ini telah mengalami perubahan jika dibandingkan dengan masa lalu. Dahulu masyarakat lebih ke arah paradigma sakit. Namun saat ini seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat cenderung berparadigma sehat dalam memaknai kesehatan mereka. Penilaian individu terhadap status kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan perilakunya, yaitu perilaku sakit jika mereka merasa sakit dan perilaku sehat jika mereka menganggap sehat.

Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, contohnya mereka akan pergi ke pusat layanan kesehatan jika sakit saja, karena mereka ingin sakitnya menjadi sembuh. Sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, misalnya: pencegahan penyakit, penjagaan kebugaran dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Masyarakat akan selalu menjaga kesehatannya agar tidak menjadi sakit. Masyarakat menjadi rajin berolah raga, fitness, chek up ke pusat layanan kesehatan, membudayakan cuci tangan menggunakan sabun, menghindari makanan berkolesterol tinggi dan lain-lain.

Perkembangan ilmu pengetahuan juga telah mempegaruhi pola pikir masyarakat pedalaman. Dengan adanya program pemerintah yang seratakan kesehatan dan banyak dokter yang mengabdi di daerah-daerah tertinggal serta dibangunnya puskesmas di daerah tersebut menimbulkan pola pikir masyarakat yang pada awalnya memperlakukan orang sakit seperti orang yang sedang dikutuk mulai berubah. Yang pada awalnya mengadakan ritual-ritual tertentu untuk mengusir roh halus sebagai penyebab penyakit juga kini mulai berubah.

Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan sebagai sebuah kebutuhan. Banyaknya informasi kesehatan yang diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan membuat masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Sekarang pola pikir masyarakat kebanyakan lebih ke arah preventif terhadap adanya suatu penyakit. Yaitu pola pikir bahwa mencegah datangnya penyakit itu lebih baik daripada mengobati penyakit.

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

5 Comments »

 
 

Leave a Reply

XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

 
Skip to toolbar