Laporan Observasi Stasiun Semarang Poncol

hallo teman-teman…

Kali ini penulis akan membahas mengenai Laporan Observasi Stasiun Semarag Poncol. Dimana materi tersebut berada di dalam mata kuliah Sosilogi Perkotaan  yang penulis tempuh ketika Semester 4. Tugas Observasi Mengenai Stasiun Semarang Poncol tersebut bertujuan untuk menambah pemahaman mengenai mata kuliah Sosiologi Perkotaan yang penulis tempuh. Semoga bermanfaat….

Kota Semarang merupakan ibukota dari Jawa Tengah, yang merupakan kota penting dan kota transit yang menyerap banyak pendatang, kota perdagangan, jasa, industri dan juga pendidikan. Stasiun Poncol menjadi salah satu stasiun yang melayani banyak keberangkatan dan kedatangan kereta api. Oleh karena itu, pemerintah melakukan pembangunan-pembangunan pada stasiun poncol, demi memenuhi kenyamanan dan keamanan para pengguna kereta api di stasiun poncol. Stasiun poncol memiliki berbagai fasilitas umum yang dapat di manfaatkan oleh seluruh pengguna stasiun. Fasilitas-fasilitas tersebut telah memiliki standart yang baik sehingga diharapkan mampu menunjang kenyamanan para pengguna kereta api di stasiun poncol.

Sejarah

Stasiun Poncol Semarang ini merupakan stasiun hasil karya peninggalan Henry MaclainePont. Henry dikenal sebagai seorang arsitek zaman Belanda yang banyak berkiprah pada dunia arsitektur di Indonesia. Selain Stasiun Semarang Poncol, buah hasil karya lainnya bisa kita lihat yaitu kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Secara umum, Stasiun Semarang Poncol diresmikan penggunaannya pada tanggal 6 Agustus 1914. Dibangun oleh Semarang-CheribonStoomtramMaatschappij (SCS) dan SCS menjadikan stasiun ini yang terbesar miliknya.

Menurut catatan arsip sejarah, SCS memulai membangun jaringan rel kereta api yaitu sepanjang 230 kilometer yang menghubungkan Semarang dengan Cheribon, melalui Pekalongan dan Tegal. Jalur itu disebut juga ‘jalur gula’ (Suikerlijn) karena pembangunannya semula untuk melayani tidak kurang dari 27 pabrik gula yang berada di pantai utara Jawa Tengah bagian barat. Karena letaknya yang berada di pinggir barat kota Semarang, Stasiun Semarang Poncol kerap disebut Semarang–West. Pada awal pertama kali dibangun, bagian tengah bangunan itu adalah pintu masuk utama yang dihiasi dengan ubin berwarna hitam dan abu-abu. Pada panel di kiri dan kanan bangun terdapat tulisan SCS dan angka tahun 1914 terbuat dari ubin hitam dan keemasan. Sebuah jam berada di puncak bangunan.

Dari keterangan beberapa arsip peninggalan Belanda lainnya disebutkan, Stasiun Semarang Poncol (Semarang-West) dibangun untuk menggantikan stasiun lama milik SCS yaitu Stasiun Trem Pendrian. Stasiun Trem Pendrian telah ada sejak 1897 dan dibangun bersamaan dengan proyek pembangunan jalur Semarang-Cheribon. Jalur ini awalnya hanyalah jalur rel ringan (trem) yang dibangun di sisi jalan raya. Karena konstruksi yang ringan, kecepatan maksimum kereta api hanya 35 km/jam. Namun pada perkembangannya antara tahun 1912-1921 jalur ini ditingkatkan sehingga kereta api yang lebih cepat dan berat bisa melintasinya. Sejak itu jalur ini menjadi bagian yang penting hubungan rel antara Jakarta (Batavia), Semarang dan Surabaya.

Operasional Stasiun Pendrikan berfungsi hanya sampai tahun 1914. Hal itu disebabkan karena stasiun SCS yang baru di Poncol (Semarang Poncol/Semarang West) selesai dibangun dan mulai beroperasi. Namun meski digunakan cukup lama, stasiun Pendrikan sebenarnya tidak layak disebut sebagai stasiun dan lebih tepat disebut sebagai halte. Memang stasiun ini sejak semula tidak dirancang sebagai tempat naik dan turun penumpang. Para penumpang SCS mengawali dan mengakhiri perjalanan mereka di stasiun Jurnatan milik Samarang-Joana StoomtramMaatschappij (SJS).

Meski berada pada ujung jalur Semarang-Cheribon, stasiun Semarang West berbentuk stasiun paralel. Sejak semula memang direncanakan stasiun ini akan dihubungkan dengan stasiun yang baru di Tawang sebagai stasiun utama Semarang. Tapi baru pada 1940, setelah pecah Perang Dunia II, atas desakan pihak militer, rencana itu betul-betul menjadi kenyataan. Pihak militer melihat bahwa tidak adanya hubungan antara Semerang-West dan Tawang merupakan titik lemah dalam pertahanan pantai utara Jawa yang ketika itu terancam serbuan Jepang. Saat ini stasiun Semarang – West ini dinamakan stasiun Semarang Poncol yang merupakan stasiun pemberangkatan dan kedatangan untuk KA kelas ekonomi baik kereta api lokal dan jarak jauh.

Tata Letak Stasiun

Stasiun Semarang Poncol (SMC) atau terkadang disebut juga dengan Stasiun Poncol adalah stasiun kereta api kelas besar yang terletak di Purwosari, Semarang Utara, Kota Semarang. Stasiun ini yang terletak pada ketinggian +2 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang dan merupakan stasiun terbesar kedua di Kota Semarang setelah Stasiun Semarang Tawang.

Di sebelah timur stasiun ini terdapat dipo lokomotif dan kereta yang khususnya untuk menyimpan dan merawat lokomotif dan kereta penumpang yang terminusnya di Kota Semarang. Bangunan stasiun ini sudah berkali-kali direnovasi sehingga bentuk stasiun ini sudah berbeda dari bentuk awalnya pada zaman Belanda dulu. Di stasiun ini terdapat 3 jalur yang sudah diberi kanopi, yaitu jalur 1, 2, dan 3.

Stasiun ini menjadi tempat pemberhentian kereta api kelas ekonomi dan komuter di Semarang. Itupun tidak semua kereta ekonomi dan komuter berhenti di sini. Kebanyakan yang berhenti di stasiun ini adalah kereta barang. Stasiun ini juga menjadi tempat pemberhentian bagi kereta api eksekutif dan bisnis di Kota Semarang apabila Stasiun Semarang Tawang tergenang banjir.

Keunikan Stasiun ini adalah lagu Caping Gunung yang dikumandangkan pada saat kedatangan kereta api.

Fasilitas Di Stasiun Semarang Poncol

  1. Area Parkir

Di area parkir yang disediakan bagi para pengunjung stasiun poncol, Semarang sudah memadai dengan lahan yang cukup luas. Tersedia area parkir baik bagi kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat. Selain disediakan bagi para pen gunjung juga tersedia untuk kendaraan  jasa umum seperti taxi dan travel.

  1. Galeri ATM

Di stasiun Semarang Poncol terdapat fasilitas galeri atm yang letaknya bersampingan dengan mushola. Fasilitas tersebut diberikan untuk mempermudah para pengunjung  melakukan transaksi. Dalam galeri tersebut melyani transaksi beberapa bank khususnya seperti BRI, BNI, BJB, Sinar Mas, dan Bank Jateng.

  1. Mushola

Mushola berukuran tidak terlalu luas menjadi satu-satunya fasilitas beribadah yang ada di area stasiun Poncol tersebut.  Di dalam mushola juga difasilitasi sarana beribadah seperti mukena, sajadah, sarung, dan al-quran, serta kebersihan tempat ibadah tersebut terjaga. Selain di area bagian luar stasiun, fasilitas mushola juga terdapat di area dalam stasiun setelah calon penumpang kereta api masuk melewati pengecekan tiket. Untuk fasilitas mushola yang ada di area dalam stasiun tersebut hanya dapat diakses untuk calon penumpang yang sudah melewati pengecekan tiket dan tertutup untuk yang lain.

  1. Area tunggu

Area tunggu stasiun cukup memadai namun kursi tunggu secara kuantitas kurang karena masih banyak calon penumpang karena masih banyak terlihat dari mereka yang menunggu dengan berdiri dan duduk lesehan karena keterbatasan fasilitas tersebut. Sepanjang area tunggu merupakan area dilarang merokok (No Smoking Area) sehingga hal tersebut memberi kenyamanan bagi para calon penumpang kereta api  di area tunggu karena tidak akan terganggu dengan asap rokok yang juga dapat membahayakan kesehatan. Selain itu, kebersihan area tunggu juea tunggu juga terjaga karena terdapat beberapa petugas kebersiahan yang tetap siaga untuk selalu membersihkan area tersebut sehingga tetap bersih. Di area tunggu juga disediakan fasilitas lain seperti Charger Corner bagi para calon penumpang ataupun pengunjung untuk mengisi baterai handphone dan lain-lain

  1. Area merokok

Penyediaan area merokok (Smoking area) bagi para pengunjung maupun calon penumpang kereta api juga disambut baik oleh mereka yang merokok. Fasilitas itu sebagai bentuk memberi kenyaman bagi calon penumpang kereta api maupun pengunjung baik yang perokok maupun yang tidak merokok sama-sama nyaman dan tidak terganggu dengan aktivitas merokok tersebut.

  1. Papan Informasi

Papan informasi merupakan hal yang sangat penting di tempat umum seperti stasiun. Terdapatnya papan informasi akan memudahkan para calon penumpang ataupun pengunjung memperoleh informasi yang mereka butuhkan selama berada di area tersebut terutama bagi yang baru dengan stasiun tersebut. Papan informasi yang ada di Stasiun Semarang Poncol antara lain yaitu, informasi jadwal kereta, informasi jalur kereta api yang dilayani, informasi pintu kedatangan dan keberangkatan, informasi terkait transportasi lain yang disarankan, dan lain sebagainya.

  1. Kantor Layanan Pelanggan/ Customer

Kantor layanan pelanggan/customer sebagai sarana untuk melayani para calon penumpang yang ingin mencari informasi yang lebih jelas seperti terkait dengan jadwal kereta, pemesanan dan pembatalan tiket, dan sebagainya.

  1. Mesin Pencetak Tiket

Mesin pencetak tiket ini tersedia beberapa unit di area tunggu bagian pengecekan tiket ketika calon penumpang akan masuk kedalam stasiun kereta api. Mesin pencetak tiket ini digunakan untuk mencetak tiket bagi para calon penumpang yang membeli tiket secara online ataupun yang melewati minimarket yang menyediakan pembelian tiket kereta api tersebut seperti di alfamart. Sistem tiket online dapat dilakukan untuk semua jurusan kereta  kecuali kereta lokal seperti Blora Jaya Ekspres, Kalijaga, dan Kedungsepur.

  1. Loket

Loket disediakan untuk pelayanan pembelian dan pembatalan tiket secara langsung oleh para calon penumpang. Untuk para calon penumpang yang membeli tiket secara langsung di loket akan langsung mendapatkan tiket secara fisik dan tidak perlu untuk menukar tiket di mesin pencetak tiket.

  1. Tempat Penitipan Helm

Tempat penitipan helm merupakanjung fasilitas bagi pengunjung ataupun calon penumpang yang membawa sepeda motor untuk keamanan helm mereka. Tempat penitipan helm tersebut terletak di sebelah pintu masuk parkiran.

  1. Toilet

Seperti halnya mushola, toilet juga disediakan bagi calon penumpang kereta api ataupun pengunjung di bagian area luar stasiun dan area dalam stasiun setelah calon penumpang melewati pengecekan tiket. Untuk toilet yang berada di area dalam stasiun hanya bisa diakses oleh calon penumpang yang sudah melewati tahap pengecekan tiket. Untuk fasilitas yang diberikan dalam toilet hanya terdapat satu kamar toilet dan satu washtafel dilengkapi dengan sabun untuk cuci tangan. Untuk toilet wanita dan pria dipisahkan. Dalam toilet tersebut kebersihan cukup terjaga.

  1. Mini market

Fasilitas mini market juga tersedia yakni Alfa express. Dalam mini market tersebut disediakan berbagai snack ringan dan minuman dingin/hangat, serta kebutuhan pengujung lainnya.

  1. Restaurant siap saji

Di area stasiun terdapat beberapa resto cepat saji yang berjajar di sepanjang bagian area tunggu sebelah kiri. Restaurant cepat saji tersebut diantaranya yaitu, LOKO, CFC, Roti O, dan Teh Java.

  1. Kehadiran Porter

Porter merupakan tukang angkat barang-barang penumpang atau lebih kita kenal sebagai tukang angkat kuli. Porter yang ada di stasiun Poncol berjumlah 18 anggota, setiap anggota mempunyai tugas untuk membawa barang bawaan penumpang ke dalam kendaran ataupun tujuan tertentu sekitar stasiun Poncol.

Seperti yang di jalani oleh Pak Anto, Pak Anto sudah menjadi porter di stasiun poncol kurang lebih selama 2tahun. Awal mulanya menjadi porter beliau mendaftar menjadi anggota karena informasi dari teman-temannya. Dulu untuk masuk menjadi anggota porter cukup mudah tidak seperti sekarang ini. Menurut Pak Anto, jumlah porter sekarang ini telah di batasi, dan akan di tambah anggotanya bila keadaan stasiun tengah rame seperti saat musim Mudik tiba.   Menurut Pak Anto untuk angota baru yang ingin mejadi Porter di stasiun Poncol, mereka ada yang lulusan Sarjana. Selainn itu di lalukan rapat anggota Poter untuk mempertimbangkan kehadiran anggota porter baru, dan juga harus meunggu angota keluar bila ingin masuk menjadi porter di stasiun Poncol.

Porter yang ada di Stasiun Poncol bekerja saat stasiun poncol telah di buka dan mulai untuk beroprasi sebagai alat transportasi umum. Dalam melakukan pekerjaannya, mereka menggunakan seragam khusus unutuk pelayanan jasa Porter. Seragam ini bertujuan agar dapat memudahkan para anggota dalam mengenal sesama porter, dan juga untuk mengurangi kecurangan apabila ada porter lain(bukan dari stasiun poncol) ikut mengangkut barang para penumpang. Sebab hal ini akan mengurangi jumlah pendapatan yang di terima oleh porter.

Pak Anto berasal dari Kebumen, dia menetap di Semarang dengan mengontrak rumah secara pertahun. Profesi yang di jalaninya sebagai Porter mampu membiayai kebutuhan hidupjya dan juga keluarganya. Termasuk menyekolahkan anaknya hingga di Perguruan Tinggi Negeri (UNNES). Pak Anto tidak meyebutkan secara gamblang berapa jumlah nominal yang di dapatkannya, karena jumlahnya tidak menentu. Pengakuan beliau bahwa, pendapatan yang di dapatkanya mampu untuk memberi uang saku anaknya perminggu senilai Rp 350.000.

  1. Fasilitas Kereta

Kereta yang disediakan di stasiun Semarang Poncol terdapat layanan penumpang terkait dengan kelas ruang kereta seperti:

  • Kelas campuran (eksekutif-bisnis)

Ciremai Ekspres, tujuan Cikampek bersambung Bandung

  • Kelas ekonomi AC plus

Jayabaya, tujuan Jakarta dan tujuan Malang via Surabaya

Ambarawa Ekspres, dari dan tujuan Surabaya

  • Kelas ekonomi AC

Tawang Jaya, dari dan tujuan Jakarta

Maharani, dari dan tujuan Surabaya

Kalijaga, dari dan tujuan Solo via Brumbung-Gundih

Kamandaka, tujuan Semarang Tawang dan tujuan Purwokerto via Tegal-Slawi

Kaligung, dari dan tujuan Tegal

  • Komuter ekonomi

Blora Jaya Ekspres, dari dan tujuan Cepu

Kedungsepur (Komuter Semarangan), dari dan tujuan Ngrombo

  • Kereta Barang

Angkutan peti kemas/kontainer, tujuan Jakarta (Tanjung Priok/Jakarta Gudang) dan tujuan Surabaya

KA Semen Tiga Roda, dari dan tujuan Nambo serta tujuan Surabaya/Brambanan/Banyuwangi

  • Persilangan/papasan atau persusulan

KA Kedungsepur tujuan Ngrombo (KA 268) berpapasan dengan KA Argo Sindoro tujuan Jakarta (KA 11) yang melintas langsung

KA Kaligung tujuan Tegal (KA 431) disusul KA Argo Sindoro tujuan Jakarta (KA 11) yang melintas langsung

KA Maharani tujuan Surabaya (KA 214) berpapasan dengan KA Argo Bromo Anggrek Pagi tujuan Jakarta (KA 1) yang melintas langsung

KA Kaligung tujuan Tegal (KA 433) berpapasan dengan KA Argo Muria tujuan Semarang Tawang (KA 14) yang melintas langsung

KA Blora Jaya Ekspres tujuan Cepu (KA 264) disusul KA Argo Muria tujuan Semarang Tawang (KA 14) yang melintas langsung

KA Kedungsepur tujuan Ngrombo (KA 266) berpapasan dengan KA Argo Muria tujuan Jakarta (KA 13) yang melintas langsung

KA Kaligung tujuan Semarang Poncol (KA 434) berpapasan dengan KA Brantas tujuan Jakarta (KA 175) yang melintas langsung

KA Kamandaka tujuan Semarang Tawang (KA 237/240) disusul KA Gumarang tujuan Surabaya (KA 78) yang melintas langsung

Pengaruh stasiun poncol terhadap lingkungan sekitar.

Selain stasiun tawang, stasiun poncol adalah salah satu stasiun kereta api yang terdapat di kota semarang. Dalam perjalanannya stasiun ini telah memberikan banyak pengaruh tergadap lingkugan sekitarnya. Pengaruh yg d berikan diantaranya adalah kepada para pedagang dan pemberi jasa transportasi.

  1. Pemberi jasa transportasi

Setidaknya ada dua pemberi jasa transportasi yang diuntungkan atas adanya stasiun poncol, yaitu tukang becak dan supir taksi. Kedua pemberi jasa transportasi tersebut selalu siap dan menunggu para penumpang yang membutuhkan jasa transportasi di area luar stasiun. Tukang becak sendiri sudah ada pada tahun 90.an. biasanya mereka melayani penumpang yang terdiri dari anggota keluarga, misalnya bapak,ibu,anak atau seseorang yang membawa barang yang banyak dan tidak dimungkinkan untuk menaiki ojek.untuk harganya sendiri, tukang becak melakukan nego dengan calon penumpangnya, dengan mempertimbangkan jarak dan muatannya. Orang-orang dengan kelas ekonomi menengah hingga menengah kebawahlah yang biasanya menjadi pelanggan mereka.sedangkan taksi biasanya digunakan oleh mereka yang memiliki ekonomi menengah keatas karena dirasa lebih nyaman seperti halnya naik mobil pribadi.

  1. Pedagang

Pedagang yang dimaksud disini yaitu pedagang bakso dan pemilik warung makan. Salah satu pedagang bakso, yaitu bapak Kenthi laila mengaku bahwa ia telah berjualan di stasiun poncol sejak tahun 1995. Beliau berasal dari sragen dan memutuskan untuk berjualan bakso ke semarang demi membiayai kuliah kedua anaknya. Berkat berjualan bakso tersebut, beliau berhasil mengsarjanakan kedua anaknya, satu lulus sebagai sarjana kebidanan, dan satunya lulus sebagai sarjana desain. Dalam sebulan, hasil dari penjualan baksonya bisa mencapai 8 jutaan. Selain pedagang bakso, berdirinya stasiun poncol di kota semarang juga berimbas positif bagi pemilik warung makan. Dalam sebulan mereka bisa memperoleh omset 3-4 juta rupiah. Meskipun tidak sebesar penghasilan pedagang bakso namun salah satu pemilik warung makan disana mengaku bahwa dengan adanya staasiun poncol tersebut telah membantu perekonomian mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: