Pola Persebaran Pemukiman Penduduk Di Desa Sulursari Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Tahun 2016

hallo teman-teman…

Kali ini penulis akan membahas mengenai Pola Persebaran Pemukiman Penduduk Di Desa Sulursari Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Tahun 2016. Dimana materi tersebut berada di dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Pegetahuan Sosial  yang penulis tempuh ketika Semester 1. Tugas  tersebut bertujuan untuk menambah pemahaman mengenai mata kuliah Pengantar Ilmu Pegetahuan Sosial  yang penulis tempuh. Semoga bermanfaat….

Geografi dalam membahas permukiman manusia membagi objeknya atas wilayah perkotaan dan pedesaan. Di situ desa diartikan sebagai wilayah tempat tinggal penduduk yang hidup dari proses produksi agraris. Adapun kota merupakan konsentrasi penduduk non-agraris yang memiliki daya pakai ruang yang lebih intensif dibandingkan dengan desa. Perbedaan fisik antara kota dan desa masih sangat terlihat jelas apalagi di daerah-daerah berkembang, tetapi dinegara-negara industri maju perbedaan tersebut telah menjadi agak tak terlihat.

 Pola persebaran permukiman penduduk dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan tanah, tata air, topografi dan ketersediaan dan sumber daya alam yang dimiliki wilayah tersebut. Ada tiga pola pemukiman penduduk dengan hubunganya dengan bentang alamnya, yaitu sebagai berikut:

Pola Permukiman Memanjang (Linear)

Pola permukiman memanjang memiliki ciri permukiman berupa deretan memanjang karena mengikuti jalan, sungai, rel kereta api dan pantai.

  • Mengikuti jalan

Permukiman berada di kanan kiri jalan. Umumnya pola permukiman seperti ini banyak terdapat didaratan rendah yang morfologinya landai sehingga memudahkan pembangunan jalan-jalan di permukiman. Namun, pola ini sebenarnya terbentuk secara alami untuk mendekati sarana transportasi.

  • Mengikuti rel kereta api

Pada pola ini biasanya permukiman berada dikanan kiri rel kereta api. Umumnya permukiman semacam ini hanya terdapat diperkotaan atau daerah padat penduduk yang dilalui kereta api.

  • Mengikuti sungai

Pola permukiman ini biasanya terdapat dipinggiran sepanjang sungai. Pola ini terbentuk secara alami untuk mendekati sarana transportasi dan mata pencaharian.

  • Mengikuti garis pantai

Pola permukiman ini merupakan permukiman para penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Permukiman ini berbentuk memanjang dan mengikuti garis pantai. Hal itu untuk memudahkan kegiatan ekonomi dan mencari ikan dilaut.

Pola Permukiman Terpusat

Pola permukiman ini berpusat dan membentuk unit-unit kecil dan menyebar, biasanya terdapat dipegunungan atau daerah dataran tinggi yang berelief kasar danterisolir. Di pegunungan pola permukiman terpusat mengelilingi mata air dan tanah yang subiur. Sedangkan daerah pertambangan dipedalaman permukiman terpusat mendekati lokasi pertambangan. Penduduk yang tinggal di permukiman terpusat biasanya masih memiliki hubungan kekerabatan dan hubungn dalam pekerjaan. Pola permukiman ini sengaja dibuat untuk mempermudah komunikasi antar keluarga dan teman bekerja.

Pola Permukiman Tersebar

Pola permukiman tersebar biasanya terdapat didaratan tinggi atau daerah gunung berapi dan daerah-daerah yang kurang subur. Penduduk permukiman ini mendirikan permukiman tersebar untuk mencari tempat yang tidak terjal, morfologinya rata dan relatif aman. Sedangkan pada daerah kapur, permukiman penduduk akan menyebar mencari kondisi air yng baik. Mata pencaharian penduduk pada pola ini sebagian besar dibidang pertanian, perkebunan, ladang, dan peternakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pemukiman penduduk:

  • Letak Lokasi Yang Strategis

Letak atau lokasi yang strategis menyebabkan suatu daerah atau wilayah akan mudah dijangkau dan akan menarik minat masyarakat untuk mengembangkan perubahan tersebut dan berpengaruh terhadap perubahan penggunaan lahan. Letak suatu daerah dengan daerah lain akan menyebabkan interaksi dan menunjang perubahan penggunaan lahan tersebut sebagai lahan permukiman maupun industri. Letak merupakan hal yang sangat penting untuk perkembangan pemukiman. Karena lokasi yang sesuai akan berpengaruh terhadap perkembangan pemukiman.

  • Masih Tersedianya Lahan Yang Luas Dengan Harga Yang Murah

 Kebanyakan lahan- lahan tersebut berupa lahan sawah dan lahan tegal. Karena masih luasnya lahan yang tersedia maka banyak penduduk ataupun para pengembang yang memanfaatkannya untuk dijadikan sebagai kawasan permukiman baik itu tempat tinggal maupun fasilitas lain yang mendukung. Dengan demikian sedikit demi sedikit hingga akhirnya dalam jangka waktu selama sepuluh tahun nampak sekali terjadinya perubahan fungsi lahan sebagai permukiman.

  • Mendekati Tempat Kerja

Semakin banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia menjadikan banyak penduduk untuk mendekati daerah tersebut. Banyaknya industri- industri yang berdiri baik yang sudah puluhan tahun berjalan maupun yang masih baru dapat menarik penduduk untuk mendekati lokasi tersebut dan memilih lokasi tempat tinggal yang dekat. Sarana transportasi yang mendukung dan memadahi menyebabkan perkembangan permukiman di daerah tersebut menjadi cepat. Semakin dekat lokasi tempat tinggal dengan tempat bekerja maka biaya yang dipergunakan untuk menuju lokasi tempat kerja tersebut juga semakin kecil sedangkan semakin jauh jarak tempat kerja dengan lokasi tempat tinggal maka biaya transportasi yang dikeluarkan juga bertambah banyak.

  • Adanya Fasilitas Sosial Yang Memadahi Seperti Fasilitas Kesehatan, Pendidikan, Peribadatan, Perdagangan Dan Lembaga Keuangan.

Fasilitas dan sarana umum, meliputi fasilitas umum dan fasilitas sosial, termasuk diantaranya infrastruktur, sarana pendidikan, kesehatan, keagamaan, sarana transportasi dan lain-lain. Saat ini konsumen semakin kritis maka fasilitas dan sarana umum menjadi pertimbangan untuk membeli rumah. Jarak keterjangakauannya antara fasilitas yang diperlukan dengan tempat tinggal juga menjadi pertimbangan utama saat menentukan lokasi atau tempat tinggal. Sehingga biasanya lokasi- lokasi temapt tinggal yang dekat dengan fasilitas sosial akan nampak sekali perkembangannya.

  • Akses Dan Sarana Transportasi

Sarana dan prasarana transportasi diharapkan mampu menginterpretasikan suatu daerah dengan daerah lain sebagai suatu sistem yang lebih besar, sehingga berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan mobilitas penduduknya. Adanya sarana transportasi yang memadahi dan jalan sebagai salah satu sarananya untuk mendukung aktifitas transportasi. Jadi sarana transportasi di suatu wilayah merupakan faktor penunjang dan penentu perkembangan di suatu wilayah.

  • Faktor Pertumbuhan Penduduk

 Penduduk merupakan faktor yang mempunyai peran sangat besar dalam pertumbuhan dan perkembangan permukiman. Peningkatan kawasan permukiman di Kecamatan Ngempak dari tahun ke tahun disebabakan pula karena adanya faktor penduduk mempengaruhi antara lain peningkatan jumlah, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, dan terkonsentasi penduduk disuatu wilayah di asumsikan sebagai suatu hubungan yang mempunyai pengaruh dengan perubahan penggunaan lahan yang terjadi yaitu perkembangan luas lahan permukimannya.

Pola persebaran permukiman secara jelas dipengaruhi oleh variasi penggunaan lahan, kondisi topografi, ketinggian tempat, dan aksesbilitas daerah sosial-ekonomi penduduk maupun fasilitas sosial ekonomi, yang dalam perkembanganya akan sangat mempengaruhi pola maupun persebaran permukiman suatu daerah. Pola atau sifat persebaran ini sangat menarik untuk dikaji dan dianalisis. Mengingat pentingnya pemecahan masalah  permukiman seperti penempatan sarana dan prasarana permukiman dan fasilitas sosial-ekonomi masih sering tidak sesuai dengan konsentrasi persebaran penduduk disetiap permukiman. Hal ini berakibat pada tidak seimbangnya antara sarana dan prasarana yang tersedia dengan penduduk yang dilayani. Perbedaan pola persebaran permukiman diberbagai daerah terkait erat dengan sifat persebaran penduduk. Mengingat jumlah penduduk yang semakin meningkat yang tentunya juga menuntut ketersediaan permukiman dan fasilitasnya memungkinkan terjadinya pemusatan permukiman disuatu daerah atau wilayah tertentu.

Seperti halnya yang terjadi di desa Sulursari kecamatan Gabus kabupaten Grobogan. Masyarakat di desa Sulursari mengalami peningkatan jumlah penduduk di setiap tahunya. Penduduk yang senantiasa bertambah dan berkembang setiap tahunya tersebut yang membuat semakin padatnya daerah desa  Sulursari. Permukiman yang semakin bertambah dan padat serta lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi permukiman penduduk serta. lahan penduduk yang awalnya luas dan masih sedikit didirikan permukiman penduduk, dari tahun ketahun semakin berkurang. Karena lahan tersebut diwariskan kepada keturunan mereka, ataupun dijual karena kebutuhan ekonomi. Dengan jangka waktu satu tahun saja mengalami banyak perubahan, perubahan jumlah penduduk tersebut dipengaruhi adanya kelahiran dan kematian yang terjadi di dalam masyarakat penduduk desa Sulursari. Misalnya saja pada bulan Januari tahun 2015 di desa Sulursari terdapat 6.646 penduduk denan jumlah laki-laki sebanyak 3.268 jiwa dan 3.378 pada jumlah penduduk perempuan. Dengan angka kelahiran 4 laki-laki dan 3 perempuan. Angka kematian 2 laki-laki dan 1 perempuan. Serta pendatang laki-laki berjumlah 2 orang, dan 1 perempuan. dan yang terakhir adalah penduduk yang pindah dengan laki-laki berjumlah 6 orang dan 5 orang untuk perempuan.

Sedangkan di bulan Januari tahun 2016 di desa Sulursari terdapat 6.638 penduduk dengan jumlah laki-laki 3.278 dan penduduk perempuan 3.360 jiwa. Dengan angka kelahiran sebanyak 2 laki-laki dan 1 perempuan. angka kematian penduduk 7 laki-laki dan 2 perempuan. sedangkan pendatang di bulan tersebut berjumlah 8 laki-laki dan 7 perempuan. serta penduduk yang pindah ada 4 laki-laki dan 7 perempuan.

Karena pertumbuhan penduduk yang tinggi, maka lahan permukiman semakin sempit dan banyak lahan pertanian yang dijadikan sebagai permukiman penduduk, hal tersebut merupakan salah satu masalah yang muncul karena permukiman penduduk yang tidak merata dan tingginya jumlah kebutuhan lahan permukiman. Mayoritas pola permukiman di desa Sulursari berbentuk memanjang, dan terpusat, namun ada pula yang menyebar. Pola memanjang tersebut terjadi karena penduduk yang membangun permukiman disepanjang jalan raya untuk mempermudah akses transportasi dan akses-akses lainya. Biasanya permukiman yang berada dipinggir jalan raya memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibanding permukiman ditempat lain. Selain itu ada pula penduduk yang mendirikan permukiman dengan pola terpusat. Pola permukiman ini biasanya terdapat disekitar pusat-pusat keramaian seperti pasar dan terminal. Permukiman terpusat menjadi pusat tujuan dari penduduk permukiman lain, karena biasanya disana merupakan pusat kegiatan ekonomi dan transportasi. Yang terakhir yaitu pola menyebar, di desa Sulursari biasanya permukiman menyebar terdapat di dusun-dusun yang jauh dari pusat kegiatan perekonomian dan transportasi.

Penduduk yang bermukim pada pola memanjang biasanya bermata pencaharian sebagai pedagang dipasar ataupun sebagai supir angkuta diterminal, namun ada pula yang bekerja sebagai pegawai negri sipil dan juga wiraswasta. Sedangkan pada pola terpusat, mayoritas penduduk bermatapencaharian petani dan pedagang. Prosentase dari petani dan pedagang hampir sama, karena penduduk pola ini biasanya selain bertani mereka juga berjualan dipasar pada pagi hari. Namun, pada pola ini juga terdapat mata pencaharian lain seperti pada pola permukiman memanjang. Selain itu ada pula permukiman menyebar, dimana biasanya permukiman ini terdapat pada daerah dataran tinggi atau didekat hutan. Pola permukiman ini menyebar sesuai dengan lahan yang datar atau tingkat kemiringanya rendah. Penduduk yang bermukim di permukiman ini biasanya memiliki mata pencaharian petani, namun dengan seiring perkembangan zaman. Penduduk pola permukiman menyebar sudah menyadari akan pentingnya pendidikan dan saat ini banyak dari anak-anak penduduk permukiman ini yang menjadi pegawai negri sipil dan aparat penegak hukum.

Jadi kesimpulanya adalah pola permukiman di desa Sulursari memiliki tiga macam pola permukiman yaitu memanjang, terpusat dan menyebar. Dari pola permukiman memanjang, di desa Sulursari hanya ada memanjang mengikuti jalan raya, karena di daerah Sulursari dan sekitarnya tidak ada penduduk yang mendirikan permukiman di sepanjang sungai. Adapan di sepanjang rel kereta api namun berada di luar desa Sulursari. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya persebaran pola permukiman penduduk di desa Sulursari, diantaranya adalah letak lokasi yang strategis, Masih tersedianya lahan yang luas dengan harga yang murah, mendekati tempat kerja, Adanya fasilitas sosial yang memadahi seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, peribadatan, perdagangan dan lembaga keuangan, akses dan sarana transportasi, faktor pertumbuhan penduduk. Persebaran pola permukiman penduduk meningkat karena adanya peningkatan jumlah penduduk sedangkan lahan tidak bertambah sehingga banyak lahan pertanian yang dijadikan lahan permukiman, sehingga permukiman semakin padat dan lahan pertanian semakin sempit.

Daftar Pustaka

DRS. DALDJOENI, N. 1991. PENGANTAR GEOGRAFI UNTUK MAHASISWA & GURU SEKOLAH. BANDUNG. PENERBIT ALUMNI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: