bintari

PENDAHULUAN

Lembaga Swadaya Masyarakat merupakan salah satu badan usaha yang dikelola oleh indivdu maupun kelompok orang yang didasarkan atas kesadaran dan kepentingan bersama. Dalam pendirian Lambaga Swadaya Masyarakat itu sendiri harus memiliki tujuan yang jelas serta keorganisasian yang terstruktur. Lembaga Swadaya Masyarakat biasanya menangani permasalahan-permasalahan yang sebagian besar dihadapi oleh sekelompok masyarakat dalam suatu wilayah tertentu. Dengan kata lain, Lembaga Swadaya Masyarakat disini memegang peranan penting dalam melakukan pemberdayaan terhadap suatu masyarakat.

Istilah Lembaga Swadaya Masyarakat itu sendiri mulai berlaku sejak era Reformasi. Sebelum era reformasi, Lembaga Swadaya Masyarakat lebih dikenal dengan sebutan yayasan. Untuk saat ini, telah banyak berkembang Lembaga Swadaya Masyarakat di tengah masyarakat di berbagai wilayah. Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM ini sendiri hadir karena permasalahan dalam masyarakat semakin kompleks seperti kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang mereka punya, hingga ketidaktauan masyarakat dalam mengelola Sumber Daya Alam yang terbatas. Walaupun Lembaga swadaya Masyarakat bukan salah satu badan lembaga yang berada di naungan pemerintah, akan tetapi pemerintah kerap bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam rangka perencanaan kota terpadu.

Mengingat pentingnya peran Lembaga Swadaya Masyarakat seperti yang telah dipaparkan di atas, dalam makalah ini akan mengkaji dan membahas tentang salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat yang berada di wilayah Semarang. Lembaga Swadaya Masyarakat ini dikenal dengan nama Bintari Foundation.

PEMBAHASAN

  1. Sejarah terbentunya Bintari Foundation

Bintari foundation adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memperhatikan perlindungan lingkungan untuk mendukung usaha pembangunan berkelanjutan Bintari itu sendiri merupakan singkatan dari Bina Karta Lestari. Lembaga swadaya masyarakat ini pada mulanya merupakan sebuah yayasan yang dibentuk dan secara resmi memulai kegiatannya pada tanggal 15 Februari 1986. Pembentukan yayasan ini dilakukan oleh beberapa ahli, akademisi dan pengamat lingkungan yang prihatin dengan masalah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, khususnya di daerah perkotaan. Pada era Reformasi sekitar tahun 1999, Bintari berubah statusnya dari sebuah yayasan menjadi Lembaga Swadaya Masyarakat.

Bintari foundation merupakan LSM yang berada di Semarang Jawa Tengah dengan jumlah staf yayasan 15 orang. Jumlah staf yang ada dalam Bintari Foundation dapat bertambah anggotanya sesuai dengan kebutuhan. Dalam bintari sendiri terdapat beberapa bidang yang mengkaji permasalahan yang ada, diantaranya manajemen limbah cair, pengelolaan air bersih, pendidikan lingkungan, konservasi lahan, wisata lingkungan dan manajemen limbah padat

Misi Bintari sendiri adalah untuk memberdayakan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran serta partisipasi masyarakat berjalan maksimal. Partisipasi diwujudkan dengan berbagai cara seperti membuang sampah dengann benar, pemisahan sampah dan pembayaran iuran pengumpuan sampah (Rp. 3,000 – 5,000/bulan). Partisipasi melalui organisasi adalah salah satu ciri strategi Bintari.

Pembentukan PAGERWAJA telah memberikan warga semangat untuk bekerjasama dalam pengelolaan sampah, serta memungkinkan berjalannya sistem untuk mempertahankan keberlanjutan program, yang dalam kasus lain mungkin mandek atau tanpa hasil. Proyek ini juga didukung oleh organisasi lain, seperti pengembang yang menyediakan lahan TPS, dan GTZ-ProLH yang menyediakan bantuan dana. Sebagai tanggapan terhadap bantuan ini, Bintari selalu menjaga transparansi dan akuntabilitas proyek

(https://www.google.com/search?q=profil+bintari+foundation&ie=utf-8&oe=utf-8#q=profil+lsm+bintari+foundation).

Di awal pendirian Bintari Foundation, lembaga ini berhasil mengatasi masalah lingkungan khususnya yang berada di sungai Taplak. Pada awal pembentukan Bintari Foundation, program pemberdayaan yang mereka tangani adalah seputar AMDAL (Analisis Masalah Dampak Lingkungan). Kemudian, Bintari Foundation berkembang dan mengatasi isu-isu yang berkembang dalam masyarakat seperti pencemaran sungai dan pengelolaan lahan. Masalah pencemaran sungai yang ditangani oleh Bintari Foundation disebabkan oleh tumbuhnya berbagai industri baik dari industri skala besar hingga industri kecil dan rumahan yang terjadi di sepanjang hulu dan hilir sungai. Sedangkan untuk masalah pengelolaan lahan, Bintari Foundation menangani bagaimana pola pemanfaatan lahan oleh masyarakat agar dapat berjalan dengan baik seiring dengan semakin banyaknya industri yang berkembang di tengah masyarakat. Bintari Foundation saat ini bukan hanya terdapat di daerah Semarang saja, melainkan ada cabang dari Bintari di daerah Pekalongan.

2. Program-program dalam Bintari Foundation

Sebagai sebuah lembaga swadaya masyarakat, Bintari Foundation pastinya memiliki program kerja dalam mengatasi masalah yang ada. Bintari Foundation itu sendiri mempunyai peran dalam rangka mendukung pemerintah dalam pembuatan rencana kota terpadu. Adapun beberapa program yang diadakan oleh Bintari Foundation antara lain :

  1. Program penanganan banjir di daerah Ngaliyan,
  2. Program pemanfaatan daerah pesisir khusunya di daerah Tugurejo dan Genuk sebagai penanganann terhadap dampak perubahan iklim,
  3. Peningkatan kapasitas dan ekonomi
  4. Program konservasi dan pemanfaatan pada lahan pertanian yang terdapat di kawasan Ungaran.

Dalam pembahasan ini lebih difokuskan pada program konservasi dan pemanfaatan lahan pertanian yang terdapat di daerah Ungaran. Usaha pertanian yang sudah tidak produktif, terjadinya pelepasan hak, serta lahan-lahan di hulu yang tidak mendapatakan fungsi yang baik menjadi pemicu untuk Bintari melaksanakan program pemberdayaan tersebut. Program pemberdayaan yang terdapat di daerah Ungaran sendiri dimulai pada tahun 2008 dan akan berakhir pada tahun 2015. Program ini dilakukan berdasarkan masalah-masalah pertanian yang timbul di sekitar masyarakat Ungaran.

Masalah yang dihadapi dalam pertanian bukan hanya sebatas pelepasan hak dan lahan-lahan yang berada di daerah hulu yang tidak menjalankan fungsinya dengan baik saja, tetapi ada masalah yang menurut Bintari lebih serius dari masalah tersebut. Masalah itu adalah doktrinasi yang dilakukan oleh para petani terhadap anaknya agar kelak tidak mengikuti jejak orang tuanya sebagai petani. Para petani di daerah Ungaran beranggapan bahwa lebih baik anaknya bekerja di pabrik daripada menjadi seorang petani. Padahal, menurut Bintari itu sendiri, profesi petani adalah profesi yang sangat penting perannya untuk ke depannya dalam perkembangan pangan di Indonesia.

Bintari memandang ini sebagai suatu masalah, karena jika kebiasaan ini terus dilakukan oleh parapetani terhadap anaknya, nantinya keseimbangan pangan di Indonesia akan terancam karena semakin berkurangnya jumlah petani yang ada. Dan nantinya akan menimbulkan dampak ketergantungan terhadap impor beras dari luar negeri. Dalam mengkaji masalah ini, Bintari masuk dam melakukan penyadaran terhadap masyarakat akan masalah yang ada dan solusinya sebelum Bintari mengembangkan pemahaman dalam masyarakat agar mau untuk di berdayakan. Pihak Bintari berusaha untuk membangun konstruksi terhadap masyarakat bahwa petani adalah pekerjaan masa depan.

Metode program ini lebih mengarah pada pendekatan langsung pada masyarakat yang akan diberdayakan. Yang dalam konteks ini adalah masyarakat petani daerah Ungaran. Mula-mula masyarakat diajak untuk berdialog secara terbuka mengenai masalah-masalah yang mereka hadapi saat ini. Setelah melakukan penyadaran atas masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat yang akan di berdayakan tersebut, setelah itu Bintari mulai membuka pemahaman mereka mengenai program yang akan nantinya akan laksanakan dalam rangka menanggulangi masalah dalam masyarakat daerah Ungaran. Bintari Foundation berusaha untuk mengikut sertakan masyarakat dalam kegiatan mereka tanpa memberi doktrinasi apapun. Bintari masuk dengan memberikan rehabilitasi dan komoditas yang sesuai dengan cara mennyakinkan petani bahwa nantinya petani akan mendapatkan nilai lahan. Setelah berhasil menyakinkan dan menjalin kerja sama dengan petani, selanjutnya petani baru diajak melaksanakan program pemberdayaan secara bersama di dampingi oleh Bintari Foundation.

3. Peluang dan Hambatan yang dihadapi oleh Bintari Foundation

Sebagai sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang mengemban tugas sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat, dalam menjalankan tugasnya, Bintari Foundation ini memiliki peluang dan hambatan tersendiri. Peluang yang dimiliki oleh Bintari Foundation antara lain banyaknya kerjasama yang mereka jalin dengan berbagai instansi seperti perguruan tinggi yang meliputi kerjasama dengan UNNES, UNIKA dan UNDIP serta beberapa negara yang memungkinkan dapat mendanai program-program yang diusung oleh Bintari Foundation. Berawal dari mitra kerjasama tersebut, bisa memungkinkan untuk Bintari Foundation agar dapat berkembang secara optimal. Melalui mitra kerjasama tersebut juga memberikan peluang termaksimalkannya program-program yang direncanakan oleh Bintari Foundation. Selain itu, potensi yang dimiliki oleh Bintari Foundation dapat merangkul masyarakat dengan berbagi pendekatan yang mereka lakukan selama ini yaitu meliputi penyadaran masyarakat, pemahaman hingga pemanfaatan potensi yang dimiliki. Pada tahap penyadaran masyarakat, Bintari Foundation melakukan pendekatan langsung dengan cara melakukan diskusi terbuka secara ringan. Setelah diadakan diskusi tersebut, Bintari Foundation menarik kesimpulan menganai apa saja yang disenangi, karena Bintari Foundation beranggapan bahwa dalam menarik minat masyarakat agar mau di berdayakan, perlu dimulai dari hal yang disukai oleh masyarakat.

Setelah mengetahui apa yang disukai oleh masyarakat yang akan diberdayakan, kemudian dari pihak Bintari Foundation secara pelan-pelan membawa masyarakat menuju tahap pemahaman akan masalah yang mereka miliki dan solusi yang tepat atas masalah tersebut. Dalam tahap pemahaman disini, Bintari foundation memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk meningkatkan potensi yang mereka miliki. Pelatihan yang diberikan untuk mengembangkan potensi mereka dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Disini, Bintari Foundation itu sendiri dalam melakukan pemberdayaan dalam masyarakat menyesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan masyarakat dan kemampuan masyarakatnya yang memiliki potensi.

Sedangkan hambatan yang dirasakan dari pelaksanaan program-program dalam Bintari Foundation adalah kurang didukungnya program-program yang dipersiapkan untuk memberdayakan masyarakat oleh pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya dana yang didapatkan oleh Bintari yang berasal dari dana Pemerintah Indonesia. Justru, sebagian besar dana yang didapatkan dan digunakan guna melakukan pemberdayaan masyarakat didapatkan dari dana bantuan dari luar negeri. Hambatan lain yang dihadapi oleh Bintari Foundation adalah tuntutan masyarakat yang dirasa telah menyimpang jauh dari keperluan dari kebutuhan masyarakat itu sendiri. Terkadang, masyarakat masih meminta bantuan yang konteksnya sudah berada di luar program-program pemberdayaan yang telah disusun oleh Bintari Foundation.

4. Manfaat Program Pemberdayaan Pertanian bagi Masyarakat

Setiap program pemberdayaan yang direncanakan oleh Bintari Foundation banyak menuai keberhasilan. Misalnya saja dalam program pengelolaan lahan, Bintari berhasil mengajak masyarakat untuk turut serta dalam pemanfaatan lahan kosong seperti menanam pohon. Tercatat ada kurang lebih 2000 pohon yang telah Bintari dan masyarakat yang diberdayakan ditanam. Dalam penanganan kasus permasalahan masyarakat pertanian daerah Ungaran, Bintari dapat menjalankan beberapa program pemberdayaan yang menghasilkan output dan outcome dalam masyarakat yang diberdayakan. Menurut penuturan Bapak Arif, selaku direktur pelaksana Bintari Foundation tidak bisa memperkirakan keuntungan yang diperoleh jika yang menjadi ukuran pembandingnya adalah ukuran nominal. Akan tetapi, jika keuntungan tersebut dikaji dengan pembanding bukan berupa nominal, maka dari program pemberdayaan terhadap masyarakat pertanian daerah Ungaran didapatkan manfaat sebagai berikut:

  1. Program ini memberi pengetahuan baru bagi masyarakat Ungaran bagaimana memanfaatkan lahan pertanian secara maksimal.
  2. Potensi (SDM dan SDA) yang dimiliki oleh masyarakat tersebut dapat mereka terapkan secara maksimal
  3. Perubahan pada pola konsumsi masyarakat, yang awalnya mengkonsumsi Beras Miskin (RasKin) beralih ke beras produksi sendiri.
  4. Masyarakat mampu memperoleh penghasilan dari mengolah lahan mereka sendiri tanpa harus menyewa kepada pihak lain.
  5. Pola pikir masyarakat mengenai profesi sebagai petani menjadi berubah.

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Bintari foundation adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memperhatikan perlindungan lingkungan untuk mendukung usaha pembangunan berkelanjutan. Misi Bintari sendiri adalah untuk memberdayakan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran serta partisipasi masyarakat berjalan maksimal. Sebagai sebuah lembaga swadaya masyarakat, Bintari Foundation pastinya memiliki program kerja dalam mengatasi masalah yang ada. Masalah-masalah tersebut menyangkut tentang masalah banjir, pemanfaatan daerah pesisir, peningkatan kapasitas dan ekonomi, program konservasi dan pemanfaatan pada lahan pertanian. Dalam melakukan pemberdayaan, bintari foundation menggunakan metode dengan cara mendekatkan diri kepada masyarakat secara langsung, dan setiap program pemberdayaan yang dilakukan oleh bintari foundation banyak menuai keberhasilan

2. Saran

Bintari foundation diharapkan mampu memperluas jaringan-jaringan pemberdayaan di daerah lain. Tujuannya adalah untuk menangani sedini mungkin permasalahan yang ada, baik dalam ruang lingkup lingkungan maupun masyarakat serta untuk meningkatkan kapasitas dan ekonomi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=profil+bintari+foundation&ie=utf-8&oe=utf-8#q=profil+lsm+bintari+foundation (diunduh pada tanggal 15 April 2015)

Annisa Medika MaulianaEdukasiSosiologi AntropologiPENDAHULUAN Lembaga Swadaya Masyarakat merupakan salah satu badan usaha yang dikelola oleh indivdu maupun kelompok orang yang didasarkan atas kesadaran dan kepentingan bersama. Dalam pendirian Lambaga Swadaya Masyarakat itu sendiri harus memiliki tujuan yang jelas serta keorganisasian yang terstruktur. Lembaga Swadaya Masyarakat biasanya menangani permasalahan-permasalahan yang sebagian besar dihadapi oleh...Just a little library