PENDAHULUAN

Kehidupan manusia pada dasarnya tidak dapat terlepas dari peran alam dan lingkungannya. Alam memiliki sumber daya yang terbatas. Sumber daya alam itu sendiri terbagi menjadi dua kategori yaitu sumber daya alam yang bisa diperbaharui (renewable) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable). Keaneka ragaman hayati termasuk ke dalam sumber daya alam yang bisa diperbaharui. Sedangkan negara Indonesia itu memiliki keaneka ragaman hayati yang berlimpah ruah sehingga dikenal sebagai negara “megabiodiversity”. Keaneka ragaman hayatinya terbanyak kedua di seluruh Indonesia (Kelana Jaya : 2004).

Keaneka ragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia diantaranya adalah gunung, hutan, laut hingga sungai dan masih banyak lagi. Semua keanekaragaman tersebut sebagian besar dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Pemanfaatan terhadap lingkungan alam sekitar tempat tinggal dapat terlihat seperti pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat daerah Bancar Purbalingga. Di purbalingga terdapat salah satu sungai yang oleh sebagian besar warganya dimanfaatkan untuk menambang batu mulai dari menambang batu biasa hingga menambang batu akik dilakukan di sungai ini.

Dari uraian diatas, penulis akan menjelaskan bagaimana masyarakat daerah pesisir sungai Klawing dalam memanfaatkan sumber alam yang ada dengan berbagai teknologi yang digunakan dan hasil yang diperoleh dari pemanfaatan lingkungan tersebut.

PEMBAHASAN

  1. Profil Kelurahan Bancar Kabupaten Purbalingga

Kelurahan Bancar merupakan salah satu dari 239 kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Purbalingga. Kelurahan Bancar ini terdiri dari 6 RW dan terbagi ke dalam 18 RT. Kelurahan bancar itu sendiri terletak di sebelah timur Kabupaten Purbalingga. Kelurahan Bancar dipimpin oleh Ibu Rokhyati, SE dengan masa jabatan 2012-2017.

Kondisi geografis kelurahan Bancar terletak di dataran Rendah di wilayah Purbalingga. Di kelurahan Bancar terdapat dua peranakan sungai dari sungai Serayu Banyumas yaitu Sungai Klawing dan Sungai Larangan. Para warga menyebutnya kali Klawing dan Kali Larangan. Kali klawing merupakan salah satu bentukan alam yang mempunyai nilai ekonomis bagi para warganya. Kali klawing memiliki kandungan batu di dasar sungainya yang selama ini dimanfaatkan oleh para warga. Biasanya, banyak warga yang mengambil batu dan pasir dari dasar sungai ini. Batu yang diambil dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya. Karena, dalam kali ini terdapat batu biasa dan batu mineral yang selama ini dibuat sebagai cincin batu akik oleh para warganya. Cincin batu akik yang dibuat oleh tangan pengrajin di Purbalingga terbukti memiliki nilai jual yang sangat tinggi di pasaran, terlebih di zaman maniak batu seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Batu mineral kali klawing bukan hanya dibuat cincin, akan tetapi ada pula yang dibuat sebagai kalung hingga keris.

  1. Cara Atau Teknologi yang digunakan Dalam Pembuatan Batu Akik Klawing Khas Purbalingga

Untuk menghasilkan sebuah cincin dengan bahan dasar batu mineral yang diambil dari kali klawing tidaklah mudah. Perlu sejumlah proses yang cukup panjang untuk menghasilkan cincin tersebut. Ada beberapa prosedur yang harus dilewati untuk membuat cincin, kalung hingga keris dari batu mineral kali klawing.

Tahap pertama dalam pembuatan cincin akik khas Purbalingga adalah dengan mencari batu di kawasan kali klawing. Dalam pencarian batu di dasar sungai klawing ini perlu beberapa syarat. Bukan sembarang batu bisa diambil dan digunakan serta dibentuk menjadi sebuah cincin akik. Hanya batu batu mineral dengan jenis-jenis tertentulah yang diambil dari dasar sungai klawing kemudian melewati tahap berikutnya. Jenis batu yang diambil terbagi menjadi dua jenis secara garis besar yaitu Jasper dan Klasedon.

Tahap kedua setelah menemukan jenis batu akik yang akan dibuat cincin, kemudian batu tersebut dimasukkan ke rumah pengrajin. Di dalam rumah pengrajin, ada sejumlah cara pembentukan batu akik hingga dapat digunakan sebagai cincin. Batu yang sudah ada kemudian di haluskan dengan batu grenda (alat pemotong batu). Tujuannya adalah agar mendapat permukaaan batu yang halus. Setelah itu, kemudian batu akik tersebut di amplas menggunakan amplas 100, 200, 300, 1000, 2000, hingga amplas 5000. Tujuan pengamplasan adalah agar memperhalus permukaan batu. Kemudian tahap akhir atau finishing adalah dengan bembo (alat untuk mengkilatkan batu), hingga terbentuklah sebuah permata yang bisa digunakan sebagai cincin maupun liontin kalung.

Untuk menjadi sebuah cincin, maka diperlukan sebuah emban. Emban merupakan tempat diletakannya batu akik sebagai permata dalam sebuah cincin. Di Purbalingga, ada juga pengrajin emban khusus untuk batu akik. Pengrajin tersebut beralamat di daerah Sayangan Kembaran Kulon. Pengrajin emban ini juga merupakan penrgrajin knalpot terbesar yang ada di Purbalingga. Jenis emban yang biasanya dihasilkan di daerah ini biasanya terbuat dari stainless. Selain produk emban sayangan, emban buatan pabrik yang berbahan perak dan titanium juga sering digunakan untuk emban. Untuk kualitas, masih labih bagus yang berbahan dasar stainless

  1. Organisasi Sosial Pecinta Batu Akik khas Purbalingga

“Meskipun sejak 2009 sudah mulai ada pengrajin batu akik yang memanfaatkan batuaan di sungai klawing, tetapi tidak seperti yang terjadi beberapa bulan terkahir ini” (metroterkini.com). Sebagian besar warga Purbalingga umumnya dan warga daerah pesisir Kali Klawing khususnya memilih mata pencaharian sebagai pengrajin batu akik. Sebagian besar warga yang memiliki usaha penjualan batu akik membentuk sebuah komunitas pecinta batu akik. Komunitas ini mendirikan tempat khusus penjualan batu akik di Jalan Letkol Isdiman Bancar Purbalingga. Komunitas ini terdiri dari 20 penjual batu akik yang mengumpulkan modal bersama untuk membentuk pasar batu akik Purbalingga. Komunitas ini diketuai oleh bapak Awan Agate. Meski komunitas ini barada dalam satu naungan tempat penjualan pasar batu akik yang bersaing satu sama lain, akan tetapi tidak lantas menyurutkan rasa kekeluargaan yang terjalin diantara mereka. Komunitas ini juga biasanya banyak mengikuti kontes batu yang digelar di berbagai wilayah di Indonesia. Komunitas ini sudah banyak menyandang gelar kejuaraan seperti misalnya kontes Batu Nusantara yang digelar oleh Paguyuban Pecinta Batu Klawing di Yogyakarta.

Komunitas pasar batu akik purbalingga ini menjual batu-batu unggulan khas purbalingga seperti nagasui, panca warna, badarlumut, badarbesi, junjungderajat dan telor kodok. Dalam penjualan batu akik, komunitas ini menguatamakan bentuk motif yang terdapat dalam batu akik yang dijualnya. Menurut pandangan para komunitas pasar batu akik ini, yang menjadikan batu akik menjadi mahal adalah motifnya. Akan tetapi, sebagian besar pembeli yang mencari batu akik berorientasi kepada hal lain diluar motif yang terdapat di dalam batu akik. Sebagian besar pembeli dalam memilih batu akik justru lebih berorientasi kepada hal-hal mistis. “sebenarnya, di dalam batu tersebut terdapat unsur-unsur yang berkaitan dengan kesehatan, kewibawaan, penghasilan, kekuatan, dan mempunyai unsur-unsur mineral sendiri-sendiri” ujar bapak Awan. Bapak Awan Agate sendiri sudah berkutat dengan dunia perbatu akikan selama delapan tahun terakhir ini.

Omset yang dihasilkan oleh komunitas ini bervariatif. Dalam satu bulannya tidak dapat dipastikan dengan tepat jumlah omset yang didapatkan. “kadang satu hari saya tidak mendapat penghasilan satu rupiah pun, tapi keesokan harinya saya bisa mendapatkan penghasilan 20juta dalam satu hari” begitulah penuturan bapak Awan. Jadi dapat disimpulkan, penghasilan yang didapatkan oleh komunitas ini tergantung banyaknya pembeli yang datang pada hari itu.

  1. Dampak industri Cincin Batu Akik Khas Purbalingga terhadap Masyarakat dan Lingkungannya

Dalam pembangunan industri cincin batu akik khas Purbalingga, mempunyai dampak yang besar baik bagi lingkungan, masyarakat maupun daerah Purbalingga itu sendiri. Batu akik itu sendiri sekarang telah menjadi maskot dalam deretan promosi destinasi kabupaten Pubalingga. Kabupaten Purbalingga juga gencar mempromosikan batu akik khas daerah ini ke daerah di luar Purbalingga. Akhir-akhir ini batu akik Purbalingga menjadi salah satu buruan bagi para pecinta batu. “Terlebih lagi, Bupati Purbalingga Sukento Ridho Marhaendrianto menghimbau pegawai negeri menggunakan akik dari sungai klawing.” (idzsn.com). himbauan yang dikeluarkan oleh bupati Purbalingga ini bertujuan untuk mempromosikan hasil kerajinan batu akik khas Purbalingga. Bahkan, tidak tanggung-tanggung lagi, batu akik asal Purbalingga ini setelah diteliti hampir memiliki persamaan dengan batu di luar negeri. Ada salah satu batu jenis Nagasui, dimana batu ini dalam masyarakat Perancis menyebutnya dengan le sang du Christ atau batu darah kritus. Batu ini dalam Perancis digunakan sebagai lambang kebangsawanan bangsa Perancis. Akibat demam batu akik, sebagian besar masyarakat Purbalingga berburu untuk mencari akik di daerah sekitar sungai klawing. Banyak dari para penduduk berubah haluan menjadi pedagang batu akik. Akibat antusiasme warga dalam menjual batu akik Sungai Klawing sanat tinggi, dinding bukit curug aul tepi sungai klawing desa tanalum kecamatan rembang purbalingga menjadi berlubang karena dicongkel menggunakan linggis oleh para pemburu akik klawing.

SIMPULAN

Maraknya batu akik di pasaran saat ini mengakibatkan banyaknya usaha baru bermunculan berkaitan dengan pembuartan batu akik. Seperti yang terjadi di daerah Purbalingga. Para warga daerah ini banyak memanfaatkan salh satu Sungai besar yang ada di wilayah ini yaitu Sungai Klawing untuk berburu batu akik. Perburuan ini memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya, nama Purbalingga menjadi terkenal di kancah lokal maupun internasional karena batu akik yang berasal dari sungai klawing. Dengan terkenalnya produk kerajinan batu akik ini bisa menambah destinasi promosi unggulan kabupaten ini. Akan tetapi disisi lain, dalam proses pengembangan usaha akik yang ada di daerah ini, mengakibatkan para warga melakukan eksplorasi terhadap sungai dan dinding yang terdapat kandungan batu akiknya menjadi lebih gencar. Sehingga akibatnya, banyak dinding tebing yang dijumpai telah mengalami pengikisan akibat ulah tangan warga Purbalingga yang ingin berpartisipasi langsung dalam menjual akik yang sedang mel;ambung tinggi harganya di pasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Kelana Jaya, Tun. 2004. Ada Apa Dengan Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia. Jurnal Ekonomi.

metroterkini.com/berita-12933-motif-pemandangan-batu-klawing-juara-igcseasia-tenggara.html&ei=dhHRz3Nr&lc=id-ID&s=1&m=381&ts+1445738905&sig+APONPFmWkatpRC6Jp5SW-8RSjvrsNzmzZg (diunduh pada tanggal 24 Oktober 2015)

m.idzsn.com/4217/batu-akik-klawing-harga-dan-khasiatnya/&el=dhHrz3Nr&lc=id-ID&s=1&m=381&ts=1445738905&sig=APONPFntQOh4Wowywo1MoHuXDgflu7iZ_w (diunduh tanggal 24 Oktober 2015)IMG20151024165621

Annisa Medika MaulianaAntropologiSosiologi AntropologiPENDAHULUAN Kehidupan manusia pada dasarnya tidak dapat terlepas dari peran alam dan lingkungannya. Alam memiliki sumber daya yang terbatas. Sumber daya alam itu sendiri terbagi menjadi dua kategori yaitu sumber daya alam yang bisa diperbaharui (renewable) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable). Keaneka ragaman hayati termasuk ke...Just a little library