kkkkKebudayaan manusia merupakan salah satu kajian fenomena yang tidak akan pernah bosan untuk disimak. Kajian tentang kebudayaan manusia selalu memberikan pandangan masyarakat dalam kondisi kebudayaannya. Berbicara mengenai kajian tentang kebudayaan dalam masyarakat, ada salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kebudayaan manusia. Ilmu pengetahuan tersebut dikenal dengan nama Antropologi. Antropologi adalah salah salmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman dan sebagainya. Objek kajian Antropologi adalah manusia dalam masyarakat, kebudayaan dan perilakunya. Bidang kajian Antropologi itu sendiri terbagi ke dalam dua garis besar yaitu Antropologi Biologi dan Antropologi Budaya[1]. Bidang kajian Antropologi tidak hanya sebatas kedua garis besar di atas, akan tetapi tebagi lagi menjadi kajian kajian yang lebih spesifik lagi. Antropologi juga dapat digunakan untuk mengkaji aspek yang berhubungan kehidupan sehari-hari manusia. Salah satu bidang kajian Antropologi Budaya dalam Antropologi spesifik adalah Antropologi Kesehatan.

Ternyata, kesehatan masyarakat tidak hanya dapat dikaji melalui segi ilmu kesehatan saja, melainkan dapat dikaji pula dengan menggunakan pendekatan Antropologi. Walaupun antropologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang manusia dan kebudayaannya, akan tetapi terdapat hubungan antara ilmu antropologi dengan ilmu kesehatan. Hubungan tersebut dapat terlihat dari hasil pengamatan terhadap kesehatan yang dapat dikaji dari kebudayaan masyarakat daerah tertentu. Antropologi kesehatan mempelajari tentang kebiasaan masyarakat, cara pandang masyarakat terhadap penyakit, cara menanggulangi penyakit, penyebaran penyakit hingga hubungan penyakit dengan masyarakat. Antropologi menjadi salah pendekatan alternatif untuk mengungkap masalah-masalah medis yang tidak dapat terdefinisi oleh ilmu kesehatan. Contohnya, pada masyarakat di Papua Nugini, ada ssalah satu penyakit muncul di tengah masyarakat tersebut yang dinamakan dengan penyakit kuru. Penelitian di bidang kesehatan belum bisa mengungkapkan penyebab penyakit kuru yang menyebar di tengah masyarakat. Kemudian, pendekatan Antropologi digunakan untuk mengkaji apa penyebab dari munculnya penyakit kuru tersebut. Kemudian pendekatan Antropologi masuk dan mengkaji kebiasaan yang beredar di tengah masyarakat yang dapat memungkinkan penyebab terciptanya penyakit kuru. Alhasil, pendekatan Antropologi dapat mengungkap penyebab terjadinya penyakit kuru. Penyebabnya adalah kebiasaan masyarakat Papua Nugini yang kerap memakan otak saudara mereka yang telah meninggal dunia. Berdasarkan contoh tersebut, maka sudah dapat disimpulkan bahwa Antropologi juga bisa digunakan dalam mengkaji masalah kesehatan dalam masyarakat tertentu. Lantas, apa saja yang menjadi kajian dan ruang lingkup dalam Antropologi Kesehatan itu sendiri?

Sebagai suatu ilmu pengetahuan, pastilah memiliki kajian dan ruang lingkup di dalamnya. Kajian dan ruang lingkup dalam Antropologi Kesehatan meliputi konsep sakit dan konsep sembuh dalam masyarakat, etnomedisin, etnopsikiatri, sistem-sistem medis non barat, rumah sakit pandangan dari ilmu dan perilaku serta masih banyak lagi. Berbicara mengenai kesehatan, konsep sakit itu sendiri dapat didefinisikan secara medis dan kultural. Konsep sakit secara medis diartikan sebagai adanya gangguan patologis , gangguan metabolisme tubuh, serangan virus atau bakteri (infeksi). Sedangkan konsep sakit secara budaya didefinisikan sebagai keadaan dimana seseorang tidak dapat menjalani fungsi dan peranan sosial karena adanya gangguan fisik dan psikis. Dalam kajian Antropologi kesehatan, ada tiga istilah penting yang sering digunakan. Ketiga istilah tersebut berkaitan dengan konsep sakit dalam masyarakat, yaitu sickness, illnes dan disease. Sickness adalah konsep sakit jika dilihat dari segi sosial, sedangkan illnes adalah konsep sakit yang dilihat dari segi psikologis, dan yang dimaksud dengan disease adalah konsep sakit dilihat dari segi medis. Disease merupakan sakit dalam perpektif medis dimana terdapat ganggun fungsi atau adaptasi biologis tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan illnes adalah sakit dalam perspektif kultural, emosional, psikologis dan spiritual. Illnes biasanya didasarkan pada persepsi diri sendiri atau orang lain dan masyarakat. Illnes biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan, usia, gender, dll. Pemaknaan sakit dan penyakit pada masyarakat tradisional berbeda dengan masyarakat modern. Pada masyarakat tradisional, sakit dimaknai sebagai gangguan fungsional terhadap peran-peran sosiokultural. Sakit berfungsi menggerakkan solidaritas kelompok. Selain itu, penyakit dimaknai sebagai gangguan fisik dan non fisik yang dianggap sebagai peringatan dari Tuhan dan sebagai sanksi, hukuman maupun kutukan sehingga dianggap sebagai penanda munculnya masa krisis dalam kehidupan bermasyarakat.

Selain membahas tentang konsep sakit, Antropologi Kesehatan juga mengkaji tentang sistem medis. Sistem medis yang dikaji oleh antropologi berbeda dengan sistem medis yang dikaji dari bidang kesehatan. Sistem medis dalam antropologi kesehatan dimaksudkan sebagai sesuatu yang mencakup semua kepercayaan tentang usaha meningkatkan kesehatan dan tindakan serta pengetahuan ilmiah maupun ketrampilan anggota-anggota kelompok yang mendukung sistem tersebut. Dalam sistem medis ada tiga pengklasifikasian yaitu sistem medis sebagai strategi adaptasi sosial budaya; teori penyakit dan sistem perawatan kesehatan dan beberapa unsur universal dalam sistem medis. Dalam sistem medis. Dalam sistem medis sebagai strategi adaptasi sosial budaya menjelaskan menganai peran orang yang sakit, selain beradaptasi dengan kondisi biologisnya yang mengalami perubahan, mereka juga mempengaruhi kondisi sosial budaya yang ada di sekitarnya. Keluarga dan masyarakat sekitar orang sakit akan melakukan adaptasi dengan orang yang sakit. Adaptasi masyarakat dalam mengahadapi orang sakit dikategorikan menjadi dua pilihan meninggalkan orang yang sakit untuk sembuh atau meninggal tanpa bantuan mereka atau membantu dalam memulihkan kesehatan si sakit agar mereka dapat kembali memenuhi peranan kewajiban normalnya[2]. Kedua adalah teori penyakit. Teori penyakit adalah Sistem ide konseptual, suatu konstruk intelektual, bagian dari kognitif anggota-anggota kelompok tersebut. Dalam sistem teori penyakit, Sistem sistem kausalitas penyakit hanya dapat dipandang sesuatu yang tidak rasional oleh masyarakat lain.

Sistem perawatan kesehatan merupakan Pranata sosial yang melibatkan interaksi antara sejumlah orang sedikitnya pasien dan penyembuh. Dalam sistem pelayanan kesehatan Lebih menekankan kepada kelurga dan masyarakat sekitar orang yang sakit untuk turut serta dalam mengatasi masalah tersebut. Perbedaan antara teori penyakit dengan perawatan kesehatan dapat terlihat dari bidang kajiannya. Teori Penyakit merupakan Kepercayaan mengenai ciri-ciri sehat, sebab-sebab sakit serta pengobatan dan teknik-teknik penyembuhan lain yg digunakan oleh dokter, sedangkan Perawatan Kesehatan lebih Memperhatikan cara-cara yang dilakukan masyarakat untuk merawat orang sakit dan memanfaatkan pengetahuan tentang penyakit untuk menolong mereka. teori penyakit berkaitan dengan kausalitas dan bersifat rasional dan logis. Sedangkan Perawatan Kesehatan memobilisasi sumber-sumber daya si pasien, merefleksikan sifat logis dan filsafat dari sistem penyebab penyakit yang terkait dengannya. Kemudian, dalam sistem medis dikenal beberapa unsur universal yaitu Sistem medis adalah bagian integral dari kebudayaan-kebudayaan yang dipahami setelah dilihat sebagai bagian dari keseluruhan pola-pola kebudayaan.Kepercayaan terhadap penyakit sangat terjalin erat dengan magi dan religi. Contohnya, di Mexico, kesehatan didefinisikan sebagai proses keseimbangannya kekuatan panas dan dingin yang ada di dalam tubuh manusia dan dalam alam sekitar. Kemudian, Penyakit ditentukan oleh kebudayaan. Penyakit dalam pandangan budaya merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak bisa menjalankan peran normalnya secara wajar. Harus dibedakan antara: Penyakit (disease) sebagai konsep patologi, Penyakit (illnes) sebagai konsep kebudayaan. Contoh: Menurut WHO penyakit malaria berbahaya (disease), sedangkan menurut masyarakat daerah hulu sungai Missisipi: penyekit malaria tidak dianggap berbahaya dan wajar karena setiap orang mengalaminya (illnes). Pada dasarnya, semua sistem medis memiliki segi-segi pencegahan dan pengobatan. Penyakit lebih dilihat dari sudut pandang dalam masyarakat. Pengobatan yang dilakukan tergantung pada penyebab penyakit. Contoh pada masyarakat non barat Jika penyakit yang ada datang karena kiriman dewa-dewa, maka mereka, cara mencegahnya adalah dengan melakukan penebusan dosa. Dan jika penyakit yang melanda karenakekuatan sihir, , cara mencegahnya adalah dengan menghindari perbuatan yang menyakiti tetangga-tetangga, dll. Kemudian, sistem medis memiliki sejumlah fungsi diantaranya Suatu sistem teori penyakit memberikan rasionalitas bagi pengobatan: pengobatan yang dilakukan disesuaikan dengan penyakit yang diderita oleh pasien secara rasional; Suatu sistem teori penyakit menjelaskan “mengapa”: sistem teori penyakit tidak hanya mendiagnosis sebab dan memberikan pengobatan yang logis, tetapi berhubungan dengan pertanyaan “mengapa” yang konteksnya lebih luas lagi. Sistem-sistem teori penyakit seringkali menjalankan peran kuat dalam memberikan sanksi dan dorongan norma-norma budaya sosial dan moral: penyakit dilihat sebagai ganjaran bagi tingkahlaku yang tidak disukai dalam memainkan peranannya dalam masyarakat (pandangan mayarakat non barat). Suatu sistem teori penyakit dapat memberikan rasional bagi pelaksanaan konservasi; penjelasan tentang penyakit memainkan perananyang kuat dalam mengelola cadangan makanan yang terbatas. Suatu sistem teori penyakit dapat mengatasi agresi: Contohnya dalam masyarakat Ifaluk di Micronesia ada serangan yang disebabkan oleh hantu jahat. Biasanya serangan yang dilancarkan kepada manusia sehingga menimbulkan rasa kecemasan diatasi dengan cara memindahkan serangan tersebut pada benda lain. Peran nasionalistik pengobatan tradisional; pengobatan tradisonal sering memainkan peranan penting dalam pengembangan kabangsaan nasional, karena ia dapat melambangkan masa silam negara yang bersangkutan dan tingkatan kebudayaan yang tinggi di masa lalu.

Bukan hanya terbatas pada hal tersebut saja, Foster dan Anderson memperkenalkan istilah penting yaitu etnomedisin. Etnomedisin adalah salah satu cabang antropologi kesehatan yang membahas tentang asal penyakit, sebab-sebab dan cara menyembuhkan berdasarkan kepercayaan masyarakat tertentu.banyak istilah-istilah yang muncul daloam sistem media. Istilah-istilah ini lebih cenderung kontradiktif seperti ilmiah vs primitif, barat vs nonbarat dan modern vs tradisional. Selain itu ada istilah etiologi penyakit. Etiologi penyakit dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu sistem medis personalistik dan sistem medis naturalistik. Sistem medis personalistik merupakan suatu sistem yang memandang penyakit yang diderita oleh seseorang disebabkan oleh makhluk supranatural (makhluk gaib), makhluk bukan manusia (hantu, roh leluhur, roh jahat) maupun makhluk manusia (tukang sihir). Sedangkan sistem medis naturalistik adalah sistem yang memandang bahwa penyakit disebabkan karena kurang seimbangnya unsur-unsur pembentuk tubuh. Unsur-unsur pembentuk tubuh tersebut antara lain panas dingin cairan tubuh (humor atau dosha), yin dan yang. Apabila keseimbangan dalam tubuh ini terganggu, maka akan menimbulkan penyakit. Dalam sistem medis naturalistik terdapat tiga pengobatan yang dikenal di dunia. Pengobatan tersebut adalah patologi humoral (Amerika Latin), Pengobatan Ayurveda (India dan sekitarnya) dan Pengobatan Tradisional China.

Dengan berkembangnya ilmu Antropologi Kesehatan, menambah daftar khasanah ilmu pengetahuan. Darinya kita dapat mengetahui bagaimana kesehatan dipandang dari segi antropologi. Kemudian antropologi kesehatan mulai mengepakkan sayapnya dan menghasilkan banyak literatur yang dapat digunakan untuk pedoman dalam memahami kesehatan dari sudut pandang sosial budaya yang berguna bagi masyarakat dan para ahli bidang kesehatan bahwa begitu banyak kajian sistem medis yang perlu kita ketahui dan ambil manfaatnya.

[1] Dalam buku Prof. Dr. Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Rineka Cipta, 2009

[2] George.M. dan Anderson, Barbara Galatin. 1986 Antropologi kesehatan. Jakarta: universitas Indonesia (UI PRESS)

Annisa Medika MaulianaAntropologiKebudayaan manusia merupakan salah satu kajian fenomena yang tidak akan pernah bosan untuk disimak. Kajian tentang kebudayaan manusia selalu memberikan pandangan masyarakat dalam kondisi kebudayaannya. Berbicara mengenai kajian tentang kebudayaan dalam masyarakat, ada salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kebudayaan manusia. Ilmu pengetahuan tersebut dikenal dengan nama Antropologi....Just a little library