• Kamis, November 19th, 2015
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Om Swastiastu, Nammo Buddhaya.
Dalam postingan pertama saya ini, saya tuliskan sedikit gagasan untuk mewakili suara hati pemuda Indonesia mengenai Indonesia Emas yang saya beri judul “Halo, apa kabar pemuda Indonesia?”. Mengapa saya menanyakan kabar pemuda Indonesia? Ya pemikiran ini lahir sebagai tanggapan dan keprihatinan kita terhadap perkembangan para pemuda Indonesia yang semakin cenderung tergerus oleh arus globalisasi.

Globalisasi, proses yang membawa pengaruh bagi seluruh negara di dunia termasuk negara kita, Indonesia. Sehingga, masyarakat kita khususnya pemuda sangat rawan terhadap dampak globalisasi. Bagaimana tidak? Banyak muncul berbagai penyimpangan akibat merembetnya globalisasi di kalangan pemuda. Mari kita lihat pada perubahan sikap para pemuda Indonesia. Dimana mereka yang seharusnya fokus belajar, memikirkan masa depan, peka terhadap lingkungan dan negara justru terlena oleh biusan fatamorgana globalisasi. Lantas mau bagaimana kita bisa menjadi negara yang lebih maju?

Pernahkah kita menyadari, mengapa hal semacam ini bisa terjadi? Ini juga sebagai akibat dari lemahnya kontrol, motivasi dan adaptasi kita terhadap perubahan yang dikarenakan globalisasi. Banyak terjadi penyimpangan yang pada dasarnya tidak mutlak sebagai dampak dari globalisasi. Penggunaan teknologi secara tidak bijaksana, lemahnya motivasi kita untuk menjadi lebih baik dengan memanfaatkan majunya teknologi dan ketidaksiapan kita untuk mengikuti perubahan zaman. Hal ini bisa kita lihat dari realita yang ada, banyak pemuda Indonesia yang tersandung kasus narkoba, miras, pemerkosaan dan lain-lain. Bahkan banyak di antara mereka yang berkiblat pada bangsa barat, yang mana sudah jelas bahwa kepribadian bangsa Indonesia sangat berbeda dengan bangsa barat. Budaya konsumerisme juga banyak menyebar di kalangan masyarakat Indonesia. Mereka lebih bangga dengan menggunakan produk dari luar negeri.

Padahal seharusnya kita lebih kuat mempertahankan eksistensi jati diri kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki peradaban dan kebudayaan sendiri. Bangsa kita adalah bangsa yang besar, kuat dan berintegritas tinggi, tapi mengapa kenyataannya tidak sesuai dengan teori yang ada? Kita bisa terus menjadi diri sendiri tanpa harus menutup hubungan dengan dunia luar. Dengan adanya hubungan internasional melalui globalisasi, seharusnya dapat menjadi cambuk bagi kita untuk memaksimalkan potensi yang ada di Indonesia. Kita tidak kalah dengan bangsa lain loh, banyak produk asli Indonesia yang ternyata digunakan oleh masyarakat luar negeri. Indonesia adalah bangsa yang subur, gemah ripah loh jinawi.

Untuk meminimalisi terjadinya degredasi moral, perlu kerjasama yang solid antara orang tua, masyarakat, sekolah dan pemerintah. Sebagaimana kita ketahui bahwa orang tua dan masyarakat merupakan bagian yang fundamental terhadap perkembangan individu, sedangkan sekolah adalah lembaga yang selain memberikan ilmu pengetahuan juga menerapkan semangat nasionalisme. Ada baiknya juga pemerintah memberikan apresiasi bagi masyarakat kita yang berhasil mengharumkan nama bangsa. Kita sebagai masyarakat Indonesia, alangkah lebih baiknya bisa mengabdikan diri pada negara, jika tidak minimal bisa menjadi warga negara yang baik. Tidak ada alasan untuk tidak mencintai negara kita, Indonesia!

Demikian yang bisa saya sampaikan. Semoga kita bisa menjadi warga negara yang baik dan bisa mengharumkan nama Indonesia. Atas segala salah saya mohon maaf dan terimakasih atas kesempatan yang diberikan.

Wassalamualaikum warrohmatullohi Wabarokatuh.

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply