• Minggu, November 29th, 2015

ESAI

JANGAN SAMPAI KEBANGKITAN NASIONAL BERUBAH MENJADI KEBANGKRUTAN NASIONAL

Oleh : Ratna Aprilia

Pendahuluan

“Kobarkan jiwa nasionalisme! Junjung tinggi rasa nasionalisme! Kembalikan kestabilan harga! Utamakan masyarakat kecil!” begitulah kalimat-kalimat yang sering terucap merdu ketika demonstrasi terjadi. Kalimat-kalimat yang penuh makna dalam, namun diucapkan tanpa penalaran. Ironisnya sebagian dari mereka adalah para pemuda yang sepantasnya mereka dapat menggugat kebijakan pemerintah melalui ide-ide cemerlang mereka, bukan dengan teriakan dan unjuk rasa. Lantas nasionalisme yang bagaimana yang mereka maksudkan? Apakah nasionalisme yang terucap hanya karena suapan lima puluh ribu rupiah dari oknum yang tidak bertanggungjawab?

Bukan! Bukan itu nasionalisme yang bangsa Indonesia harapkan. Tapi nasionalisme yang tumbuh dari hati setiap masyarakat Indonesia. Ya, ringkasnya adalah rasa cinta pada tanah air. Rasa cinta yang tulus rela berkorban demi negara. Berbicara mengenai nasionalisme, tindakan seperti apakah yang mencerminkan sebagai pemuda Indonesia yang bernasionalisme tinggi? Apakah pemuda yang mahir beradu fisik untuk mendapatkan gengsi sesama pemuda alias tawuran? Mungkinkah hanya menjadi manusia pasif yang tidak peduli dengan kehidupan bernegara? Atau yang rela berpanas-panasan mengikuti demonstrasi hanya karena uang lima puluh ribu rupiah?

Oh tentu saja bukan, kawan. Sebagai pemuda yang mempunyai rasa cinta tanah air dapat tercermin dari hal-hal yang amat sangat positif, misal saja dengan mengikuti kegiatan Pramuka yang didalamnya terdapat materi pembentukan karakter, turut serta dalam mematuhi aturan yang telah di berlakukan berdasarkan undang-undang, peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada negara, mendalami nilai-nilai Pancasila yang di jadikan sebagai dasar negara dan lain sebagainya.

Dari fenomena-fenomena diatas, apakah semua pemuda Indonesia sudah dan masih mempertahankan nasionalisme untuk bangsanya? Akankah kebangkitan nasional berubah menjadi kebangkrutan nasional? Teman-teman, ini adalah tugas kita bersama, mengembalikan semangat nasionalisme untuk bangsa kita, Indonesia tercinta.

Apakah itu Nasionalisme?

Nasionalisme merupakan suatu sikap di mana loyalitas tertinggi dari individu dicurahkan untuk negara dan bangsa. Secara luas nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu sikap politik dan sosial dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa, dan wilayah, serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian kelompok tersebut merasakan adanya kesetiaan mendalam terhadap kelompok bangsa itu (Badrika, 2006).

Nasionalisme Indonesia dalam perkembanganya mencapai titik puncak setelah Perang Dunia ke-2 yaitu dengan di proklamasikannya kemerdekaan Indonesia. Munculnya nasionalisme Indonesia mempunyai kaitan erat dengan kolonialisme Belanda yang sudah beberapa abad lamanya berkuasa di Indonesia. Usaha untuk menolak kolonialisme inilah yang merupakan manifestasi dari penderitaan dan tekanan, yaitu lahirnya nasionalisme. Dengan adanya penetrasi oleh Belanda yang menyebabkan penderitaan yang begitu mendalam bagi rakyat Indonesia, hingga diberlakukannya kebijakan politik etis sebagai anggapan balas jasa atas penindasan yang dilakukan, yang juga menyadarkan akan pentingnya nasionalisme sehingga lahirlah organisasi nasional Budi Utomo pada 20 Mei 1908 atas gagasan Dr.Wahidin Sudirohusodo sebagai tonggak awal kebangkitan nasional dan pendorong lahirnya organisasi nasional lainnya.

Seberapa Pentingkah Nasionalisme Bagi Indonesia?

Bagi Negara Indonesia nasionalisme merupakan hal yang sangat vital, karena nasionalisme adalah pemersatu bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa. Dengan adanya nasionalisme, keanekaragaman bangsa dapat disatukan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika. Tanpa adanya nasionalisme, persatuan Bangsa Indonesia tidak akan mungkin setangguh ini, mungkin sekali terjadi kesalahpahaman antar suku bangsa seperti konflik yang terjadi antara suku dayak dengan suku madura yang dikarenakan perbedaan stereotip, atau bahkan negara kita akan mudah di adu domba dan jatuh terjajah kembali. Tidak hanya itu nasionalisme juga sebagai identitas serta pengikat jati diri kita sebagai Bangsa Indonesia dihadapan masyarakat dunia.

Pada prinsipnya nasionalisme di indonesia didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, yang menuntun masyarakat Indonesia agar senantiasa mengutamakan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi dan golongan, rela berkorban demi bangsa dan negara, saling mencintai dan menghargai sesama Bangsa Indonesia, serta menghormati dan menjaga hubungan baik dengan negara lain.

Sebenenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan sebagi wujud dari rasa cinta kita pada tanah air. Misal saja dengan memaknai upacara bendera sebagai penghargaan dan penghormatan pada para pahlawan, bukan sekedar seremonial. Turut serta menyumbangkan pemikiran-pemikiran dalam rangka memajukan negara. Mengembangkan kreativitas dan berkarya sesuai dengan potensi yang dimiliki. Menggunakan produk dalam negeri juga merupakan salah satu wujud nasionalisme.

Jangan Phobia dengan Globalisasi!

Globalisasi telah memberikan dampak yang luas bagi bangsa Indonesia, kususnya generasi muda. Dampak negatif dari globalisasi antara lain terlihat dari banyaknya generasi muda yang berkiblat pada bangsa barat, entah itu budaya maupun barang-barang dari barat. Budaya hedonisme yang banyak dianut generasi muda menjadi salah satu penyebab munculnya perilaku menyimpang. Hal ini dibuktikan dengan maraknya kasus miras, narkoba, vandalisme, free sex. Selain itu generasi muda lebih bangga menggunakan produk merk luar negeri dibandingkan menggunakan produk lokal.

Tidak menutup padangan bahwa masih banyak juga masyarakat yang masih peduli terhadap bangsanya, misal saja mereka yang berjuang dengan mengikuti olimpiade tingkat Internasional, semakin banyaknya penemuan-penemuan dari pemuda Indonesia seperti ditemukannya antivirus Smadav, munculnya animator asli Indonesia, dan masih banyak lagi pemuda yang semangat dalam mengobarkan jiwa nasionalisme.

Ada 2 faktor yang menyebabkan pudarnya nasionalisme dari masyarakat Indonesia yaitu faktor intern dan faktor ektern. Faktor intern yang dimaksud diantaranya adalah kurangnya kemauan masyarakat Indonesia untuk memahami arti nasionalisme yang sesungguhnya, sehingga berakibat pada kurangnya tindakan yang mencerminkan rasa nasionalisme. Hal ini dapat terjadi ketika setiap individu sibuk dengan kehidupan mereka, tanpa memperhatikan keselarasan bangsanya. Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya juga dapat menjadikan pudarnya semangat nasionalisme, karena ketika setiap suku bangsa menganggap suku mereka lah yang paling baik daripada suku lainnya, hal ini akan menjadi bahaya jika keadaan terus meruncing, tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya akan terjadi perang saudara (Cahya, 2010).

Faktor ekstern yang menjadi penyebab lunturnya nasionalisme di kalangan generasi muda adalah adanya globalisasi yang menyebabkan budaya asing masuk ke Indonesia secara bebas dan kurangnya filterisasi dari masyarakat Indonesia sendiri. Sehingga menyebabkan mayoritas masyarakat Indonesia, terlena dan lupa akan hal yang seharusnya mereka utamakan, semakin rendahnya local genius juga berpengaruh terhadap dampak globalisasi yang tidak sempurna. (Cahya, 2010).

Perlu Kerjasama untuk Meningkatkan Semangat Nasionalisme

Untuk mengembalikan semangat nasionalisme di kalangan generasi muda, perlu diadakan kerjasama antara keluarga, sekolah, dan pemerintah. Dalam keluarga, seharusnya orang tua memberikan pendidikan sejak dini pada anak-anak mereka tentang sikap nasionalisme dan patriotisme, memberikan contoh dan perilaku tentang rasa kecintaan dan penghormatan pada bangsa, memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan sekitar, dan selalu menggunakan produk dalam negeri.

Selain itu dunia pendidikan juga sangat perlu, karena di dalam pendidikan juga diberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila, kewarganegaraan dan juga bela negara, ditanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan mengadakan upacara setiap hari Senin, serta diberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional.

Pemerintah juga sebaiknya menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme, seperti seminar dan pameran kebudayaan. Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap hari Jumat. Hal ini dilakukan karena batik merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa. Dan ada baiknya jika pemerintah lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk membangun Indonesia agar lebih baik lagi (Faneniintan, 2013).

Seharusnya Kita Bangga

Kita harus bangga lahir di negara yang sangat kaya akan sumber daya alam, kaya akan budaya, banyak meraih prestasi, serta mampu bersaing dalam perdagaangan internasional. Mengapa tidak? Kekayaan alam yang begitu besar yang dapat kita kelola dengan baik akan memberikan banyak manfaat, luasnya perairan Indonesia yang mempunyai beranekaragam jenis makhluk hidup, daerah pertanian yang luas lagi subur dan banyaknya pertambangan yang tersebar luas di berbagai wilayah. Dengan banyaknya serta beragamnya suku bangsa di Indonesia menjadikan Indonesia kaya akan ragam budaya. Perlu diketahui juga telah banyak kebudayaan Indonesia yang berkembang di luar negeri, seperti halnya musik keroncong, seni gamelan, kerajinan batik dan masih banyak lagi kebudayaan Indonesia yang populer.

Tidak hanya itu, banyak prestasi membanggakan yang telah diraih generasi muda Indonesia, prestasi tersebut anatara lain keberhasilan meraih Juara pada ajang Asia Pacific ICT Alliance (APICTA), kompetisi matematika tingkat Internasional, Wushu Indonesia dengan 2 medali emas, 5 perak dan 2 perunggu pada wushu junior di Singapura, lomba desain perangko yang diadakan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan lain sebagainya (Vinaroslia, 2013).

Dan sekarang mari kita lihat pada skill bangsa kita yang mampu bersaing dalam perdagangan internasional. Misalnya saja Baterai ABC, traktor merk Quick, Aqua, Knalpot Mercedes Benz, Bin House yang merupakan koleksi dari berbagai jenis kain di Indonesia yang pasarannya telah mendunia dan masih banyak lagi produk Indonesia yang ternyata digemari masyarakat di luar negeri (Adipala, 2013). Ini merupakan bukti bahwa negara kita sudah cukup hebat. Lalu mengapa kita sendiri justru malu menggunakannya dan lebih senang pada barang impor (anonim, 2012)?

Sebagai generasi bangsa, kita harus lebih mencintai Indonesia, saling menjaga keutuhan negara, mencintai produk dalam negeri, nguri-uri budaya, dan berusaha berprestasi untuk Indonesia minimal kita bisa berperilaku baik serta mematuhi aturan yang telah di berlakukan. Tidak ada alasan untuk malu dengan mengakui keunggulan bangsa sendiri. Jangan sampai kebangkitan nasional berubah menjadi kebobrokan nasional.

Kesimpulan

Nasionalisme merupakan suatu sikap di mana loyalitas tertinggi dari individu dicurahkan untuk negara dan bangsa. Nasionalisme di Indonesia awalnya lahir sebagai wujud perlawanan bangsa terhadap kolonialisme. Nasionalisme merupakan hal yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Namun, pada dewasa ini semangat nasionalisme di hati masyarakat Indonesia khususnya dikalangan pemuda kian merosot, perubahan ini dapat kita lihat dari polah dan tingkah laku para pemuda yang telah banyak menyimpang dari aturan yang tertuang dalam UUD 1945 dan Pancasila. Tidak dipungkiri juga, bahwa masih ada juga pemuda yang gigih memperjuangkan nasionalisme agar terus berkembang. Setelah kita mencari akar masalah, ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadi lunturnya nasionalisme Indonesia yang sedikit demi sedikit sedang dan telah kita cari solusinya. Harapan saya, dengan adanya tulisan ini mampu memotivasi khususnya untuk saya sendiri serta teman-teman semua, agar kita bisa lebih memahami dan memaknai nasionalisme dalam artian yang sebenarnya.

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah untuk SMA kelas XI. Hal 182. Jakarta:Erlangga.

Cahya. 2010. Faktor-faktor Penyebab Lunturnya Nasionalisme. Diakses dari https://cahya-setyawan.tumblr.com/post/33307776172/faktor-faktor-penyebab-lunturnya-nasionalisme-dari (Diakses pada 23 April 2014 pukul 14.57)

Faneniintan. 2013. Lunturnya Rasa Nasionalisme di Kalangan Remaja. Diakses dari https://faneniintan.files.wordpress.com/2013/03/makalah-pkn-1.pdf (Diakses pada 23 April 2014 pukul 15.23)

Vinarosalia. 2013. Prestasi-prestasi yang diraih oleh anak bangsa. Diakses dari https://vinaroslia.blogspot.com/2013/09/prestasi-prestasi-yang-diraih-oleh-anak.html (Diakses pada 27 April 2014 pukul 09.03)

Adipala. 2013. Produk indonesia yang mendunia. Diakses dari https://www.adipala.com/news/produk-indonesia-yang-mendunia/ (Diakses pada 23 April 2014)

 

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply