• Minggu, November 29th, 2015

Sekelumit Tentang “The Divine Message of The DNA Tuhan dalam Gen Kita”

Oleh : Ratna Aprilia

Tentunya kita sering mendengar istilah DNA, namun tidak banyak dari kita yang mengetahui secara jelas mengenai apa itu DNA. Dalam buku yang berjudul “The Divine Message of The DNA Tuhan dalam Gen Kita” dipaparkan mengenai DNA, kode misteri kehidupan, cara mengaktifkan gen, pengaruh sikap dan lingkungan sehingga dapat mengubah gen, tentang pelajaran kehidupan yang diperoleh dari laboratorium, keajaiban dari cetak biru atau gen kehidupan, dan menggabungkan ilmu pengetahuan dengan Ketuhanan.

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan memudahkan kita untuk mengetahui tentang sesuatu hal dengan lebih mudah, salah satunya dengan adanya buku yang membahas tentang DNA ini. Untuk lebih mengetahui tentang gen, perlu kita ketahui juga hubungan antara sel dengan gen. Dalam tubuh kita terdiri dari banyak sel dengan perbandingan 1 kilogram berat badan kita sama dengan 1 triliun sel. Hal yang lebih mengaggumkan lagi adalah masing-masing sel mengandung gen yang sama, dengan beberapa pengecualian. Coba kita renungkan sejenak.

Sebelumnya, pernahkah kita mengetahui bahwa ternyata gen juga mempunyai mekanisme nyala atau padam? Saya sendiri juga baru mengetahui hal ini setelah membaca buku DNA. Awalnya saya merasa sangsi, namun setelah beberapa kali saya baca bagian mekanisme nyala atau padam, sedikit banyak saya bisa memahaminya. Dan baru saya ketahui juga ternyata gen terdiri atas gen positif serta negatif yang keduanya dapat dinyalakan atau diaktifkan. Seperti penelitian yang dicontohkan dalam buku ini, para ilmuwan berpendapat kalau gen padam atau lebih dikenal sebagai gen pardon bukanlah gen yang secara spontan terbentuk ketika dibutuhkan, yakni gen yang dapat menyala ketika dalam keadaan tertentu, dan akan menjadi padam pada waktu tertentu juga. Bagi orang awam ini akan dianggap sebagai hal yang wajar, namun bagi para ilmuwan ini merupakan pencerahan.

Gen merupakan cetak biru kehidupan kita, elemen kunci yang memungkinkan diteruskannya kehidupan dari suatu generasi ke generasi berikutnya dan sel adalah unit dasar dari seluruh mahluk hidup, sedangkan DNA merupakan kombinasi dari empat zat kimia yaitu adenin yang berpasangan dengan timin dan sitosin yang berpasangan dengan gunanin untuk membentuk anak-anak tangga. Betapa luar biasanya empat huruf kimia ini yang terdapat dalam ukuran DNA yang sangat mikroskopik dapat menyimpan begitu banyak informasi genetik.

Mungkin sebagian dari kita percaya bahwa otak memainkan peran paling penting dalam mengatur perbuatan kita. Sesungguhnya sel dan jaringan penghubung atar sel yang melakukan semua pekerjaan itu atas perintah gen. Dalam komando inilah yang ahirnya menggerakkan diri individu untuk melalukan sesuatu.

Para Ilmuwan telah banyak menyingkap peran faktor-faktor fisik dan kimiawi dalam memengaruhi gen. Tetapi dalam buku ini dibahas pula mengenai bagaimana cara mengaktifkan gen, yaitu dengan berpikir positif dalam membangun gen-gen yang bermanfaat. Pada dasarnya kita harus melihat segala sesuatu dengan positif. Hal ini dikarenakan pikiran memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap setiap orang. Hampir sama dengan realita kehidupan ketika orang mengatakan berfikirlah positif pada teman-teman mereka yang bermasalah.

Tidak hanya dari faktor keturunan. Jika kita perhatikan, ternyata memang benar sikap dan lingkungan dapat mengubah gen kita. Hal ini sangat dekat dengan kehidupan kita, atau bahkan kita juga mengalamainya. Dengan contoh seseorang yang kecerdasan otaknya rendah akan dapat menjadi lebih cerdas ketika ia dapat berinteraksi dengan dunia yang lebih luas, dunia yang mau mendukung dirinya untuk berkembang.

Ada juga orang yang secara keseluruhan baik namun akan menjadi berubah negatif ketika ia terus menerus berinteraksi dengan lingkungan yang tidak baik. Hal ini dapat terjadi karena gen-gen negatif dalam dirinya terangsang untuk menyala. Saya rasa hal ini tidak bertentangan dengan sosiologi yang saya pelajari.

Tidak hanya membahas tentang DNA yang saya akui rumit dan berbau sains saja yang penulis paparkan, dalam buku ini juga terdapat banyak pelajaran kehidupan yang sangat memotivasi, seperti halnya saya yang sejak awal membaca buku ini sangat pesimis karena latar belakang saya adalah siswa jurusan ilmu sosial dan ditakut-takuti dengan kata DNA. Satu demi satu manfaat tulisan dalam buku ini saya rasakan saat membaca bagian-bagiannya. Entah hanya kebetulan atau tidak, yang pasti saya beranggapan ada banyak unsur kebenaran dari buku ini.

Kembali mengenai cetak biru. Ajaibnya cetak biru kehidupan ini membuat siapa saja yang mencoba mengerti menjadi takjub. Ya luar biasa memang, dari gen yang amat sangat kecil dapat memengaruhi banyak faktor-faktor genetik lainnya. Tidak hanya itu, gen juga dapat memengaruhi kecerdasan seseorang berdampingan dengan faktor lingkungan, tersimpannya informasi genetika dalam cetak biru juga merupakan sesuatu yang sangat menakjubkan.

Dan sekarang coba kita renungkan. Jika ada yang luar biasa semacam gen, pasti ada kekuatan dahsyat yang ada di baliknya. Walaupun saya telah menyadari adanya Tuhan dalam hidup saya, namun saya mencoba menyesuaikan dengan buku yang saya baca ini. Dalam keterkaitan ilmu pengetahuan dengan Ketuhanan yang dibahas saya sangat setuju dengan bahasan perkembangan dalam rekayasa genetika tidak boleh melanggar hukum alam.

Kesadaran inilah yang nantinya akan menyelamatkan ilmu pengetahuan nantinya. Sejauh kita menyadari kekuatan alam tidaklah menjadi masalah. Pertanyaan yang tengah dikemukakan saat ini adalah sejauh mana seharusnya kita melanjutkan teknologi modifikasi genetik?

Dari sudut pandang seseorang yang terlibat dalam penelitian genetika, modifikasi genetik itu sendiri tidaklah buruk, karena hal tersebut adalah sesuatu yang telah ada sejak dahulu kala. Nenek moyang kita mengembangkan varietas-varietas tumbuhan menggunakan metode klasik untuk modifikasi genetik yakni kawin silang. Lebih baru-baru ini, mutasi genetik telah dikembangkan sebagai alternatif dari polinasi silang.

Semakin majunya ilmu pengetahuan terkadang menjadikan keresahan tersendiri. Secanggih apapun teknologi dan ilmu berkembang, tidaklah mungkin kita melanggar hukum alam. Modifikasi genetik tidak melanggar hukum alam juga tidak menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dari semua yang terjadi kuat kita rasakan adanya kehadiran sesuatu yang agung, Tuhan. Tidak ada salahnya jika kita hidup dengan keselarasan, begitu juga ilmu pengetahuan.

Pengingkaran terhadap hukum alam bukanlah suatu penghargaan bahwa ilmu telah menjadi agung dan harus diagung-agungkan. Sepantasnya apa yang sudah ditemukan tetap didasarkan pada niat yang mulia untuk kemaslahatan bersama, menjadikan penemuan-penemuan itu sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih atas hidup yang telah dijalani, menjadikan semakin kentalnya pikiran positif, ulet dan keberanian. Istilah takdir juga hal penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi yang ditulis dalam buku ini dengan kata yang berbeda, yakni segala yang terjadi pada kita perlu terjadi.

Perlu diberi garis bawah, dengan berfikir positif akan membangkitkan gen-gen yang bermanfaat, selalu peka dan terinspirasi akan membuat kita awet muda dan panjang umur, informasi baru dapat mengubah gen kita, dan niat baik akan memberikan efek positif pada gen.

Dari semua yang sudah diungkapkan, kembali lagi secanggih apapun penemuan dan teknologi, yang paling utama adalah kesadaran ada kekuatan yang maha hebat yang jauh unggul dari kita, dan bukan berarti hidup kita hanya diisi dengan kepasrahan. Senantiasa menjadikan penemuan sebagai kebaktian di masyarakat. Jangan sampai adanya ilmu pengetahuan digunakan untuk berusaha mengingkari sesuatu yang agung. Betapa tidak maha hebatnya kuasa agung, yang telah menciptakan alam dan kepandaian pada kita.

Harus kita yakini dari cetak biru kehidupan yang teramat kecil dapat tergambar semua informasi genetik, lalu bagaimana dengan kekuatan agung yang ada di balik semua ini? Pantas dan seharusnya kita katakan memang Tuhan dalam gen kita.

 

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply