Ardhi Prabowo
Catatan Kegiatan dan Aktifitas Saya di dunia pendidikan, kemahasiswaan, jurnal ilmiah, pelatihan, dan kegiatan profesional lainnya
Pentingnya Ukhuwah Islamiyah
Categories: Ngaji

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

Pertama-tama, Marilah kita panjatkan puja-puji dan syukur kehadlirat Allah SWT karena dengan qudrat dan iradat-Nya kita semua dapat berkumpul di masjid yang penuh berkah ini, dalam rangka menjalankan salah satu kewajiban kita sebagai umat Islam yakni ibadah shalat Jumat berjamaah. Semoga kita semua senantiasa mendapatkan ridho dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Shalawat dan salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia sampai hari kiamat nanti.

Pada kesempatan kali ini, khatib berwasiat khususnya untuk diri khatib sendiri dan umumnya kepada jamaah sekalian. Marilah kita tingkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah SWT, takwa dalam arti takwa yang sebenar-benarnya, yakni menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.

 Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

 Peristiwa yang baru saja di Turki menunjukkan kepada kita penting-nya nilai sebuah persatuan. Di antara keistimewaan ajaran Islam adalah seruan kepada penganutnya untuk mempertahankan persatuan di antara umat Islam (Ukhuwah Islamiah). Allah berfirman:

yang artinya, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah, // al-ayat. (Ali Imran: 103).

Maksud dari kata “tali Allah” adalah Al-Qur’an. Terdapat beberapa hadits yang menerangkan tentang “berpegang erat dengan tali Allah” antara lain: Abu Sa’id Al-Khudri berkata: Bersabda Rasulullah saw, “Kitabullah adalah tali Allah yang memanjang dari langit hingga bumi“. (HR. At-Tirmidzi, dengan sanad hasan gharib).

Abu Syuraih Al-Khuza’i berkata: Ketika Rasulullah saw berada di tengah-tengah kami, beliau bersabda: “Kabar gembira buat kalian, apakah kalian bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dan aku adalah utusanNya?” Para sahabat menjawab: “Benar“. Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah perantara (tali), salah satu ujung talinya berada di sisi Allah dan ujung lainnya ada di tengah-tengah kalian, maka berpegang teguhlah padanya, sungguh kalian tidak sesat dan binasa jika berpegang teguh padanya (Al-Qur’an).” (Shahih Ibnu Hibban, 12/165).

Zaid bin Arqam berkata: Rasulullah saw bersabda, “Ketahuilah bahwa saya meninggalkan bagi kalian dua hal yang berat, salah satunya adalah Kitabullah dan itu adalah tali Allah, barangsiapa mengikutinya maka dia ada dalam petunjuk Allah dan barangsiapa meninggalkannya maka ia dalam kesesatan.” (HR. Muslim).

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

 Selanjutnya, (dari surat ali imran ayat 103 tadi), Alloh berfirman yang artinya: “jangan kalian berpecah belah“. Ini berarti peringatan Allah kepada umat Islam untuk bersatu dalam persaudaraan Islam dan larangan untuk bergolong-golongan yang menyebabkan lemahnya umat Islam di hadapan umat lain.

Dalam surat al Hujurat ayat 10, Alloh SWT berfirman:

Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antar kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”

 Terdapat beberapa hadits yang menerangkan perintah Allah kepada hambaNya untuk menjaga persatuan umat Islam (Ukhuwah Islamiyah) antara lain:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah menyukai tiga hal dan membenci tiga hal. Tiga hal yang disukai Allah adalah:

  1. Menyembah hanya kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun.
  2. Berpegang eratlah kalian semua dengan tali Allah (bersatu) dan jangan berpecah belah.
  3. Saling memberi nasihat terutama antara pemimpin dan rakyat.

 Dan tiga hal yang dimurkai Allah adalah:

  1. Mempercayai isu/berita yang tak jelas kebenarannya.
  2. Bertanya yang tidak pada tempatnya.
  3. Berbuat mubazir atau berfoya-foya.

(Ibnu Katsir, 2/83; Shahih Muslim; 1715).

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah, pada akhirnya marilah kita tingkatkan kualitas hablum minannas dalam arti menjaga dan memelihara hubungan kita dengan sesama manusia. Agar tercipta kehidupan yang aman dan sentosa serta menjadikan negeri kita sebagai negeri yang Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ،

Barakallahu lii wa lakum fill qur’aanil azhiim

وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ

wa nafa’nii wa iyyaakum bima fiihi minal aayaati wa dzikril hakiim.

وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ.

Wataqobbal minni waminkum tilaa watahu wa innahu huwas sami’ul ‘aliim

 أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Aquulu qowlii hadzaa wastaghfirullaaha lii wa lakum wa lisaa iril mukminiin wal mu’minaat, min kulli dzambing fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiimu.

=====

 

KHOTBAH KEDUA

 

Alhamdulillah robbal’aalamiin/

Asyhadu an laa ilaaha illalloohu/

wa asyhadu anna muhammadan rosululloh/

Allohumma shalli ‘alaa sayyidina muhammad/

wa ‘alaa aali sayyidina muhammad/

kamaa shollayta ‘alaa sayyidina ibroohiima/

wa ‘alaa alii sayyidina ibroohiim/

Wa barik ‘alaa sayyidina muhammad/

wa ‘alaa aali sayyidina muhammadin/

kamaa baarokta ‘alaa sayyidina ibroohiima/

wa ‘alaa alii sayyidnina ibroohiim/

innaka hamiidum majiid.
Ammaa ba’ad..

 Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

Memperkuat khotbah pertama tadi, marilah kita jaga persatuan umat islam, janganlah mudah terpecah belah, bergolong-golongan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memotivasi kita untuk merealisasikannya dalam sabdanya, “Jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Tidak boleh ia menzhaliminya, menelantarkannya dan menghinanya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Persatuan akan menghasilkan begitu banyak manfaat. Persatuan akan membuahkan kekuatan, persatuan akan menumbuhkan ketenangan batin, persatuan akan memunculkan solidaritas, persatuan akan membangun kepedulian sosial, dan masih banyak manfaat lain yang akan dihasilkan oleh persatuan.

Karenanya, begitu banyak ibadah dalam agama kita yang disyariatkan untuk dilaksanakan secara berJamaah. Dari ibadah yang bersifat harian seperti shalat lima waktu, mingguan semisal shalat Jumat, hingga yang bersifat tahunan seperti Idul Fitri, Idul Adha, serta pelaksanaan ibadah haji.

Semoga Alloh menghimpun kami dalam keadaan yang baik dan bermartabat.

Audzubillahhi minas syaitonnirojim

Allaahumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammadin, wa ‘alaa aalihii waash haabiihii ajmaiin /

Alhamdulillahirobbil’alamin/

Allahummagh fir /

lil muslimiina wal muslimaati /

wal mu’miniina wal mu’minaatil /

al ahyaa’I minhum wal amwaati /

innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati. /


Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. /

Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa. /

Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi,/

 wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina. /

Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. /

Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.

 

Ibaadalloh, innalloha ya’muru bil’adli wal ihsaan /

waiitaaidzil qurbaa, wayanha ‘anilfahsyaaii walmunkar, /

walbaghyi yaidzukum la’allakum tadzakkaruun /

Fadzkuruulloohal’adziim yadzkurkum /

wasykuruuhu ’ala ni’matihi yazidkum /

waladzikrullohiakbar.

Comments are closed.