Ardhi Prabowo
Catatan Kegiatan dan Aktifitas Saya di dunia pendidikan, kemahasiswaan, jurnal ilmiah, pelatihan, dan kegiatan profesional lainnya
Menggugat Hasil “PISA”
Categories: Pendidikan

Saya sering bertanya-tanya dalam hati ketika dalam pendahuluan, mahasiswa yang sedang menulis skripsi mengungkapkan hasil PISA sebagai dasar hukum melakukan eksperiman di dalam kelas. Pertanyaan saya sederhana namun tidak mudah menjawab, yaitu Mengapa harus PISA?

Perlu diketahui PISA (Programme for International Student Assessment) adalah studi internasional tetang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun. Studi ini dikoordinasikan oleh OECD (organisation for Economics Cooperation and Development) yang berkedudukan di Paris, Perancis. Indonesia baru berpartisipasi di dalamnya mulai tahun 2000. Sedangkan tes PISA dilaksanakan setiap tiga tahun.

Khusus di bidang matematika, secara spesifik PISA menuliskan bahwa yang diukur adalah kemampuan mengidentifikasi dan memahami serta menggunakan dasar-dasar matematika yang diperlukan seseorang dalam menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (litbang kemdikbud, 2016). Dalam artikel lain, bidang matematika yang seperti ini disebut dengan matematika praktis (Sullivan, 2011).

Sesungguhnya, kajian mengenai matematika apa yang akan diajarkan disekolah masih berkembang. Di Australia, perdebatan mengenai kurikulum apa yang akan diberikan di matematika sekolah masih berkembang hingga saat ini. Ada dua pandangan mengenai hal tersebut, yaitu: (1) mengutamakan pembelajaran matematika yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, yang kemudian disebut dengan matematika praktis; atau (2) mengutamakan pencapaian kompetensi dalam matematika, atau yang sering disebut dengan matematika spesialis.

Untuk mempermudah memahami apa yang diukur oleh PISA, berikut salah satu contoh soal pisa yang saya peroleh dari sini.


Mobil-mobilan dari kulit jeruk Bali merupakan salah satu mainan tradisional anak-anak Indonesia. Pak Agus ingin membuat beberapa mobil mainan tersebut untuk anak-anak di sekitar rumahnya. Adapun bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat mobilan tersebut adalah sebagaimana yang tertera dalam tabel di bawah ini:

tabel PISA 1

Berapa banyak mobil yang dapat dibuat oleh Pak Agus dari bahan yang tersedia? beri alasanmu!


Kembali kepada, apakah penilaian PISA relevan dengan Indonesia? Saya tidak cukup yakin dengan hal tersebut.

Dan, ternyata pendapat mengenai hal tersebut serupa dengan yang disampaikan Emma Seith mengutip dari seorang Profesor dari Universitas Oregon US, Yong Zhao, dalam sebuah artikel di TES. Klaim tersebut di awali pernyataan Zhao bahwa tes PISA telah mengabaikan hal-hal penting. Zhao mengatakan, “Kau mungkin perokok yang hebat, tapi kau mesti berpikir, apakah itu baik dan apakah itu penting?” Pertanyaan yang sama juga di sampaikan kepada PISA, apakah anak yang hasil tes PISA-nya bagus itu baik untuk anak itu dan apakah itu penting?

Bahwa pendidikan untuk usia 15 tahun (merujuk pada usia tes PISA) di berbagai negara sangat beragam. Yang dibutuhkan saat ini sesungguhnya adalah kreativitas, bukan keseragaman. Apakah negara yang tergabung dalam PISA akan berharap skor PISAnya naik? Apakah peringkat PISA menunjukkan tingkat kecerdasan sauatu bangsa? Belum tentu. Tahun 2006, Indonesia berada di peringkat 50, di bawah thailand, namun  ternyata di IMSO 2007, Stefano Chiesa Suryanto dari Jakarta, tercatat sebagai best theory dan memperoleh medali emas (sumber di sini). Justru Thailand yang peringkat PISAnya di atas Indonesia tidak meraih prestasi apapun dalam ajang tersebut.

Jadi, yang diperlukan sesungguhnya adalah kreatifitas siswa. Dengan memahami siswa di sebuah lokasi, maka guru seharusnya dapat menentukan apa yang terbaik untuk siswanya. Sebagai contoh: dalam perkuliahan bahasa inggris, ketika kompetensi yang dituju adalah kemampuan siswa berbicara dan menulis, maka tugas proyek yang diberikan harus mendorong mereka berbicara, yaitu berbincang dengan orang asing (dibuktikan dengan video) dan berkomunikasi dengan surat (ditunjukkan dengan surat dari negara lain).

Comments are closed.