Ardhi Prabowo
Catatan Kegiatan dan Aktifitas Saya di dunia pendidikan, kemahasiswaan, jurnal ilmiah, pelatihan, dan kegiatan profesional lainnya
Jokes Bapak-Bapak
Categories: Blogging

Anda pasti pernah melihat meme berikut ini.

Konon katanya, jokes bergenre begitu, oleh anak muda disebut dengan jokes Bapak-bapak. Saya sendiri penikmat meme dan jokes bapak-bapak seperti itu. Ya karena saya sudah Bapak-bapak.

Apa kira-kira ciri dari jokes Bapak-bapak tersebut?

Begini kira-kira ya:

  1. Jokes Bapak-bapak biasanya diawali dengan informasi yang serius. Pembaca jokes akan melihat informasi tersebut dengan serius. Kenapa serius? ya karena pada usianya, Bapak-bapak sudah jarang yang bercanda. dia sudah fokus dengan pekerjaan.
  2. Informasi awal, biasanya ringan, mudah dicerna pikiran, renyah, dan dekat dengan keseharian. Bisa jadi berupa ekspresi kaget, penasaran, rasa ingin tahu, dan ekspresi sejenis itu. Informasi yang ringan ini akan mendorong pembaca untuk membaca kelanjutan cerita dari meme atau joke tersebut.
  3. Punch point biasanya ada di gambar terakhir atau kalimat terakhir. Remaja yang berbeda dekade dengan Bapak-bapak biasanya perlu waktu untuk memahami joke dan meme tersebut. Bahkan ketika paham maksud dan tujuan meme, ia boleh jadi, bahkan tidak tersenyum sekalipun. Beda dengan Bapak-bapak, ketika melihat untuk kali pertama, sebuah joke yang untuk usianya, dia bisa tertawa terbahak-bahak. Bahkan istrinya bisa sampai bingung. kenapa ia tertawa? Saya mencontohkan film Tilik. punch pointnya pada akhir film, bahkan 1 langkah setelah film berakhir.
  4. sesekali menyinggung porno, bahkan sara. Bapak-bapak sering menyinggung hal-hal berbau porno, bahkan sara, namun yang disebut sebagai bahan, bahkan tidak marah. ia malah ikut tertawa.

Ada yang lain?

Comments are closed.