Ardhi Prabowo
Catatan Kegiatan dan Aktifitas Saya di dunia pendidikan, kemahasiswaan, jurnal ilmiah, pelatihan, dan kegiatan profesional lainnya
Berguru Mengajar pada Kawan

facebook_1461986531809‘Siapa yang tahu nama latin kembang tembelekkan?’, kata Prof. Muchlas Samani mengawali sambutan penutupan Lokakarya Nasional Praktik yang baik di Perguruan Tinggi.

‘Saya punya langganan kaki lima penjual bunga, namanya Pak Min. Kembang tembelekkan itu batangnya lemas. Suatu ketika saya melihat Pak Min menempelkan kembang tembelekkan di batang pohon. Saya berpikir oh, mungkin itu untuk hiasan’, lanjut Prof. Muchlas.

‘Minggu berikutnya, saya melihat Pak Min, melakukan hal serupa. Lalu saya tanya, ‘Pak Min, nopo kembang niku saged urip?’ (Apakah bunga itu bisa hidup?), ‘Oh saged Pak’ (Oh bisa Pak). Saya mengamati, batang kembang tembelekkan tersebut menjadi kaku, dan hidup. Saya lalu membelinya dan saya bawa ke rumah.’

Prof. Muchlas lalu melanjutkan ceritnya, ‘Suatu ketika, besan saya, Kepala BPPT Jawa Timur, Doktor Biologi dari Australia, berkunjung ke rumah saya. Beliau melihat bunga tembelekkan yang saya beli dari Pak Min. Kaget dia, dan lalu bertanya, ‘Apa bunga itu hidup Pak Muchlas?’, saya jawab, ‘Ya, saya beli dari Pak Min, beberapa waktu yang lalu.’

‘Singkat cerita, minggu depannya, Besan saya berkunjung dengan beberapa staf BPPT, minta diantar ke Pak Min, penjual kembang tembelekkan yang saya beli beberapa minggu yang lalu’, Besan saya lalu melanjutkan. ‘Pak Muchlas, saya ini doktor luar negeri, ilmu teori saya sudah khatam, namun saya kalah aplikasi dengan Pak Min, Saya harus belajar kepada Pak Min.’

Prof. Muchlas lalu menjelaskan bahwa pengalaman besan beliau itu menjadi penanda bahwa seorang yang tinggi ilmunya, janganlah sungkan untuk belajar kepada yang lebih rendah, dalam hal ini, Pak Min adalah seorang yang bahkan SD saja tak lulus, namun aplikasi ilmunya sangat dalam.

Cerita Prof. Muchlas menutup kegiatan Lokakarya Nasional Praktik yang baik di perguruan tinggi, yang dilaksanakan di Hotel JW. Mariott Surabaya, dan praktik mengajar di UIN Surabya dan UNESA. 150 Dosen dari LPTK di seluruh Indonesia berbagi informasi dalam sebuah lokakarya nasional. Kegiatan yang dioragisasi oleh USAID Prioritas mengedepankan pembelajaran aktif dalam perkuliahan. Secara umum materi yang dibahas antara lain:

  • Unit 1, Kaji Ulang materi perkuliahan di Kampus
  • Unit 2 Penilaian Autentik
  • Unit 3, Matematika dalam kehidupan (MAT), Extensive Reading (ING), dan Ketrampilan informasi (IPA, IPS, IND)
  • Unit 4, Persiapan Praktik, Praktik, dan Refleksi Perkuliahan
  • Unit 5, Portofolio
  • Unit 6, RTL

Dalam kesmepatan tersebut, saya berbagi informasi di unit Matematika dalam kehidupan. Di unit tersebut, kami mengenalkan perkuliahan yang melibatkan permasalahan sehari-hari yang diselesaikan dengan lebih dari satu konep matematika. Dalam Pembelajaran berbasis masalah yang biasa dilakukan oleh guru, permasalahan yang dibahasa biasanya diselesaikan dengan satu konsep saja, yaitu yang sedang dan akan dibahas dalam pertemuan tersbeut. di dalam kegiatan kali ini, dikenalkan prinsip yang berbeda, yaitu pembelajaran berbasis masalah yang melibatkan lebih dari satu konsep matematika.

contoh skenario yang dilibatkan adalah sebagai berikut:

Kegiatan 1:  Memecahkan Masalah Proyek Bisnis Alat Peraga Matematika (100 menit)

Kegiatan 1.a.: Pendahuluan (10 menit)

  • Fasilitator memberikan informasi mengenai proyek menyusun rencana bisnis alat peraga matematika.
  • Fasilitator memberikan peran kepada peserta, bahwa mereka adalah tim penyusun rencana bisnis tersebut.
  • Fasilitator menstimulus peserta mengenai informasi awal yang diperlukan dalam proyek, dengan bertanya:
    • Informasi apakah yang Bapak/Ibu perlukan untuk menyusun rencana bisnis alat peraga matematika?

Berikut adalah informasi awal untuk rencana bisnis Alat Peraga Matematika:

  1. Ada 4 propinsi (Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Papua) yang menjadi sasaran produk, lihat gambar.

Daftar pasar:

  • Sumatera Utara: 25 paket
  • Sulawesi Selatan: 20 paket
  • Papua: 45 paket
  • Jawa Tengah: 10 paket
  1. Setiap paket berisi kubus, balok, limas segiempat, persegi, persegipanjang, layang-layang, belah ketupat, jajargenjang, dan trapesium.
  2. Biaya pembuatan per paket di Jakarta Rp. 125.000 dan di Surabaya Rp. 100.000.
  3. Untuk produk alat peraga matematika harus mengirimkan 1 orang pakar untuk melatih penggunaannya dan perusahaan menanggung biaya transportasi.
  4. Ada dua perusahaan A dan B yang mampu menangani pasar tersebut, dengan kapasitas produksi perusahasan A adalah 60 paket dan perusahasan B adalah 40 paket.

  • Fasilitator bernegosiasi dengan peserta mengenai rencana bisnis yang baik.
  • Fasilitator menanyakan kepada peserta, konsep matematika apa sajakah yang perlu dipahami untuk menyusun rencana bisnis tersebut?
  • Fasilitator menugaskan peserta untuk melakukan proyek, yang hasilnya adalah rencana bisnis alat peraga matematika, dengan urutan sebagai berikut:
    1. Menentukan biaya produksi alat peraga matematika
    2. Menentukan biaya transportasi
    3. Menentukan harga jual setiap paket

Kegiatan 1.b.: Menyusun Rencana Bisnis (80 menit)

 Kegiatan 1.b.1: Menentukan Biaya produksi dan Banyak Bahan diperlukan

  • Fasilitator menyampaikan tugas kepada peserta untuk menentukan biaya produksi alat peraga matematika per paket.
  • Fasilitator menugaskan peserta untuk menghitung banyak bahan yang diperlukan.

 Kegiatan 1.b.2.:  Menentukan biaya transportasi

  • Fasilitator menugaskan kepada kepada peserta untuk menyusun biaya transportasi untuk distribusi produk alat peraga matematika.

 Kegiatan 1.b.3.: Menghitung harga setiap paket

  • Fasilitator meminta tim untuk menentukan harga tiap paket dengan keuntungan maksimal 20% per paket.

Sebagai indikator keberhasilan pelatihan, seluruh peserta diminta untuk menyusun skenario perkuliahan yang diimplementasikan dalam perkuliahan di UIN Sunan Ampel Surabaya. Pak Duskri (UIN Ar-raniry Aceh), Bu Lusi (UNTIRTA Banten) dan Bu Yulia Romadiastri (UIN Walisongo Semarang) mengangkat masalah berdagang roti; Pak Hery (UNNES), Bu Sutini (UINSA), Bu Fibri (UNIMED), dan Pak Asep (UPI) merancang perkuliahan proyek pengecatan dinding masjid, dan kuliah ini diselenggarakan di Masjid UIN; Pak Iyon mayono (UIN Bandung), Bu Erni (UNSYIAH Aceh), Bu Izwita (UNIMED), merancang perkuliahan dengan proyek tempat parkir; sedangkan kelompok ke empat, Pak Ilham (UNY), Bu fitri (UNTIRTA), dan Pak Asdar (UNM), merancang taman lingkaran. Sebagai fasilitator matematika adaah, Pak Ujang (USAID Konsultan), Pak Nursalam (UIN Makasar), dan Saya (UNNES)

Untuk Materi lengkap silakan unduh versi [DOCX] dan [PPTX]

Comments are closed.