Ardhi Prabowo
Catatan Kegiatan dan Aktifitas Saya di dunia pendidikan, kemahasiswaan, jurnal ilmiah, pelatihan, dan kegiatan profesional lainnya
Lombok dan project Guru BAIK. Penyusunan Bahan WORKSHOP

Tanggal 15-16 Desember 2016 yang lalu adalah masa awal sebuah kegiatan besar di propinsi Nusa Tenggara Barat bertajuk Guru Baik. Kegiatan ini di berada dalam sebuah proyek besar INOVASI yang diselenggarakan atas kerjasama Dinas Pendidikan Propinsi NTB, Kab. Lombok Utara, dan Sumbawa, atas funding dari AusAid. Palladium grup sebagai organizer kemudian menggandeng 10 tim expert dari perguruan tinggi di Indonesia, untuk merancang dan memfasilitasi berbagai kegiatan di program Guru BAIK.

10 tim tersebut di tunjuk berdasarkan rekomendasi dari program lain (Usaid Prioritas dan Kementerian), dan dari pelaksana program. 10 tim expert tersebut adalah: Dewi rochsantningsih (UNS-Solo); Ardhi Prabowo dan Hartati (Unnes-Semarang); Ariyadi dan Edi Prajitno (UNY-Yogyakarta); Edi Budiono (UM-Malang); Evi Fatimatur (UINSA-Surabaya); Heny Subandiah (UNESA); Tatat Hartati (UPI-Bandung); dan Sukayati (Purna P4TK-Yogyakarta). 5 Expert tersebut tersebar di dua bidang, yaitu Bahasa Indonesia dan Matematika, masing-masing 5 orang. Pemilihan dua bidang tersebut berdasarkan hasil kajian awal Inovasi yang menyebutkan bahwa kemampuan literasi dan numerasi siswa SD di NTB masih perlu ditingkatkan. Literasi itulah yang kemudian diwujudkan dalam mapel Bahasa Indonesia, dan numerasi dengan mapel Matematika.

Dalam project guru Baik ini, inovasi telah menggandeng 120 peserta dari 2 kota yang terdiri atas: 60 peserta di Lpmbok Utara dan 60 peserta dari Sumbawa Besar. 60 peserta di lombok utara dan sumbawa terbagi lagi atas 50 orang guru dari 25 sekolah yang berbeda dan 10 dosen pendamping.

Tahap pertama kegiatan adalah 2 hari ini, yaitu penyusunan instrumen untuk melakukan fasilitasi. Instrumen tersebut antara lain berupa slide presentasi dan lembar kerja untuk peserta. Dalam kegiatan guru baik ini, fasilitator bersepakat untuk mengaplikasikan pembelajaran aktif yang dilaksanakan dalam tahapan BELAJAR (Berbagi-Elaborasi-Jangkauan luas-Refleksi).

Tahap Berbagi merupakan kegiatan peserta untuk mengetahui pengetahuan prasyarat. Tahap ini dimulai dengan penyajian latar belakang sesi, tujuan dari sesi, garis besar pelaksanaan sesi, dan berbagi pengalaman. Pada tahap Berbagi, peserta belum baru pada tahap berbagi pengalaman mengenai hal-hal yang diketahui yang menjadi prasyarat untuk menemukan hal baru.

Tahap Elaborasi adalah kegiatan peserta untuk mengalami, artinya berdiskusi, menulis, menemukan hal baru. Tahap elaborasi biasanya dilaksanakan dalam waktu yang relatif lama (kurang lebih 60% dari keseluruhan alokasi waktu sesi). Pada sesi inilah lembar kerja digunakan. Selain menggunakan lembar kerja, fasilitator juga biasanya akan mengajak peserta untuk menuangkan isi pikiran, hasil diskusi dalam kertas plano (kertas buram ukuran A0) maupun kertas tempel. Dalam kesempatan lain, untuk menghemat biaya, peserta bisa juga mengunakan halaman belakang kalender bekas sebagai tempat bekerja.

Tahap jangkauan luas adalah tahap dimana peserta memaparkan hasil diskusinya kepada peserta lain di dalam pleno. Ada 3 kegiatan yang dapat dilaksanakan pada tahap ini, yaitu kegiatan kunjung karya, karya kunjung, atau presentasi. Kegiatan kunjung karya dilaksanakan dengan tahapa persiapan dan pelaksanaan. Persiapan kunjung karya dilaksanakan dengan menempel hasil diskusi dalam kertas plano, lalu ditempelkan pada dinding pajangan masing-masing kelompok. Selanjutnya peserta dari kelompok lain berdiri dan berkunjung ke dinding pajangan. Fasilitator dapat menugaskan satu orang dari kelompok sebagai juru bicara di masing-masing dinding pajang atau peserta lain dapat meninggalkan kertas tempel untuk berkomentar atas hasil kerja kelompok asal.  Kegiatan karya kunjung adalah kegiatan mempresentasikan hasil karya peserta dengan membawa karya ke kelompok lain. Kegiatan dapat divariasikan dengan mengirimkan karya saja, lalu kelompok yang membaca cukup memberi komentar pada hasil kerja dengan menggunakna kertas tempel, atau dengan mengirimkan delegasi ke kelompok lain, lalu muncul diskusi di kegiatan tersebut. Kegiatan ketiga adalah presentasi. Yaitu kegiatan memilih hasil kerja yang menarik untuk dipresentasikan di depan pleno. Walaupun bersifat diskusi dan mengomunikasikan karya peserta, ditahap inilah fasilitator dapat memberikan penguatan atas tugas dan hasil karya peserta.

Tahap refleksi adalah tahap pemeriksaan tujuan dari setiap sesi. Kegiatan dapat berupa bertanya kepada pleno, dengan pertanyaan yang jawabannya adalah hasil kegiatan yang ada dalam tujuan. Dalam refleksi, fasilitator dapat juga memberikan tugas lanjutan yang dapat dilaksanakan oleh peserta di luar sesi.

Walaupun tahapan tersebut dilaksanakan dalam sebuah pelatihan, tentunya tahapan ini dapat pula dilaksanakan dalam pembelajaran sebagaimana biasanya.

Kembali pada penyusunan instrumen, metode kerja tim expert adalah dengan mengelompokkan kerja dalam 4 kelompok untuk menyusun media dan LK di masing-masing kelompok workshop. Hasil kegiatan hari itu adalah draf awal PPt dan LK disertai dengan word dari masing-masing workshop. Beberapa kelemahan produk tersebut antara lain: pada setiap workshop masih dirancang dengan 1 modul, 1 PPt dan beberapa LK terkait dengan modul. Sehingga dengan alokasi waktu fasilitasi Workshop 1 selama 2 hari, bahan tersebut masih sangat kurang.

Program Guru BAIK sendiri memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran SD di Lombok Utara dan Sumbawa. Dua kabupaten tersebut merupakan pilot project dari program tersebut, sehingga jika pada akhirnya kegiatan berjalan dengan baik, maka Guru BAIK akan diikuti oleh 4 kabupaten lainnya di NTB, demikian pula dengan propinsi lain. Saat ini yang telah bersedia menjadi tempat project adalah Kalimantan Utara.

Guru BAIK di NTB dilaksanakan bertahap dengan 4 kegiatan workshop dan 1 kali diskusi publik. Rincian keempat workshop tersebut adalah:

  1. Workshop 1. Pembelajaran dan identifikasi permasalahannya. Dalam workshop ini, guru dilatih untuk dapat menemukan permasalahan pembelajaran melalui pengamatan, melalui kasus-kasus pembelajaran, melalui karya siswa, dan melalui aspirasi siswa. Selain itu guru dikenalkan dengan pembelajaran inklusif yang pada tujuan akhirnya adalah membrdayakan seluruh siswa di dalam kelas. Pada hakikatnya, kegiatan workshop 1 ini ditujukan untuk melatih guru untuk menjadi lebih peka menemukan masalah pembelajaran dan penyebabnya.
  2. Workshop 2. Prioritas dan penyusunan rencana pembelajaran.
  3. Workshop 3. Refleksi pembelajaran dan Perbaikan Perencanaan Pembelajaran.
  4. Workshop 4. Penyusunan praktik yang baik dari program Guru BAIK.

Comments are closed.