Materi Sosiologi Kelas X (Metode Penelitian Sosial)

Anda masih ingat tentang objek kajian sosiologi? Ya, pasti Anda sudah sangat memahaminya bahwa sosiologi mempelajari pola-pola hubungan dalam masyarakat dan lingkungannya serta mencari pengertian-pengertian umum secara rasional dan empiris. Sosiologi umumnya mempelajari gejala-gejala (fenomena) masyarakat yang normal atau teratur dalam lingkungannya. Akan tetapi, tidak selamanya gejala-gejala itu keadaannya normal sebagaimana yang dikehendaki masyarakat. Adakalanya gejala-gejala sosial menunjukkan ketidaksesuaian antara yang diinginkan dan yang terjadi sehingga menimbulkan masalah sosial. 

Banyak faktor yang menjadi sumber masalah sosial di dalam masyarakat dan lingkungannya, antara lain faktor ekonomis, biologis, psikologis, dan kebudayaan setempat. Semua faktor itu memunculkan kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial. Anda dapat menyaksikan berbagai peristiwa yang menyangkut masalah sosial melalui tayangan berita di berbagai media massa, atau dengan mengetahui langsung dalam lingkungan masyarakat sekitar. Setiap hari Anda dapat melihat mulai dari masalah biasa yang kurang mengundang keprihatinan sampai masalah yang sangat menyentuh keprihatinan kita. Kemiskinan, kelaparan, pengangguran, tawuran, pelacuran, kenakalan remaja, dan lain sebagainya. Berbagai peristiwa yang menyangkut masalah sosial tidak hanya terjadi pada saat ini, tetapi telah menjadi warisan turun temurun. Namun, saat ini mungkin lebih besar dan kompleks permasalahannya dibandingkan dengan peristiwa yang terjadi di masa lampau. Mengapa demikian?

Dapatkah anda memberikan alasannya?

Untuk mengetahui semua itu, tentunya Anda harus peka terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di masyarakat. Pemecahan masalah sosial merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai anggota masyarakat. Pemerintah, ilmuwan, organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat, termasuk juga Anda sebagai pelajar dapat berperan aktif dalam memecahkan masalah sosial. Partisipasi tersebut salah satunya dapat Anda wujudkan dengan melakukan penelitian sosial.

A. Pengertian Penelitian

Emile Durkheim, dalam bukunya Rules of Sociological Method yang menggambarkan metodologi yang ia teruskan dalam buku Suicide yang bercerita tentang sebab-sebab bunuh diri. Ia merencanakan desain risetnya dan mengumpulkan data tentang ciri-ciri orang melakukan bunuh diri.

Sejak tahun 1917, Samuel H. Prince dari Columbia University pertama kali menerapkan metodologi ilmu sosial pada pemecahan bencana besar ledakan kapal mesiu di Halifax Harbor, Nova Scotia, kejadian mengerikan yang membunuh 1600 orang. (Sumber: Sosiologi jilid 1, 1984)

Penelitian adalah kegiatan yang sistematik yang dimaksudkan untuk menambah pengetahuan yang sudah ada dengan cara yang dikomunikasikan dan dapat dinilai kembali. Metode merupakan cara yang dianjurkan untuk melaksanakan prosedur. Metodologi adalah studi mengenai tata cara dan teknik penelitian. (Sumber: Metode Penelitian Survei, 1989)

Istilah penelitian (research) telah banyak didefinisikan oleh para ahli dalam bidang metodologi research. Para ahli yang dimaksud antara lain sebagai berikut.

  1. Hill Way dalam bukunya Introduction to Research mendefinisikan penelitian sebagai suatu metode studi yang bersifat hati-hati dan mendalam dari segala bentuk fakta yang dapat dipercaya atas masalah tertentu guna membuat pemecahan masalah tersebut.
  2. Winarno Surachmad mendefinisikan penelitian atau penyelidikan sebagai kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru dari sumber-sumber primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umum, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki.
  3. Soetrisno Hadi mendefinisikan, penelitian sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.

Dari ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah guna mencari pemecahan terhadap masalah tersebut. Menurut Moh. Pabundu Tika, dalam penelitian terdapat lima unsur yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.

  1. Unsur ilmiah, adalah penggunaan ilmu pengetahuan dan langkah-langkah penelitian sebagai metode berpikir. Langkah-langkah penelitian yang dimaksud adalah mulai dari pernyataan masalah, penyusunan hipotesis, pengumpulan data sampai dengan penarikan kesimpulan dan melaporkan hasilnya.
  2. Unsur penemuan, berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan.
  3. Unsur pengembangan, berarti memperluas dan menganalisis lebih dalam sesuatu yang sudah ada. Dalam hal ini, seseorang sudah pernah meneliti sesuatu objek tertentu, tetapi hasilnya belum memuaskan sehingga hasil penelitian tersebut masih perlu dikembangkan.
  4. Unsur pengujian kebenaran, diartikan sebagai mengetes hal-hal yang masih diragukan kebenarannya.
  5. Unsur pemecahan masalah, dimaksudkan untuk membuat pemecahan apabila dalam penelitian dijumpai berbagai masalah.

Menurut Hadari Nawawi, metode penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali kebenaran pengetahuan, sedangkan menurut Soetrisno Hadi, metode penelitian adalah pelajaran yang memperbincangkan metode-metode ilmiah untuk suatu penelitian. Dengan demikian, metode penelitian sosial dapat diartikan sebagai pelajaran yang menjelaskan tentang metode-metode ilmiah untuk mengkaji kebenaran dan mengembangkan pengetahuan yang menyangkut gejala-gejala dan masalah sosial.

Sebelum suatu penelitian sosial dilaksanakan, terlebih dahulu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Rencana penelitian ini dituangkan ke dalam suatu bentuk tulisan yang disebut rancangan penelitian atau desain penelitian. Rancangan penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuannya. Rancangan penelitian merupakan pedoman bagi seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian agar data dapat dikumpulkan secara efisien dan efektif, serta dapat diolah dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Rancangan penelitian dapat diibaratkan sebagai rencana seorang ibu rumah tangga yang ingin memasak. Ketika berangkat belanja bahan masakan, sejak dari rumah si ibu tersebut sudah merencanakan jenis masakan yang ingin dimasak. Berdasarkan jenis masakan tersebut, si ibu membuat rencana antara lain bahan-bahan apa saja yang perlu dibeli di pasar, berapa biayanya, waktu yang diperlukan, bagaimana cara mengolahnya, serta fasilitas atau peralatan yang diperlukan untuk mengumpulkan dan mengolah bahan tersebut sampai menjadi suatu masakan yang diinginkan.

Seorang peneliti juga seharusnya sejak awal sudah merencanakan objek yang akan diteliti; bagaimana cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis datanya; berapa waktu dan biaya yang diperlukan; serta fasilitas yang diperlukan agar data dapat diolah secara efisien dan efektif sesuai tujuan penelitian. Dengan demikian, kegunaan rancangan penelitian adalah:

  1. memberi pegangan yang lebih jelas dan terarah kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya; dan
  2. memberikan gambaran tentang masalah atau kesulitan yang akan dihadapi.

Sama halnya dengan penelitian pada umumnya, rancangan penelitian sosialsekurang-kurangnya mempunyai ruang lingkup yang terdiri atas:

  1. penentuan judul penelitian;
  2. penentuan masalah penelitian;
  3. penentuan tujuan penelitian;
  4. tinjauan kepustakaan;
  5. penetapan hipotesis (kalau diperlukan);
  6. penentuan populasi dan sampel penelitian;
  7. penentuan metode dan teknik pengumpulan data;
  8. penentuan cara mengolah dan menganalisis data; dan
  9. daftar pustaka.

Pakaian merupakan suatu faktor penting dalam interaksi. Seseorang yang berbusana sebagai eksekutif muda jelas mendapat perlakuan berbeda dengan yang berpenampilan pemulung. Karp dan Yoels mengisahkan eksperimen L. Bickman; seseorang berpakaian seragam petugas keamanan memerintahkan sesuatu dan dengan mudah diikuti oleh para subjek eksperimen. Namun, ketika perintah yang sama diberikan oleh seseorang berpakaian tukang susu atau berpakaian jas dan dasi, ketaatan yang diperlihatkan para subjek eksperimen relatif kurang. (Sumber: Pengantar Sosiologi , 2004)

B. Judul Penelitian

Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam judul penelitian, yaitu penentuan judul dan syarat pemilihan judul.

2.1. Penentuan Judul

Penentuan judul penelitian sangat penting karena dalam judul tergambarkan objek dan subjek apa yang ingin diteliti, di mana lokasinya, tujuan dan sasaran apa yang ingin dicapai. Dalam menentukan judul penelitian, para peneliti bebas memilih sendiri judul yang diinginkan. Meskipun demikian, tidak mustahil muncul masalah yang kadang-kadang agak membingungkan untuk memilih judul penelitian yang paling tepat. Untuk itu, ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan bagi seorang peneliti dalam menentukan judul penelitian, yaitu sebagai berikut.

  1. Keterjangkauan

Prinsip pertama yang harus diperhatikan ialah bahwa judul ataupun objek yang akan diteliti sedapat mungkin terjangkau oleh kemampuan peneliti. Keterjangkauan ini sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu tingkat pengetahuan peneliti, waktu dan biaya yang tersedia, kesulitan memperoleh pembimbing, serta kerja sama dengan pihak lain. Tingkat pengetahuan yang dimiliki peneliti adalah seberapa jauh seseorang mempunyai bekal pengetahuan yang diperoleh.

Di samping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, para peneliti hendaknya memperhitungkan waktu dan biaya yang tersedia sebelum menentukan judul penelitian. Semakin lama waktu yang diperlukan untuk meneliti suatu subjek penelitian, semakin besar pula biaya yang dipergunakan. Waktu yang diperlukan agar tidak terlalu lama, dianjurkan peneliti memilih judul penelitian yang tidak terlalu luas ruang lingkupnya. Ruang lingkup suatu penelitian yang terlalu luas dapat berakibat terjadinya pemborosan waktu dan biaya.

Ketika melakukan penelitian, peneliti sering membutuhkan kerja sama dengan pihak lain, terutama dalam hal pengumpulan data. Para peneliti kadang-kadang mengalami kesulitan dalam pengumpulan data karena pihak lain yang berwenang tidak memberikan data dan tidak mau melakukan kerja sama dengan para peneliti. Oleh karena itu, sebelum menentukan judul penelitian, para peneliti sebaiknya sudah dapat memperkirakan pihak mana atau instansi-instansi mana saja yang kelak bisa mereka ajak kerja sama untuk mendapatkan data mengenai objek atau subjek yang rencananya akan diteliti.

Peneliti sebaiknya melakukan pre survei untuk mengetahui kondisi subjek atau objek penelitian sebelum penelitian yang sesungguhnya dilaksanakan. Penggalangan kerja sama dengan pihak yang berkompeten dalam pengumpulan data akan sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian.

  1. Ketersediaan Data

Judul penelitian yang akan dipilih sedapat mungkin tersedia datanya. Para peneliti akan mengalami kesulitan apabila judul yang dipilih tidak tersedia datanya. Dalam penelitian sosial, data yang diperlukan biasanya berasal dari dua sumber, yaitu data lapangan dan data kepustakaan atau instansi.

Data lapangan biasanya juga disebut data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari lapangan, baik berupa data fisik maupun data yang bersifat sosial ekonomi. Adapun data kepustakaan berasal dari instansi atau media massa yang biasanya disebut data sekunder, yakni data yang diperoleh, baik melalui perpustakaan maupun melalui instansi-instansi yang berwenang. Data ini merupakan data pendukung dari objek yang akan diteliti.

  1. Arti Penting dari Judul yang Dipilih

Pemilihan judul harus dilakukan dengan cermat. Hal ini dimaksudkan agar judul memiliki arti cukup penting untuk diteliti. Pentingnya judul sangat bergantung pada hal-hal berikut.

  1. Judul yang dipilih dapat mendukung atau memberikan sumbangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan khususnya bidang sosial selalu berkembang dari waktu ke waktu. Ilmu dalam pengembangannya diperlukan ide-ide atau penemuan-penemuan baru yang dapat dipakai sebagai dasar, hukum, atau teori-teori baru dalam bidang pengetahuan tersebut. Oleh karena itu, pemilihan judul penelitian sedapat mungkin dapat mendukung atau mengembangkan ilmu-ilmu sosial.
  2. Ada ketidakpuasan terhadap studi sebelumnya. Objek penelitian bisa saja sama dengan objek sebelumnya, namun judul penelitian baru bersifat mengembangkan penelitian yang dilakukan orang lain sebelumnya. Artinya, karena seseorang tidak puas dengan penelitian orang lain, peneliti berusaha meneliti dengan maksud untuk mengembangkan penelitian sebelumnya.
  3. Menarik minat untuk diselidiki. Seseorang yang memilih judul penelitian seharusnya disesuaikan dengan minatnya, jangan memilih judul penelitian yang bertentangan dengan minat karena dapat menimbulkan kebosanan dan ketidakpuasan.

2.2. Syarat Pemilihan Judul

Ada beberapa syarat yang diperlukan dalam pemilihan judul penelitian, antara lain sebagai berikut.

  1. Judul Ditetapkan Setelah Peneliti Mengetahui Permasalahan Pokok Objek yang Akan Diteliti

Setiap objek yang akan diteliti diperlukan pengungkapan secara garis besar dan visual atas kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang ada. Misalnya, kita ingin meneliti “motivasi perpindahan penduduk di desa A dan desa B”. Antara desa A dan desa B mempunyai lokasi yang saling berdekatan, tetapi motivasi perpindahannya saling berbeda. Penduduk desa A banyak yang pindah karena faktor ekonomi, yakni sulit memperoleh mata pencaharian, sedangkan desa B perpindahan penduduknya disebabkan oleh faktor politik, misalnya mereka merasa tertekan apabila tinggal di desa tersebut. Setelah garis besar permasalahan tersebut diketahui, baru kemudian ditentukan judul penelitian, misalnya “Studi Perbandingan Motivasi Perpindahan Penduduk Antara Desa A dan Desa B”.

  1. Judul Penelitian Mencerminkan Keseluruhan Isi Penulisan

Dari judul penelitian, kita dapat memperkirakan apa kegiatan dan isi penulisan yang dibuat seorang peneliti. Misalnya dengan judul “Studi Perbandingan Motivasi Perpindahan Penduduk Antara Desa A dan Desa B”, kita dapat menebak bahwa peneliti akan lebih menitikberatkan kegiatan penelitiannya pada motivasi perpindahan penduduk, sedangkan isi penulisan akan mengarah kepada perbandingan motivasi perpindahan penduduk Antara desa A dan desa B.

  1. Judul Harus Menggunakan Kalimat Singkat dan Jelas

Setiap judul penelitian harus menggunakan kalimat singkat dan jelas. Judul yang terlalu panjang atau bertele-tele dapat membingungkan pembaca.

Peneliti terkadang kurang memperhatikan hasil sosiolog lain yang berkecimpung dalam bidang yang sama. Hal ini dapat menimbulkan konflik perihal masalah keaslian temuan yang telah dilakukan setiap peneliti. Misalnya, Luc Montagilier Pasteur di Paris dan Gallo dari Institut Kesehatan AS di Bathesda, masing-masing bersiteguh bahwa mereka yang pertama kali menemukan virus HIV yang menjadi penyebab penyakit AIDS. (Sumber: Sosiologi jilid 1, 1999)

Contoh Soal (UN SMA IPS, 2005) :

Judul penelitian “Pengaruh Narkoba Terhadap Tingkat Perkembangan Prestasi Belajar”. Variabel penelitian adalah ….

  1. kriminalitas dan pengaruhnya
  2. prestasi belajar dan narkoba
  3. pengaruh narkoba dan perkembangan prestasi belajar
  4. perilaku menyimpang dan akibatnya
  5. narkoba dan tingkat perkembangan jiwa anak

Jawaban: c

Judul penelitian “Pengaruh Narkoba Terhadap Tingkat Perkembangan Prestasi Belajar”.

Variabel 1: pengaruh narkoba

Variabel 2: tingkat perkembangan prestasi belajar

C. Masalah Penelitian

Peneliti dari awal harus memikirkan bagaimana menemukan dan merumuskan masalah penelitian.

3.1. Peranan Masalah

Dalam penelitian, masalah sangat berperan untuk mengarahkan seorang peneliti melakukan kegiatan penelitiannya. Jika tidak merumuskan masalah, para peneliti dapat mengalami kebingungan, baik dalam pelaksanaan kegiatan penelitian maupun dalam penulisan. Judul suatu penelitian sebenarnya sudah merupakan suatu bentuk masalah. Akan tetapi, masalah yang terkandung dalam judul tersebut masih bersifat global dan masih perlu diperinci lagi. Bagi peneliti, semua perincian masalah dapat memperjelas apa saja yang perlu diteliti. Dengan kata lain, semua perincian masalah akan dapat mengarahkan seorang peneliti untuk sampai pada sasaran yang ingin dicapai.

Ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam memperinci masalah utama (judul penelitian), yaitu bahwa perincian masalah:

  1. masih berhubungan erat dengan masalah utama (judul penelitian);
  2. mendukung tujuan penelitian;
  3. mengembangkan atau memperluas cara-cara menguji suatu teori;
  4. memberikan sumbangan kepada pengembangan metodologi penelitian;
  5. memanfaatkan konsep-konsep teori atau data dan teknik dari disiplin yang bertalian; dan
  6. menunjukkan variabel-variabel apa saja yang perlu diteliti.

3.2. Sumber Masalah Penelitian

Masalah penelitian yang baik adalah menarik bagi peneliti sehingga memiliki tanggung jawab untuk memecahkannya. Untuk mendapatkan masalah penelitian, perhatikan hal-hal berikut.

  1. Masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari karena menjumpai hal-hal yang aneh atau didorong oleh keinginan untuk meningkatkan hasil kerja dan rasa ingin tahu untuk mengetahui atau menguji suatu teori (pendapat).
  2. Masalah dapat diperoleh dari membaca buku, jurnal, koran, majalah, atau hasil penelitian orang lain.
  3. Masalah dapat diperoleh dengan cara diberi oleh orang lain, terutama berhubungan dengan pemegang kekuasaan (otoritas) atau guru.
  4. Masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatan peneliti secara langsung di lapangan.
  5. Masalah dapat diperoleh dari hasil diskusi dengan teman atau seminar yang diselenggarakan oleh suatu lembaga

Secara garis besar, masalah penelitian terdiri atas tiga jenis atau bentuk, yakni sebagai berikut.

  1. Masalah untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena. Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainnya, penelitiannya bersifat deskriptif yaitu menjelaskan suatu peristiwa.
  2. Masalah untuk membandingkan dua fenomena atau lebih. Dalam melakukan perbandingan, penelitian selalu memandang dua fenomena atau lebih, ditinjau dari persamaan dan perbedaan yang ada, maka untuk mengungkapnya dilakukan penelitian yang bersifat komparatif.
  3. Masalah untuk mencari hubungan antara dua fenomena atau lebih (problema korelasi). Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, bagaimana erat atau tidaknya hubungan-hubungan itu.

3.3. Petunjuk Penentuan Masalah Penelitian

  1. Merumuskan dan Membatasi Masalah Penelitian

Masalah penelitian harus dirumuskan dengan jelas dan tegas, tetapi tidak lepas dari judul dan tujuan penelitian. Seperti dikatakan dalam uraian sebelumnya, judul penelitian itu sendiri sebenarnya sudah merupakan bentuk masalah yang masih terlalu umum dan global sehingga masih perlu diperinci lebih lanjut. Masalah perlu dibatasi agar peneliti dapat membatasi diri pada apa saja yang perlu dan tidak perlu untuk diteliti. Peneliti harus menegaskan bahwa ia akan meneliti masalah tertentu dan aspek tertentu yang berhubungan dengan judul penelitian, dengan membuat pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan pokok yang perlu dikaji lebih lanjut.

Sebagai contoh, orang dapat memakai rancangan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembangunan Industri terhadap Peningkatan Urbanisasi di Kota Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat”. Judul tersebut sudah tampak masalah umumnya, yakni terjadinya urbanisasi di Kota Cikarang dan hal tersebut akan menimbulkan berbagai masalah terhadap Pemerintah Kota Cikarang.

Untuk memperjelas masalah umum tersebut, masih perlu dibuatkan rumusan dan pembatasan masalah lebih lanjut dengan membuat pertanyaan-pertanyaan masalah seperti berikut.

  1. Urbanisasi di Kota Cikarang berasal dari golongan masyarakat mana saja?
  2. Apakah benar hanya pembangunan industri yang merupakan penyebab utama terjadinya urbanisasi?
  3. Apa dampak positif dan negatif urbanisasi terhadap kehidupan sosial ekonomi penduduk dan Pemerintah Kota Cikarang?
  4. Adakah cara yang paling tepat dilakukan guna mencegah terjadinya urbanisasi?
  5. Tersediakah fasilitas permukiman dalam mengantisipasi terjadinya urbanisasi?

Dengan perumusan dan pembatasan masalah seperti itu, peneliti akan mudah melakukan kegiatan penelitian khususnya yang menyangkut pengumpulan data dan metode yang digunakan dalam pengumpulan data.

  1. Asumsi (Anggapan Dasar)

Asumsi adalah suatu pernyataan pokok yang dibuat dalam suatu penelitian dan secara umum dapat diterima kebenarannya walaupun tanpa pembuktian. Asumsi bukan merupakan teori, melainkan hanya merupakan pernyataan (statement) yang menyangkut keadaan atau gejala-gejala umum yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Pernyataan tentang keadaan atau gejala-gejala umum yang dibuat harus disesuaikan dengan isi atau makna yang terkandung dalam judul penelitian. Dari judul yang menyangkut “Pengaruh Pembangunan Industri terhadap Peningkatan Urbanisasi di Kota Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat”, misalnya, orang dapat membuat asumsi bahwa “urbanisasi penduduk terjadi karena sulitnya memperoleh mata pencaharian di daerah pedesaan”.

Pernyataan ini menunjukkan secara umum orang tahu bahwa penyebab urbanisasi adalah karena kesulitan memperoleh mata pencaharian di pedesaan sehingga penduduk ingin mencari mata pencaharian yang lebih layak di kota. Contoh lain, dari judul “Pengaruh Pergaulan Remaja terhadap Keberhasilan Studi “, orang dapat membuat suatu asumsi bahwa faktor lingkungan dan pergaulan sangat memengaruhi perilaku dan kepribadian seseorang, yang selanjutnya dapat memengaruhi keberhasilan hidupnya.

  1. Istilah-Istilah

Istilah-istilah, konsep-konsep, atau kata-kata yang penting dan mengandung makna tertentu perlu diberi batasan atau definisi agar tidak menimbulkan salah penafsiran bagi pembacanya. Istilah-istilah, konsep-konsep, atau kata-kata penting yang digunakan dalam penelitian atau penulisan dibuatkan batasan atau definisi dengan cara mengutip melalui ensiklopedia, pendapat para ahli, atau berdasarkan definisi sendiri yang dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai contoh: urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari pedesaan ke kota; masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling berinteraksi secara tetap dan memiliki kepentingan yang sama; enkulturasi yaitu proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat isiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian sangat bergantung pada judul dan masalah penelitian. Tujuan penelitian dapat mengarahkan peneliti untuk mencapai sasaran dan target yang ingin dicapai. Dengan kata lain, tujuan penelitian dimaksudkan sebagai jawaban yang ingin ditemukan dari suatu penelitian. Perumusan tujuan penelitian harus sejalan dengan rumusan masalah penelitian. Tujuan suatu penelitian terdiri atas tujuan utama dan tujuan sekunder.

Tujuan utama sangat erat kaitannya dengan judul dan rumusan masalah penelitian. Sebagai contoh, dari judul “Pengaruh Pembangunan Industri terhadap Peningkatan Urbanisasi di Kota Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat”, kita dapat menentukan tujuan utama penelitian, sebagai berikut.

  1. Untuk meneliti dampak pembangunan industri dapat mempengaruhi peningkatan urbanisasi di Kota Cikarang.
  2. Untuk meneliti dampak positif dan negatif urbanisasi terhadap kehidupan sosial ekonomi penduduk dan pemerintah Kota Cikarang.
  3. Untuk meneliti penyediaan permukiman dalam mengantisipasi terjadinya urbanisasi penduduk.
  4. Untuk meneliti cara-cara mengatasi urbanisasi penduduk.

Keterkaitan tujuan dengan rumusan masalah penelitian jika adalah sebagai berikut.

Tujuan : Untuk meneliti dampak jauh pembangunan industri dapat mempengaruhi peningkatan urbanisasi di Kota Cikarang.

Rumusan masalah penelitian : Berapakah persentase peningkatan urbanisasi akibat pembangunan industri di Kota Cikarang?

Seorang peneliti harus memfokuskan penelitiannya pada tujuan utama. Tujuan sekunder suatu penelitian lebih bersifat subjektif bagi peneliti, berarti tujuan sekunder sangat bergantung pada keinginan pribadi seorang peneliti, antara lain:

  1. ingin menerapkan ilmu sosiologi yang diperoleh selama di SMA;
  2. ingin memberi sumbang saran kepada pemerintah dalam mengatasi pesatnya urbanisasi penduduk; dan
  3. sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi.

Dalam pembuatan rancangan penelitian, kadang-kadang siswa tidak membedakan antara tujuan utama dan tujuan sekunder. Mereka hanya membuat tujuan penulisan. Cara seperti ini bisa dilakukan, tetapi harus diatur nomor-nomor tujuannya sesuai urutan prioritas. Siswa terkadang keliru dalam menempatkan urutan prioritas tujuan penelitian, yaitu tujuan sekunder ditempatkan pada urutan pertama, kedua, dan seterusnya, sedangkan tujuan utama ditempatkan pada urutan ketiga sampai urutan terakhir.

Tujuan utama seharusnya ditempatkan pada urutan pertama, kedua, dan seterusnya, sedangkan tujuan sekunder ditempatkan pada urutan setelah tujuan utama sampai urutan terakhir. Misalnya, judul penelitian “Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Besarnya Angka Pengangguran”, tujuan penelitian dapat dibuat urutan prioritasnya sebagai berikut.

  1. Untuk meneliti faktor-faktor penyebab rendahnya tingkat pendidikan.
  2. Untuk meneliti pengaruh tingkat pendidikan terhadap angka pengangguran.
  3. Untuk mencari pemecahan terhadap tingkat partisipasi pendidikan dan cara mengatasi besarnya angka pengangguran.
  4. Untuk memberi sumbang saran kepada pemerintah dalam mengatasi tingkat partisipasi pendidikan dan pengangguran.
  5. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi.

Dari urutan tersebut, tampak bahwa tujuan utama tercantum pada urutan 1, 2, dan 3, sedangkan tujuan sekunder pada urutan 4 dan 5. Dengan cara seperti ini, seorang peneliti akan lebih memfokuskan dirinya dalam melakukan penelitian pada tujuan utama. Manfaat penelitian dapat bersifat praktis, misalnya mempermudah pengambilan kebijakan atau keputusan, dan bersifat teoretis, misalnya memperkaya dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan.

Manfaat penelitian perlu dikemukakan agar diketahui hasil yang hendak dicapai dari penelitian dan untuk siapa hasil penelitian tersebut digunakan. Rumusan tentang manfaat penelitian adalah kelanjutan dari tujuan penelitian.

Berikut ini merupakan bagan dari keterkaitan antara tujuan dan manfaat penelitian.

Tujuan Penelitian : Untuk meneliti pembangunan industri dapat mempengaruhi peningkatan urbanisasi di Kota Cikarang.

Manfaat Penelitian : Dengan diketahuinya seberapa jauh pembangunan industri memengaruhi peningkatan urbanisasi, penelitian dapat dijadikan pedoman bagi usaha mengatasi urbanisasi.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan kepustakaan juga dikenal dengan istilah studi kepustakaan yang memiliki fungsi sebagai berikut.

  1. Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga permasalahan dapat dikuasai dengan baik.
  2. Menegaskan kerangka teoretis yang dijadikan landasan berpikir dalam menjawab masalah penelitian yang diajukan.
  3. Mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesis.

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam tinjauan kepustakaan adalah sebagai berikut.

  1. Mempelajari hasil yang diperoleh dari setiap sumber yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
  2. Mempelajari berbagai metode yang akan digunakan dalam penelitian.
  3. Mengumpulkan data dari sumber lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
  4. Mempelajari analisis deduktif dari permasalahan yang telah diteliti atau dilakukan oleh orang lain sebelumnya.

Seorang peneliti tentunya harus bersikap selektif dalam mencari sumber-sumber bacaan. Artinya, tidak semua bahan kepustakaan yang ada perlu ditelaah, tetapi harus mencerminkan kemutakhiran (sumber yang digunakan harus up to date atau tidak ketinggalan zaman), dan relevan dengan masalah yang diteliti.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut masih perlu diuji kebenarannya. Seorang peneliti pasti akan mengamati sesuatu gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi fokus perhatiannya. Sebelum mendapatkan fakta yang benar, mereka akan membuat dugaan tentang gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi titik perhatiannya tersebut. Misalnya, seseorang meneliti kenakalan remaja. Di dalam benak peneliti akan timbul berbagai dugaan antara lain sebagai berikut.

  1. Kenakalan remaja disebabkan oleh kurangnya perhatian orangtua terhadap anak mereka.
  2. Kenakalan remaja terjadi karena pengaruh film yang bertemakan kekerasan atau pornografi.
  3. Kenakalan remaja terjadi karena pendidikan agama kurang diperhatikan.

Semua pernyataan tersebut masih merupakan dugaan sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya. Untuk membuktikannya, diperlukan data empiris atau data yang dapat diamati atau diukur.

Ada beberapa petunjuk untuk merumuskan hipotesis antara lain sebagai berikut.

6.1. Hipotesis Harus Mendukung Judul, Masalah, dan Tujuan Penelitian

Hipotesis yang baik adalah hipotesis yang searah atau mendukung judul, masalah, dan tujuan penelitian. Apabila judul penelitiannya adalah “Pengaruh Pembangunan Industri terhadap Peningkatan Urbanisasi di Kota Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat”, dengan masalah dan tujuan penelitian seperti dinyatakan dalam contoh tersebut, hipotesis dapat dibuat sebagai berikut.

  1. Ada hubungan erat antara pembangunan industri dan meningkatnya urbanisasi di Kota Cikarang, Kabupaten Bekasi.
  2. Penduduk yang melakukan urbanisasi sebagian besar mengalami peningkatan taraf hidup, tetapi di pihak lain menimbulkan permukiman kumuh penduduk di Kota Cikarang.
  3. Ada keterkaitan antara meningkatnya urbanisasi dan meningkatnya pembangunan perumahan di Kota Cikarang.

6.2. Hipotesis Harus Dapat Diuji Berdasarkan Data Empiris

Untuk menguji hipotesis, orang perlu mengumpulkan data empiris. Contoh hipotesis dengan memperkirakan adanya “hubungan erat antara pembangunan industri dan meningkatnya urbanisasi di Kota Cikarang”. Hipotesis itu harus diuji dengan data empiris. Data yang perlu dikumpulkan untuk menguji hipotesis tersebut antara lain:

  1. jumlah industri dan tenaga kerja yang diserap dari tahun ke tahun;
  2. jumlah penduduk urban di Kota Cikarang dari tahun ke tahun; dan
  3. pertumbuhan dan kepadatan penduduk Kota Cikarang dari tahun ke tahun.

6.3. Hipotesis Harus Bersifat Spesifik

Hipotesis agar bersifat spesifik, konsep-konsep yang digunakan harus jelas dan sedapat mungkin dapat diolah secara spesifik atau dapat digolongkan ke dalam kategori-kategori tertentu. Tiga contoh hipotesis pada nomor 1 tersebut sudah mengarah pada hipotesis yang bersifat spesifik. Dalam statistik dikenal dua hipotesis, yakni hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha/H1). Hipotesis nol (H) adalah hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan atau tidak adanya perbedaan atau tidak ada pengaruh antara dua variabel yang dipersoalkan.

Contohnya:

  1. terdapat kesamaan tingkat prestasi yang dicapai antara siswa dan siswi dalam mata pelajaran Sosiologi di SMA X;
  2. tidak ada perbedaan pendapatan penduduk sebelum dan setelah melakukan urbanisasi di Kota Cikarang;
  3. tidak ada pengaruh antara pembangunan industri dan meningkatnya urbanisasi di Kota Cikarang.

Kebalikan dari hipotesis nol (H0) adalah hipotesis alternatif (H1). Hipotesis alternatif (H1) adalah suatu hipotesis yang menyatakan ketidaksamaan, perbedaan, atau adanya pengaruh antara dua variabel yang dipersoalkan. Contohnya:

  1. tidak ada kesamaan tingkat prestasi yang dicapai antara siswa dan siswi dalam mata pelajaran Sosiologi di SMA X;
  2. terdapat perbedaan pendapatan penduduk sebelum dan setelah melakukan urbanisasi di Kota Cikarang;
  3. ada pengaruh pembangunan industri terhadap meningkatnya urbanisasi di Kota Cikarang.

Hipotesis tersebut dapat diuji dengan metode statistik, seperti uji t, chi kuadrat, analisis korelasi, dan sebagainya. Berdasarkan hasil dari tes tersebut dapat ditemukan apakah hipotesis diterima atau ditolak.

Jika dalam pengetesan hipotesis “terdapat kesamaan tingkat prestasi yang dicapai antara siswa dan siswi dalam mata pelajaran Geografi di SMA X” dianggap benar, orang dapat menyatakan bahwa hipotesis nol (H0) dapat diterima, sedangkan hipotesis alternatif (H1) ditolak. Demikian pula apabila hipotesis alternatif (H1) diterima, hipotesis nol (H0) ditolak. Selanjutnya, cara pengetesan kedua hipotesis tersebut dapat diperdalam pada pelajaran statistik.

Selain beberapa ketentuan tersebut, terdapat persyaratan lain dalam merumuskan hipotesis, yaitu:

  1. hipotesis disusun dalam kalimat berita dan bukan kalimat tanya;
  2. hipotesis harus jelas dan tidak bermakna ganda; dan
  3. dirumuskan secara operasional sehingga memudahkan pengujiannya.

G. Populasi dan Sampel

Menetapkan populasi dan sampel merupakan kegiatan dalam memilih subjek penelitan. Subjek penelitian dapat berupa benda, hal, atau tempat data untuk penelitian yang dipermasalahkan. Di dalam sebuah penelitian, subjek penelitian merupakan sesuatu yang sangat netral karena pada subjek penelitian data variabel yang akan diambil peneliti dan pada subjek penelitian dikenal populasi dan sampel.

7.1. Populasi

Jika seorang peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, penelitian dilaksanakan melalui populasi. Dilihat dari jumlahnya, populasi dapat dibedakan atas populasi terhingga, yaitu jumlahnya dapat ditentukan, dan populasi tak terhingga yang jumlahnya sulit untuk ditentukan. Untuk mengatasi kesulitan kedua populasi tersebut, dengan tidak mengurangi karakteristik umum populasi, peneliti melakukan pengambilan sampel.

7.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang dipilih untuk diteliti. Terdapat beberapa keuntungan jika orang menggunakan sampel, yaitu sebagai berikut.

  1. Subjek sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi, kerepotannya tentu berkurang.
  2. Jika jumlah populasi terlalu besar, dikhawatirkan ada yang terlewati.
  3. Penelitian sampel akan lebih efisien dalam arti biaya, waktu, dan tenaga.
  4. ada kemungkinan terjadi bias apabila seluruh populasi diteliti, karena kelelahan peneliti (petugas) sehingga kurang teliti.
  5. Tidak mungkin untuk meneliti populasi yang jumlahnya banyak dan wilayahnya luas.

Teknik pengambilan sampel merupakan teknik sampling. Pengambilan sampel harus dilakukan agar sampel dapat menggambarkan populasi yang sebenarnya atau representatif.

Pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat berikut.

  1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi.
  2. Dapat menentukan ketepatan (presisi) dari hasil penelitian.
  3. Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan.
  4. Dapat memberikan keterangan sebanyak-banyaknya dengan biaya serendah-rendahnya.

Beberapa cara pengambilan sampel penelitian dapat dilakukan sebagai berikut.

  1. Sampel Random (Sampel Acak, Sampel Campur)

Dalam pelaksanaannya, pengambilan sampel random dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1) Pengambilan Sampel dengan Cara Undian

Cara ini dapat dilakukan dengan jalan memasukkan kertas yang telah diberi tanda atau nama-nama populasi, ditentukan jumlah sampel yang akan diambil, kemudian dikocok dan yang keluar terlebih dahulu maka itulah sampel. Hal ini seperti awal pembukaan arisan.

2) Pengambilan Sampel dengan Cara Interval

Pengambilan sampel dengan cara ini berdasarkan sejumlah angka dari nama-nama populasi, tentukan banyaknya sampel yang akan diambil, kemudian buat rentang angka dari populasi tersebut. Misalnya: terdapat populasi sejumlah 38 orang, sampel yang diambil sebanyak 9 orang, maka orang nomor berapakah yang dijadikan sampel?

Yakni: 38 : 9 = 4,5

Hasil pembagian tersebut dibuatkan untuk mendapatkan interval, yaitu 4 atau 5.

1 6 11* 16 21 26 31* 36
2 7* 12 17 22 27* 32 37
3* 8 13 18 23* 28 33 38
4 9 14 19* 24 29 34
5 10 15* 20 25 30 35*

Tentukan nilai atau angka awal untuk melakukan sampling, misalnya 3 maka orang yang dijadikan sampel adalah angka 3, 7, 11, 15, 19, 23, 27, 31, dan 35. Itulah nomor yang dijadikan sampel dengan interval 4.

3) Pengambilan Sampel Random Menggunakan Kalkulator

Orang akan mendapatkan bilangan random (acak) melalui kalkulator scientific dengan memijit tombol INV RAN (dom) sesuai kebutuhan.

4) Pengambilan Sampel Menggunakan Tabel Random

Angka random atau random digit adalah angka-angka yang dipilih melalui suatu mekanisme pemilihan tertentu sehingga setiap angka 0 (nol) sampai angka 9 (sembilan) memiliki peluang yang sama untuk dipilih.

Angka random yang ditabelkan diberi nama angka random atau tabel bilangan random yang disusun dalam bentuk baris dan kolom, misalnya:

Baris 1 85697 73152 14511
2 07483 51453 11649
3 96283 01898 61414
. 49174 12074
. 07366 39941
Baris 30

Tabel yang dipunyai terdiri atas 30 baris, 50 kolom yang disediakan dalam bentuk blok seperti berikut ini.

Tabel 1: Bilangan Random (Random Digits)

Langkah Penarikan Sampel :

  1. Tentukan sasaran (harus jelas karena berguna untuk membatasi ruang lingkup dan kesimpulan populasi di akhir penelitian).
  2. Tentukan ukuran populasi sasaran dengan memberi lambang N yang disebut dengan unit sampling.
  3. Sediakan daftar unit-unit sampling yang ada di dalam populasi, misalnya saja populasi sasaran berukuran N = 120 unit sampling. Buat kerangka sampling seperti berikut.

Tabel 2: Kerangka Sampling

No. Urut Unit Nama Alamat
001 Solehudin Jl. Bangkok 36 Bandung
002 Hassanudin Jl. Semeru 24 Bandung
003 Ashadi Noor Jl. Arjuna 7 Bandung
. . .
. . .
. . .
120 Jayanegara Jl. Merdeka 109 Bandung
  1. Tentukan ukuran sampel, yang dilambangkan dengan n, misalnya: n = 10.
  2. Sediakan tabel bilangan random (lihat tabel 1), melalui tabel tersebut orang memilih unit-unit sampling sebanyak 10 buah dari kerangka sampling.
  3. Pilihlah angka atau bilangan yang muncul pertama kalinya. Hal ini dapat dilakukan secara sembarang, yaitu melemparkan ujung pensil mengenai bilangan pada baris 1 kolom 5 maka pilihlah 3 digit (tiga angka terakhir) yang kurang dari 120 dari setiap baris pada kolom 3, 4, dan 5 kemudian diurutkan ke bawah maka akan diperoleh bilangan:

059 pada baris ke 11 kolom 3, 4, 5

079 pada baris ke 14 kolom 3, 4, 5

085 pada baris ke 18 kolom 3, 4, 5

066 pada baris ke 27 kolom 3, 4, 5

Oleh karena hanya didapat empat buah hasil penarikan maka dilanjutkan dengan memilih kolom 2, 3, dan 4, sehingga diperoleh bilangan:

105 pada baris ke 11 kolom 2, 3, 4

Oleh karena diperoleh hanya satu hasil penarikan sampel maka dilanjutkan pada kolom 1, 2, dan 3 sehingga diperoleh bilangan:

074 pada baris ke 2 kolom 1, 2, 3

037 pada baris ke 17 kolom 1, 2, 3

018 pada baris ke 28 kolom 1, 2, 3

Dari hasil penarikan pada kolom 1, 2, 3, 4, dan 5, hanya didapat delapan buah sampel sehingga kurang dua sampel lagi. Dengan demikian, tiap kita pindah mencarinya pada kolom 6, 7, 8, 9, dan 10 bilangan random yang dimulai pada baris pertama sampai baris ke-30, sehingga diperoleh bilangan:

109 pada baris ke 7 kolom 8, 9, 10

045 pada baris ke 12 kolom 8, 9, 10

Dengan demikian, diperoleh 10 buah sampel atau n = 10 dari populasi N = 120, yaitu bilangan-bilangan:

059 074
079 037
085 018
066 109
105 045

Kesepuluh sampel tersebut kemudian dicocokkan dengan kerangka sampling pada Tabel 2 maka yang terpilih itulah yang dijadikan sampel atau responden. Itulah salah satu bentuk penarikan sampel melalui bilangan random.

  1. Sampel Berstrata

Peneliti berpendapat jika populasi terbagi atas tingkat atau strata, pengambilan sampel tidak dapat dilakukan secara random karena setiap strata harus diwakili. Jadi, pengambilan sampelnya harus diambil dari setiap strata untuk mewakili sifat populasi secara keseluruhan. Misalnya, populasi sebanyak 1560 orang, dengan perbandingan strata A sebanyak 20%, strata B 50%, dan strata C 30%, maka dari populasi tersebut setiap strata memiliki perbandingan 2 : 5 : 3. Apabila akan ditarik sampel, yang dipilih disesuaikan dengan perbandingan tersebut agar setiap strata terwakili dengan seimbang.

  1. Sampel Wilayah

Sampel wilayah dilakukan jika terdapat perbedaan ciri antara wilayah yang satu dan wilayah yang lainnya. Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Misalnya, suatu kabupaten atau kota sebagai populasi yang memiliki beberapa kecamatan N, akan ditarik sampel berdasarkan wilayah kecamatan sebanyak n, dan sampel ini dapat dilanjutkan ke tingkat pemerintahan yang lebih rendah lagi.

  1. Sampel Proporsi

Sampel proporsi atau sampel imbangan adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Alasannya, adakalanya banyaknya subjek yang terdapat pada setiap wilayah tidak sama. Oleh karena itu, untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan sampel dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam setiap strata atau wilayah. Penarikan sampel proporsi ini sama seperti perbandingan yang dibuat pada sampel strata. Misalnya, akan diwawancara setiap kepala keluarga yang ada di tiga wilayah sebanyak 500 KK, dengan perincian:

Wilayah A terdapat 150 KK
Wilayah B terdapat 250 KK
Wilayah C terdapat 100 KK +
Jumlah N = 500 KK

Perbandingan yang didapat dari ketiga wilayah tersebut adalah :

Wilayah A:

(15/500) x 100 % = 30 %

Wilayah B:

(250/500) x 100 % = 50 %

Wilayah C:

(100/500) x 100 % = 20 %

Dengan demikian, diperoleh perbandingan untuk setiap wilayah adalah 3 : 5 : 2, maka penarikan sampel disesuaikan dengan banyaknya sampel n yang nantinya dihitung berdasarkan perbandingan.

  1. Sampel Bertujuan

Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, melainkan didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik pengambilan sampel harus memperhatikan syarat-syarat berikut.

  1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat, atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri pokok populasi.
  2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.
  3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat melalui studi pendahuluan.
  1. Sampel Kuota (Quota Sample)

Teknik kelompok sampel kuota didasarkan pada jumlah yang sudah ditentukan. Peneliti menghubungi subjek yang memenuhi ciri-ciri populasi. Biasanya peneliti menghubungi subjek yang mudah ditemui dan mudah diperoleh data yang diperlukan sehingga jumlah yang telah ditetapkan terpenuhi.

  1. Sampel Kelompok (Cluster Sample)

Dalam masyarakat atau populasi yang akan diteliti seringkali ditemui kelompok-kelompok yang bukan merupakan kelas atau strata. Misalnya: petani, pedagang, sekolah negeri, dan sekolah swasta. Jadi, dari setiap kelompok tersebut diambil sampelnya. Populasi demikian termasuk yang memiliki heterogenitas dalam ciri atau karakter.

  1. Sampel Kembar (Double Sample)

Sampel kembar adalah dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk sampel pertama, atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel pertama. Sampel ini digunakan untuk mengecek dan jumlahnya tidak begitu besar, tidak sebesar sampel pertama.

Contoh Soal (UN SMA IPS, 2005) :

Berikut ini yang termasuk sampel random adalah ….

  1. populasi memiliki kesempatan yang sama sebagai sampling
  2. sampling diambil berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan
  3. anggota populasi dibagi menjadi beberapa bagian yang penting
  4. setiap sampel memiliki kelompok yang memiliki ciri tertentu
  5. diambil dari jumlah seluruh populasi

Jawaban: a

Sampel random adalah populasi memiliki kesempatan yang sama sebagai sampling.

Contoh Soal (UN SMA IPS, 2005) :

Seorang peneliti ingin mengetahui hasil belajar siswa Kelas XII IPS. Peneliti mengambil siswa tersebut secara acak untuk dijadikan sampel. Cara pengambilan sampel tersebut adalah ….

  1. strata
  2. cluster
  3. kuota
  4. random
  5. proposisi

Jawaban: d

sampel yang diambil secara acak adalah sampel random

Contoh Soal (UN SMA IPS, 2005) :

Perhatikan hubungan variabel berikut. “Meningkatnya Kriminalitas Disebabkan oleh Peningkatan Pengangguran”. Dari judul tersebut, hubungan antar variabel adalah ….

  1. positif
  2. negatif
  3. internal
  4. eksternal
  5. timbal balik

Jawaban: e

“Meningkatnya Kriminalitas Disebabkan oleh Peningkatan Pengangguran”. Hubungan antar variabel penelitian adalah sebab-akibat atau timbal balik (peningkatan pengangguran mengakibatkan meningkatnya kriminalitas).

H. Variabel Penelitian

Variabel merupakan konsep yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap penelitian. Variabel didefinisikan sebagai gejala yang bervariasi, misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki – perempuan; berat badan, karena berat badan ada berat 40kg, 55kg, dan sebagainya. Adapun gejala adalah objek penelitian sehingga variabel adalah objek peneliti yang bervariasi. Pengertian lain yang diberikan pada istilah variabel adalah konsep yang diberi dari satu konsep. Variabel dapat dibedakan atas yang kuantitatif dan kualitatif. Variabel kuantitatif adalah variabel yang memiliki nilai satuan yang dapat dinyatakan dengan angka yang pasti. Misalnya: luas kotak, umur, jumlah siswa. Adapun variabel kualitatif adalah variabel-variabel yang tidak mempunyai nilai satuan yang pasti (yang dinyatakan dalam angka matematis), misalnya kepandaian, kemakmuran, kecantikan.

Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi variabel diskrit, disebut juga variabel nominal atau variabel kategori, karena hanya dapat dikategorikan atas dua kutub yang berlawanan, yakni ya dan tidak. Misalnya, panas-dingin, atas-bawah, hadir-tidak hadir, baik-buruk, pandai-bodoh. Angka-angka yang digunakan dalam variabel diskrit ini untuk menghitung banyaknya atau jumlah yang dinyatakan dalam frekuensi; dan variabel kontinum dipisahkan menjadi tiga variabel kecil, yaitu sebagai berikut.

  1. Variabel ordinal, adalah variabel yang menunjukkan tingkat tingkatan. Misalnya: Illa terpandai, Avita pandai, dan Ina tidak pandai (bodoh). Dengan kata lain, variabel ordinal ini disebut juga sebagai variabel lebih-kurang.
  2. Variabel interval, adalah variabel yang mempunyai jarak jika dibandingkan dengan variabel lain, sedangkan jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pasti melalui pengukuran. Misalnya: jarak Sumedang–Bandung 40 Km, sedangkan Bandung–Jakarta 200 Km. Dengan demikian, jarak Bandung–Jakarta adalah 240 Km.
  3. Variabel ratio, adalah variabel perbandingan. Misalnya: umur Pak Amat 70 tahun, sedangkan anaknya 35 tahun. Dengan demikian, umur Pak Amat 2 kali umur anaknya.

Telah dikemukakan terdahulu bahwa variabel merupakan objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Apabila seseorang peneliti ingin menyelidiki tentang pengaruh metode mengajar terhadap prestasi siswa, dalam penelitian tersebut yang menjadi variabelnya adalah metode mengajar dan prestasi siswa. Metode mengajar adalah variabel yang memengaruhi yang disebut variabel penyebab atau variabel bebas (independent variable) yang menggunakan simbol x. Adapun prestasi siswa adalah variabel akibat yang disebut variabel tak bebas atau variabel tergantung atau variabel terikat (dependent variable) yang menggunakan simbol y.

Variabel penelitian selalu menunjukkan adanya hubungan baik yang sifatnya negatif ataupun positif. Hubungan antara variabel yang sifatnya negatif, misalnya: hubungan antara pendidikan dan fertilitas (orang yang berpendidikan tinggi cenderung memiliki anak sedikit). Adapun hubungan yang sifatnya positif, misalnya hubungan antara pendapatan dan kesejahteraan (orang yang berpendapatan besar maka tingkat kesejahteraannya tinggi).

Terdapat beberapa jenis hubungan antara variabel penelitian yaitu sebagai berikut.

  1. Hubungan simetris, adalah apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh yang lainnya.
  2. Hubungan timbal balik, adalah apabila suatu variabel dapat memberi sebab dan juga akibat dari variabel lainnya.
  3. Hubungan asimetris, adalah satu variabel memengaruhi variabel yang lainnya. Hubungan yang asimetris ini ada yang merupakan hubungan asimetris dua variabel dan tiga variabel.

Membagi variabel menjadi sub variabel disebut juga kategorisasi, yakni menjabarkan variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti. Kategorisasi ini dapat diartikan sebagai indikator variabel. Contoh kategorisasi suatu variabel penelitian.

Variabel bebas: Variabel terikat:
Metode mengajar Prestasi siswa
Subvariabel: Subvariabel:
-pendidikan guru; -nilai harian;
-pengalaman mengajar; -nilai ulangan umum;
-usia guru; -nilai tugas;
-penguasaan materi; -menjawab pertanyaan;
-pendekatan terhadap siswa; -kehadiran;
-penguasaan kelas; -perhatian di kelas;
-sistematika PBM; -kelengkapan catatan;
-evaluasi. -kritis.

I. Metode Pengumpulan Data

Setelah menentukan latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, hipotesis, penentuan sampel dan populasi, tahap berikutnya adalah menentukan metode pengumpulan data. Data terdiri atas data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data atau keterangan yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumbernya. Adapun data sekunder adalah keterangan yang diperoleh dari pihak kedua, baik berupa orang maupun catatan, seperti buku, laporan, buletin, dan majalah yang sifatnya dokumentasi. Dalam setiap penelitian, data yang dibutuhkan adalah data yang bersumber dari subjek penelitian (populasi dan sampel) dan mencerminkan objek penelitian (topik, judul).

Adapun syarat data yang baik adalah sebagai berikut.

  1. Objektif, berarti sesuai dengan kenyataan atau apa adanya.
  2. Relevan dengan masalah yang akan dipecahkan.
  3. Dapat mewakili populasi atau sampel yang hendak dijelaskan.
  4. Up to date, data bersifat baru atau masih berlaku.

Di dalam penelitian sosial, secara garis besar metode atau teknik pengumpulan data yang lazim digunakan antara lain metode kuesioner atau angket, metode wawancara, metode observasi (digunakan untuk mencari data primer) dan metode dokumenter (digunakan untuk mencari data sekunder).

Data dikumpulkan dengan metode-metode tersebut maka diperlukan alat bantu yang kita sebut sebagai instrumen penelitian. Adapun sumber data yang diambil sebagai subjek penelitian dinamakan dengan responden. Perincian metode, jenis data, alat pengumpul data, dan sumber data yang digunakan untuk setiap metode secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut.

Tabel 3. Perincian Alat Pengumpul, Jenis, dan Sumber Data untuk Setiap Metode Pengumpulan Data

No. Metode Pengumpulan Data Jenis Data Alat Pengumpul Data Sumber Data
1 Kuesioner (angket) Primer Kuesioner (angket) Petani, karyawan, pemuda
2 Wawancara Primer Pedoman wawancara Sda.
3 Observasi Primer Check list Benda, kondisi, situas, dll.
4 Dokumenter Sekunder Pedoman documenter (check list) Catatan resmi, dokumen, grafik, peta, dll.

J. Mengolah dan Menganalisis Data

Setiap masalah penelitian perlu dijawab berdasarkan data yang sudah terkumpul. Untuk mendapatkan jawaban penelitian tersebut, data-data yang terkumpul perlu diolah dan dianalis. Pendekatan atau metode pengolahan dan analisis data mana yang akan digunakan harus disesuaikan dengan topik atau masalah penelitian, tujuan penelitian, dan hipotesis (kalau ada). Pengolahan dan analisis dapat dilakukan secara kualitatif (khususnya naturalistik) dan dapat pula secara kuantitatif, bergantung pada jenis data yang dikumpulkan.

Jika penelitian bersifat kuantitatif, pengolahan dan analisis data dapat dilakukan dengan metode statistik. Adapun jika penelitian bersifat kualitatif, maka pengolahan dan analisis datanya dilakukan dengan cara non statistik. Berikut ini merupakan tabel perbedaan antara metode kualitatif dan kuantitatif dalam penelitan.

Tabel. 4 : Perbedaan Metode Penelitian Kualitatif dengan Metode Penelitian Kuantitatif

Metode Kualitatif (Naturalistik) Metode Kuantitatif
Desain Penelitian :– Umum

– Fleksibel

– Berkembang, tampil dalam proses penelitian

Desain Penelitian :– Khusus, jelas, terperinci

– Ditentukan dengan mantap sejak awal

– Menjadi pegangan awal langkah demi langkah

Tujuan :-Memperoleh pemahaman

– Mengembangkan teori

-Menggambarkan kenyataan yang kompleks

Tujuan :– Menunjukkan hubungan antar variabel

– Mengetes atau menguji teori

– Mencari generalisasi yang memiliki nilai prediktif

Teknik Penelitian :– Observasi, partisipasi

– Wawancara terbuka

Teknik Penelitian :– Eksperimen, survei, observasi berstruktur

-Wawancara berstruktur

Instrumen Penelitian :– Peneliti sebagai instrumen

– Buku catatan, tape recorder

Instrumen Penelitian :– Test, angket, wawancara, skala

– Kalkulator, komputer

Data :– Deskriptif

– Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan responden, dokumen, dan lain-lain

Data :– Kuantitatif

– Hasil pengukuran berdasarkan variabel yang dioperasionalkan menggunakan instrumen

Sampel :– Kecil

– Tidak representatif

– Purposif

Sampel :– Besar

– Representatif

– Sedapat mungkin random

Analisis :– Terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian

– Induktif

– Mencari pola, model, tema

Analisis :– Pada taraf akhir pengumpulan

– Data selesai

– Deduktif

– Menggunakan statistik

Hubungan dengan responden :– Empati, akrab

– Kedudukan setaraf

– Jangka lama

Hubungan dengan responden :– Berjarak, sering tanpa kontak langsung

– Hubungan peneliti-subjek

– Waktu singkat

Usulan :– Singkat

– Sedikit tanpa literatur

– Pendekatan secara umum

– Tidak ada hipotesis

– Fokus penelitian sering ditulis setelah ada data yang dikumpulkan dari lapangan

Usulan :– Luas dan terperinci

– Banyak literatur yang berhubungan dengan masalah

– Prosedur yang spesifik dan terperinci langkah-langkahnya

– Hipotesis dirumuskan dengan jelas serta ditulis terperinci dan lengkap sebelum terjun ke lapangan

Sumber: Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, 1988

K. Langkah-Langkah Penelitian

Rancangan penelitian seperti yang telah dijabarkan tersebut merupakan bagian awal dari proses pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Ini berarti masih terdapat kegiatan-kegiatan lain yang harus ditempuh dalam melakukan penelitian. Penelitian ilmiah harus melalui langkah-langkah tertentu secara sistematis yang disebut prosedur penelitian.

Garis besar langkah-langkah penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut.

11.1. Membuat Rancangan Penelitian

Peneliti menyusun rancangan penelitian atau lebih dikenal dengan istilah proposal (usulan) penelitian merupakan langkah yang sangat penting. Pada dasarnya proposal penelitian dapat menentukan keberhasilan kegiatan penelitian dan merupakan rencana tertulis yang akan diikuti dengan kegiatan nyata dalam melaksanakan penelitian. Usulan penelitian dapat merupakan rancangan yang akan diteliti. Hal ini dapat dibicarakan dengan bimbingan dari guru-guru di sekolah yang memiliki pengalaman penelitian.

11.2. Pengumpulan Data

Penelitian atau riset adalah aktivitas ilmiah yang sistematis, terarah, dan bertujuan. Pada proses pengumpulan data, yang perlu diperhatikan adalah jenis data, sumber data, cara memperoleh, dan besarnya yang diperlukan. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut.

  1. Seleksi data, adalah memilih data yang valid dan erat berhubungan dengan inti masalah.
  2. Sumber data, adalah berusaha menemukan sumber data yang asli untuk memperoleh data yang akurat.
  3. Validitas data, adalah mencari data yang aktual sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.
  4. Catatan data, adalah membuat catatan lapangan secara cermat dan saksama dengan tujuan agar data yang telah diperoleh tidak lupa atau tercampur.
  5. Koreksi, revisi, dan modifikasi data, adalah mengadakan pengecekan terhadap data yang telah terkumpul dan mencari kembali apabila dirasakan masih kurang.

11.3. Pengolahan Data

Mengolah data berarti menimbang, menyaring, mengatur, dan mengklasifikasi data yang telah terkumpul. Tiga tahapan pengolahan data, antara lain:

  1. menentukan variabel yang akan ditabulasi, dengan membuat daftar variabel sebagai inventarisasi untuk menentukan variabel yang akan dianalisis;
  2. menentukan metode tabulasi, yakni memilih cara yang paling sesuai dengan jumlah variabel, jumlah responden, biaya, tenaga, dan fasilitas;
  3. editing, yaitu mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam data karena kekeliruan pengolahan data; dan
  4. analisis data, yaitu untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi.

11.4. Penyusunan Laporan

Langkah terakhir dari kegiatan penelitian adalah pembuatan laporan dalam bentuk karya tulis. Laporan ini akan berkaitan dengan kemampuan bahasa, berpikir logis, dan berpikir runtut. Laporan yang lengkap tidak hanya menyajikan hasil, tetapi juga proses penelitian sebagai keseluruhan. Secara garis besar, isi laporan penelitian yaitu sebagai berikut.

  1. Pendahuluan, adalah tentang keinginan peneliti, rumusan masalah, hipotesis (apabila ada), tujuan dan manfaat, serta penjelasan istilah.
  2. Kajian pustaka, adalah kajian tentang pertanggungjawaban ilmiah mengenai suatu karya yang telah berhasil ditelaah.
  3. Metodologi penelitian, adalah tentang cara-cara yang dipilih untuk memperoleh jawaban atas problematika (masalah) yang diajukan.
  4. Hasil penelitian, adalah penyajian data yang terkumpul dan analisis data.
  5. Kesimpulan dan implikasi, adalah sajian hasil penelitian yang sudah disinkronkan dengan setiap problematika penelitian.
  6. Saran dan implikasi adalah harapan yang diajukan peneliti kepada berbagai pihak sebagai bahan masukan dan pertimbangan.

Rangkuman :

Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah guna mencari pemecahan terhadap masalah tersebut. Metode penelitian sosial dapat diartikan sebagai pelajaran yang menjelaskan tentang metode-metode ilmiah untuk mengkaji kebenaran dan mengembangkan pengetahuan yang menyangkut gejala-gejala dan masalah sosial. Terdapat lima unsur yang perlu diperhatikan, yaitu unsur ilmiah, unsur penemuan, unsur pengembangan,unsur pengujian kebenaran, dan unsur pemecahan masalah. Setiap penelitian memerlukan perencanaan. Rencana penelitian dituangkan ke dalam tulisan yang disebut rancangan penelitian. Rancangan penelitian adalah pokok-pokok perencanaan keseluruhan penelitian yang tertuang dalam suatu kesatuan naskah secara ringkas, jelas, dan utuh.

Manfaat disusunnya rancangan penelitian antara lain memberi pegangan yang lebih jelas dan terarah kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya dan memberikan gambaran tentang masalah atau kesulitan apa yang akan dihadapi. Sama halnya dengan penelitian pada umumnya, rancangan penelitian sosial sekurang-kurangnya mempunyai ruang lingkup yang terdiri atas penentuan judul penelitian, penentuan masalah penelitian, penentuan tujuan penelitian, tinjauan kepustakaan, penetapan hipotesis (kalau diperlukan), penentuan populasi dan sampel penelitian, penentuan metode dan teknik pengumpulan data, penentuan cara mengolah dan menganalisis data, dan daftar pustaka.

Proses penelitian dari awal sampai akhir akan melalui tiga tahapan. Tahap pertama meliputi penentuan judul, masalah, tujuan, tinjauan kepustakaan, penetapan hipotesis, populasi dan sampel, metoda dan teknik pengumpulan data, serta penentuan cara mengolah data penelitian. Tahap berikutnya adalah turun lapangan (tempat penelitian), terutama untuk mengumpulkan data-data. Tahap terakhir adalah pengolahan data-data yang telah dikumpulkan untuk kemudian dilanjutkan dengan penulisan laporan penelitian.

Tahapan-tahapan tersebut memiliki kesinambungan yang sangat erat, bahkan satu tahap ke tahap berikutnya akan sangat berpengaruh, terutama pada tahap akhir (tahap penulisan laporan penelitian). Mendekati atau tidaknya hipotesis yang telah disusun dengan hasil akan sangat terkait dengan proses pada tahap-tahap awal.

sumber

https://blog.unnes.ac.id/frieda03/2015/12/14/materi-sosiologi-sma-kelas-x-metode-penelitian-sosial/

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: