Materi Ajar Antropologi Kelas X (Materi Pokok Ke-2) : Budaya, Perwujudan, Unsur, Isi atau Substansi Budaya, dan Nilai Budaya

imagesb

Wujud dan Unsur Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh, budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Wujud kebudayaan menurut J.J. Hoenigmanyaitu gagasan, aktivitas, dan artefak.

 Wujud gagasan (wujud ideal) kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Unsur-unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan yang ada dunia, baik yang kecil, sedang, besar, maupun yang kompleks. Seluruh unsur kebudayaan saling terkait antara yang satu dengan yang lain dan tidak bisa dipisahkan.Menurut Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan adalah terdiri dari 4 unsur yaitu : alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan menurut Bronislaw Malinowski unsur kebudayaan terdiri dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan dan organisasi kekuatan. Lebih lanjut, menurut C. Kluckhon ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu :Sistem religi, Sistem organisasi kemasyarakatan, Sistem pengetahuan,Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi, Sistem teknologi dan peralatan, Bahasa, Kesenian. Pendapat Kluckhon ini lah yang dianggap paling cocok dan lengkap untuk memaparkan unsur kebudayaan.

Substansi Budaya

Substansi budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan. Dalam substansi sistem Pengetahuan, manusia diungkapkan mampu hidup dan membentuk budaya tertentu dengan cara belajar. Adapun substansi dari Sistem Pengatahuan, terdiri atas alam sekitar dimana emampuan manusia untuk bertahan hidup dengan cara menyesuaikan diri dengan alam yang ada di sekitarny; Flora dan Fauna, dimana manusia hidup berburu dan bercocok tanam dan memanfaatkan flora dan fauna yang ada di sekitarnya; Zat-Zat dimana manusia mempercayai adanya hal-hal ghaib sehingga memunculkan kepercayaan tertentu (animisme, dinamisme, politheisme, totemisme, monotheisme); sifat tingkah laku yang menenmpatkan manusia untuk tumbuh dan dipelajari terkait obyek tertentu dan berhubungan dengan motivasi, perasaan, emosi seseorang ketika berhubungan dengan orang lain; serta ruang dan waktu dimana manusia belajar untuk memprediksi kondisi masa depan dengan mengetahui pengalaman-pengalaman dan kejadian-kejadian di masa lampau.

Yang kedua yaitu pandangan hidup. pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih secara selektif oleh individu dipercaya kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.

Ketiga,  kepercayaan. Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri, melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang itu dipercaya. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik langsung atau tidak langsung kepada manusia. Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain, kepercayaan kepada pemerintah, dan kepercayaan kepada Tuhan.

Keempat, persepsi. Persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.

Nilai Budaya

Sistem nilai adalah nilai inti (core value) dari masyarakat. Nilai inti ini diakui dan dijunjung tinggi oleh setiap manusia di dunia untuk berperilaku. Sistem nilai ini menunjukkan tata-tertib hubungan timbal balik yang ada di dalam masyarakat. Sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia (Koentjaraningrat, 1981). Sistem nilai budaya ini telah melekat dengan kuatnya dalam jiwa setiap anggota masyarakat sehingga sulit diganti atau diubah dalam waktu yang singkat. Sistem budaya ini menyangkut masalah-masalah pokok bagi kehidupan manusia.

Menurut Kluckhohn, sistem nilai budaya dalam masyarakat di mana pun di dunia ini, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:

  1. Hakikat hidup manusia. Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrim. Ada yang berusaha untuk memadamkam hidup (nirvana = meniup habis). Ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai sesuatu hal yang baik (mengisi hidup).
  2. Hakikat karya manusia. Setiap manusia pada hakikatnya berbeda-beda, di antaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
  3. Hakikat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda. Ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau yang akan datang.
  4. Hakikat alam manusia. Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan bahwa manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
  5. Hakikat hubungan manusia. Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horisontal maupun secara vertikal kepada tokoh-tokoh. Ada pula yang berpandangan individualist (menilai tinggi kekuatan sendiri).

Daftar rujukan:

Koentjaraningrat. 1985. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat.

Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi I. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: