Skip to content


FieldNote

unnamed

Pada tanggal 31 Maret 2013 Mahasiswa Sosiologi dan Antropologi angkatan 2013 melakukan Kuliah Kerja Lapangan atau biasa disebut KKL. Mahasiswa Sosiologi dan Antropologi angkatan 2013 melakukan KKL di daerah Bromo tepatnya didaerah Suku Tengger didesa Ngadas. KKL angkatan 2013 kali ini menggunakan 3 bus Zentrum. Jarak Semarang ke gunung Bromo cukup jauh, harus melewati beberapa kota dan daerah – daerah.

Pemberangkatan dari UNNES pukul 12.00 lebih dan tiba di kawasan Bromo kira – kira pukul 02.00 WIB dini hari. Udaranya dingin, walaupun sudah memakai jaket, sarung tangan, kaos kaki, dan tutup kepala tetap dingin. Disitu saya berkumpul sesuai kelompok homestagenya untuk menata bawaan seperti koper, tas dan lain – lainnya agar dibawa ke dalam homestage sesuai dengan nomer homestagenya. Setelah semua tertata, kami diantar untuk melihat sunrise dengan menaiki jib. Di sepanjang perjalanan pak supir menceritakan apa saja yang baru dan akan kami lewati. Jalan untuk menuju tempatnya berbelak – belok, dan samping kiri jurang. Disepanjang perjalanan saya melihat pemandangan yang sangat indah, banyak gunung – gunung yang dapat saya lihat contohnya Gunung Semeru. Kira – kira setengah jam perjalanan kami sampai di tempat. Udara yang dingin, lebih dingin dari pada waktu turun dari bus. Sampai – sampai saya harus menyewa jaket untuk melindungi tubuh kami yang kedingingan. Di tempat penanjakan banyak wisatawan dari dalam maupun dari luar yang ingin menyaksikan matahari terbit. Di situ kami menunggu untuk melihat matahari terbit, kira – kira 30 menit matahari muncul dengan sangat indah. Banyak yang mengabadikan munculnya matahari dengan mengunakan camera. Selesai melihat sunrice kami melanjutkan perjalanan ke pendakian 1 yaitu dikawah gunung bromo. Sebelum menaiki pendakian kami dilihatkan hamparan pasir yang sangat indah yang biasa masyarakat sebut dengan lautan pasir. Di lautan pasir banyak Bapak – bapak yang menawarkan atau menyewakan jasa dan kudanya untuk jalan – jalan mengelilingi hamparan pasir, selain itu juga kuda dapat membantu wisatawan untuk cepat sampai kepenanjakan yang sangat luas. Untuk melihat kawah Bromo kami harus melewati anak tangga yang jumlahnya mencapai ± 100 anak tangga. Sesampainya diatas kami disambut pemandangan yang sangat indah yaitu sebuah kawah yang curang dan kami harus hati – hati karena kalau tidak hati – hati kami dapat terjatuh didalam kawah tersebut atau jatuh kebawah tangga. Setelah menikmati panorama kawah gunung Bromo kami melanjutkan untuk pergi ke homestage. Kira – kira setengah jam kami sampai. Sebelum ke homestage kami sarapan pagi, setelah itu kami ditunjukan satu arah homestage kami masing – masing. Kami hanya dikasih waktu ± 1 jam untuk beristirahat dan mandi. Setelah beristirahat kami melanjutkan kegiatan yaitu memperkenalkan dan berbincang – bincang dengan kepala dusun Ngadas. Selain kepala dusun, terdapat juga dukun adat dan perangkat desa.Disitu kami diperkenalkan desa Ngadas secara detail. Dari segi budaya, adat, politik, maupun agama. Berbincang – bincang dengan kepala dusun cukup lama. Setelah berbincang – bincang kami makan siang. Selesai makan siang kami berkumpul sesuai dengan kelompok kami untuk melanjutkan penelitian kependuduk sekitar. Kami dikasih waktu untuk penelitian dari jam 15.00 sampai jam 19.00 . Kami meneliti sesuai dengan tema yang kami dapat. Setelah pukul 19.00 kami berkumpul diBalai dusun untuk mempresentasikan hasil penelitian kami di desa Ngadas. Kira – kira jam 20.00 acara dimulai dan di awali sambutan dari perwakilan dosen yaitu Ibu Thriwati selesai sambutan dari Ibu Thriwati acara mempresentasikan hasil penelitan dimulai. Satu per satu setiap kelompok mewakilkan 2 orang untuk mempresentasikan dari hasil penelitiannya. Kelompok saya dan kelompok mendapat giliran maju nomer 10 dengan tema Tradisi khusus dan topik Upacara khasada yang meliputi asal usul tradisi, mitos terkait, mitos terkait, tradisi, tujuan pelaksananan dan eksistensi tradisi.
Hasil obsevasi :
1.         Asal Usul Tradisi
Upacara Khasada Menurut legendanya adalah upacara kasada berawal dari keinginan
joko seger bersama roro anteng yang berkeinginan mempunyai anak Mereka akhirnya
pergi ke gunung bromo lalu mereka bersemedi dan mendengar bisikan akan mendapatkan
25 anak tetapi syaratnya anak bungsu harus diberikan ke bromo.

  1. Nilai-nilai kearifan lokal dalam upacara kasada :
  • Nilainya seimbang antara budaya,agama, dan adat
  • Upacara kasada merupakan wadah bagi masyarakat Tengger dalam upaya pelestarian budaya
  • Upacara kasada sebagai wujud rasa syukur terhadap Tuhan atas pemberian berkah yang dilimpahkan kepada masyarakat Suku Tengger.
  • Tujuan dari upacara kasada salah satunya merekatkan hubungan antara masyarakat
  1. Mitos terkait Tradisi :
  • Air suci widodaren yang artinya air abadi yang digunakan pada saat upacara kasada.
  • Hasil sesajen dilemparkan ke kawah yang artinya untuk mempersembahkan sesaji kepada Bau Reksa
  • Tradisi Marit
  1. Tujuan Upacara Kasada :
    Upacara kasada di lakukan oleh masyarakat tengger karena mereka beranggapan jika
    mereka melakukan upacara kasada tersebut maka akan menambah hasil panen mereka di
    musim panen berikutnya.
  2. Pelaksanaan Upacara Kasada
    Dilakukan pada saat 14 atau 15 bulan purnama, dengan membawa sesaji yang bermacam – macam lalu di lakukan tarian joko segar dan roro anteng lalu membawa hasil bumi ke kawah dan lemparkan, selain upacara tradisi ini. Dilakukan pergantian dukun (pemimpin adat) bukan setiap tahun tapi di lakukan jika ada dukun yang memang sudah harus atau di ganti.
  3. Eksistensi Upacara khasada
    Menurut masyarakat upacara kasada sangat eksis sampai sekarang, sebab menurut mereka sangat menghormati leluhur,

Dan mereka percaya jika ada yang kurang dalam memberi sesaji leluhur akan ada perisiwa yang tidak enak, contohnya saja ada sesaji yang kurang lalu terjadi semacam kerasukan makhluk halus

Jam akan menunjukan pukul 24.00 lebih dan semua kelompok telah maju mempresentasikan hasil observasinya. Dan acara presentasi hasil observasi di tutup oleh Ibu Hartati setyorini.
Selesai acara kami bersiap untuk kembali ke homestage kami.
Pagi hari tanggal 2 April 2014 kami melanjutkan observasi untuk mengumpulkan data – data yang lebih banyak. Selesai observasi yang kedua kami berkumpul di Balai Desa. Di Balai Desa kami berbincang – bincang dengan kepala dusun untuk membicarakan hasil observasi kami, selain membicarakan hasil observasi kami juga berpamitan dengan kepala dusun untuk pulang. Sepertinya cukup ini saja cerita perjalanan saya selama di perjalanan dan dilapangan.

Posted in ANTROPOLOGI.


10 Responses

Stay in touch with the conversation, subscribe to the RSS feed for comments on this post.

  1. ignasia intan says

    kaka bisa dijelaskan apa itu fielnote di bagian akhir atau atas artikel, terimakasih 😀

  2. Betha Handini Pradana says

    lebih menarik kalo dikasih foto kaka hhe 😀

  3. Rossy Juliana (Rojul) says

    aku suka gambarnya 😀 bagus bagus bagus 😀

  4. Vivin Asafirda says

    Penulisan judulnya lebih konsisten ya kak, pakai huruf abjad semua atau tidak makasih 😀

  5. Siti Fatimah says

    wah baru tahu thx

  6. Rani Meilina Siswoyo says

    fieldnotenya detail dan mendalam,, keren



Some HTML is OK

or, reply to this post via trackback.