custom-header

Keterbatasan Tak Menghalangi Niat

Keterbatasan Tak Menghalangi Niat
Keterbatasan Tak Menghalangi Niat

Rafi, Puja dan Arman adalah teman satu prodi yaitu prodi Arsitektur di Universitas Gadjah Mada. Mereka mulai berteman semenjak mereka bertemu ketika verifikasi saat itu. Rafi adalah anak seorang kontraktor ternama yang menginginkan anaknya menjadi seorang insinyur. Puja adalah anak dari wirausahawan terkenal yang memiliki lebih dari 10 perusahaan ternama di Indonesia. Sedangkan Arman adalah seorang mahasiswa dari kalangan menengah. Mereka bertiga menjadi sahabat yang selalu bersama walaupun mereka berbeda latar belakang. Setiap hari selalu melakukan kegiatan bersama-sama. Saling berbagi satu sama lain.

Suatu ketika mereka menghadapi ulangan, mereka mengerjakan ulangan dengan kemampuan masing-masing. Saat dibagikan hasilnya ternyata Rafi dan Puja berada pada peringkat 2 paling bawah sedangkan Arman berada pada peringkat paling atas. Awalnya Rafi dan Puja merasa bahwa mereka tidak bisa menjadi seperti yang lain karena nilai mereka sangat kecil bahkan jauh dibawah rata-rata. Rafi dan Puja merasa bahwa mereka tidak pantas bersama orang-orang pintar yang memiliki kelebihan yang patut dibanggakan. Namun lain dengan Rafi dan Puja yang merasa bahwa mereka sudah tidak punya harapan lagi untuk kuliah di UGM.

Arman yang merasa tidak enak dengan kedua temannya ingin mengajak temannya untuk tidak berkecil hati karena mereka akan selalu berteman. Arman memberikan semangat pada kedua temannya itu. Dia menjelaskan bahwa mereka akan selalu bersama meskipun mereka berbeda. Akhirnya Rafi dan Puja menjadi termotivasi untuk bangkit memperbaiki apa yang masih bisa mereka perbaiki. Rafi dan Puja terus berusaha semampu mereka untuk belajar semaksimal mungkin supaya mereka bisa menjadi seperti teman-teman mereka yang lain.

Sampai akhirnya sampailah pada akhir semester dan mereka melaksanakan UAS. Dengan percaya diri Rafi, Puja dan Arman mengikuti UAS dengan bekal ilmu yang telah mereka pelajari selama satu semester. Akhirnya UAS pun telah selesai dan sampai pada hari pengumuman. Mereka bertiga mengecek hasil UAS yang telah mereka laksanakan dan hasilnya pun mengejutkan. Arman yang dulunya peringkat satu di prodinya ternyata menjadi peserta UAS dengan nilai

terbaik se-UGM. Sedangkan Rafi dan Puja berada pada peringkat 2 terbawah se-UGM. Rafi dan Puja dipanggil menghadap Rektor karena hasil UAS mereka yang sangat mengecewakan.

Setelah mendapatkan nilai terparah, Rafi dan Puja merasa putus asa dan merasa bahwa mereka sudah tidak ada gunanya dan percuma kalau mereka masih berada disitu untuk kuliah. Namun Arman tetap memberikan semangat pada Rafi dan Puja dengan menmberikan Motivasi bahwa siapa saja yng berusaha pasti akan tercapai apa yang di inginkannya meskipun apa yang diinginkan tidak terwujud dengan mudah dan butuh waktu lama. Rafi dan Puja pun termotivasi karena apa yang diucapkan Arman teman terpintar mereka. Waktupun terus berlalu sampai akhirnya mereka sampai pada semester akhir dan tinggal UAS dan akhirnya mereka selesai melaksanakan UAS. Akhirnya di umumkan hasil UAS yang telah mereka laksanakan. Dengan bekal motivasi yang diberikan oleh Arman temannya itu mereka melihat hasilnya dan ternyata Arman masih menjadi peserta dengan nilai terbaik dan dua temannya yang lain berada pada peringkat 2 dan 3 dari bawah. Sebuah peningkatan namun itu belum cukup utnuk membuktikan bahwa mereka pantas untuk lulus dengan nilai yang terbaik.

Rafi dan Puja kembali dipanggil menghadap Rektor untuk kesekian kalinya karena nilai yang mereka dapatkan selama mereka kuliah. Mereka mendapatkan teguran dan ancaman jika mereka tidak bisa meningkatkan nilainya tersebut maka mereka akan di dropout. Rafi dan Puja frustasi entah apalagi yang harus dilakukan oleh mereka. Rafi pun ingin berhenti kuliah karena sudah tidak kuat dengan tekanan mental yang semakin menggerogotinya akibat nilai yang dia dapatkan selama ini. Begitu juga dengan Puja yang bahkan hampir bunuh diri. Puja hampir lompat dari atas gedung tertinggi di Universitas. Namun akhirnya dia berhasil diamankan dan tidak terjadi korban jiwa. Persistiwa ini sampai membuat heboh se-UGM karena ulahnya. Arman yang menjadi teman sejati Rafi dan Puja mengajak mereka untuk tidak berputus asa dan berusaha memperbaiki segalanya dan menjadi yang terbaik.

Apa yang dikatakan Arman sudah tidak didengar lagi oleh Rafi dan Puja. Mereka menyangkal setiap kata yang telah diucapkan oleh Arman. Mereka tidak mempercayainya lagi sebagai motivasi yang dulu pernah membuatnya

bersemangat. Arman menjelaskan kepada Rafi dan Puja “Apa yang harus dikejar bukanlah gelar yang akan kita peroleh tetapi apa yang akan kita lakukan dengan ilmu yang telah kita pelajari selama menimba ilmu, sebodoh apapun kita jika kita mau berusaha maka yang kita usahakan pasti bisa tercapai meskipun harus lama kita berusaha dan serendah apapun IQ, Mental, bahkan latar belakang keluarga tidak akan membuktikan sepintar dan sesukses apa kita nantinya tetapi sebisa apa

kita berusaha sehingga nantinya akan tercapai apa yang kita inginkan”.

Berkat apa yang dikatakan oleh Arman, Rafi dan Puja akhirnya sadar bahwa mereka masih bisa berusaha meskipun mereka tidak lulus kuliah karena tujuan utama mereka adalah sukses atau tidak ketika mereka menjadi manusia sosial. Meskipun Rafi dan Puja memiliki IQ dibawah rata-rata dan bisa dikatakan bodoh tetapi mereka tetap berusaha dan dibantu oleh Arman teman mereka. Mereka semakin serius hari demi hari mereka terus belajar semampu mereka dengan sisa-sisa masa kuliah mereka yang ada. Sampai akhirnya mereka menuju ujian akhir yang akan menentukan kelulusan mereka.

Dalam ujian akhir itu mereka mengikuti penuh semangat karena yang mereka lakukan adalah apa yang akan dilakukan setelah mereka lulus bukan gelar yang akan mereka dapatkan. Ujian akhir itu pun dapat mereka laksanakan dengan baik tanpa ada masalah. Sampai akhirnya hari pengumuman hasil ujian akhir. Rafi dan Puja tanpa disadari telah menembus 10 besar peringkat Universitas. Tidak tanggung-tanggung ternyata Rafi dan Puja berada pada Peringkat 2 dan 3 dan Arman berada pada peringkat 1. Betapa senangnya Rafi dan Puja yang masuk 3 besar mahasiswa dengan nilai terbaik. Sayangnya Arman tak ikut bersama mereka untuk merayakan hasil prestasi mereka bertiga.

Saat itu ternyata Arman telah pergi pulang kerumahnya karena Ayahnya meninggal dunia karena sakit yang diderita ayahnya sejak lama sebelum Arman kuliah. Sebenarnya Arman berasal dari keluarga yang sangat miskin, Ayahnya sudah sakit-sakitan lama dan hanya bisa berbaring di tempat tidur dan Arman saat itu hampir tidak melanjutkan sekolah meskipun dia memiliki niat yang kuat. Namun ayahnya menyuruhnya untuk melanjutkan. Kedua temannya mencari Arman dan ternyata Arman lebih tidak mampu daripada mereka berdua meskipun dari orang yang tidak mampu tidak menghalangi niatnya untuk sekolah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: