Sepantang kopi

Wahai pagi biasakan kini
Tak lagi kopi menemani
Melankoli fajar sambut surya
Ia yang selalu setia
Tak selalu bisa membersamai

Mari usir rasa sentimentil
Kopi tak selalu teman
Centil memanggil jiwa filosofi
Saat lambung kananmu terluka
Terhujam tombak asam
Tenggelam sudah romansa
Kau dengannya

Saat itu alihkan pilihan
Ada teh siap menuang
Susu di kananmu madu di kirimu
Dikirim seseorang yang bimbang
Mendekat sebab tahu belum berpaling
Kau pada kasihmu

Kopi memang pahit
Tapi ia membelit dalam
Rasa yang Sulit terbuang
Kisahnya terlalu panjang
Diceritakan dalam secangkir, tanpanya
Mulut dan otak yang tak bisa berpikir

Kini kau yang berpantang
Pada kopi pada api
Boleh saja harimu remang
Pada kenyataaan meredup
Tanpa filosofi tanpa kopi
hidup terus berlanjut
Harus begitu
tanpa kejut
Tanpa tapi
Tanpa kopi

Semarang, 101020

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Balada Nasi Goyeng

Ada lelucon tentang seorang anak yang celat, tak bisa mengucapkan huruf R dengan tepat tapi cenderung ke Y. Nah, anak ini diisengin seorang pedagang nasi goreng keliling di perumahannya. Kita cek di TKP yuk

Otong: Man, beli nasi goyeng satu.

Mang Tarno : Di sini ga ada nasi goyek dik, adanya nasi goRRRReng

Otong: Iya maksudnya itu

Mang Tarno: Itu yang mana Nasi Goyeng atau Gorrreng?

Otong: Ya itu … nasi go… (mulai panik dia) ….go …yeeeeng.

Mang Tarno : Yah kan … kalo nasi goyeng nggak jual. Sana belajar mengucapkan R dulu baru bisa beli nasi goRRReng.

Otong: Ohh… asem ik… maksudku ya gitu Mang

Mang Tarno : Sudah belajar dulu

Otong: Oke… tunggu besok aku kembali lagi

Lalu dengan dendam membara ala film Barry Prima, Otong bekerja keras seharian guna bisa mengucapkan NASI GORRRENG dengan tepat. “Eureka…,” seru Otong meneriakkan penemuan terbesar sepanjang usia belianya. “Aku sudah bisa sekarang.”

Keesokan harinya Otong sudah mejeng di depan rumah menunggu tukang nasi goreng langganannya.

Otong: Stop Mang… stop. Aku sekarang bisa mengucapkan dengan benar NASI GORENG. Sekarang tolong buatkan satu ya, jangan pedes.

Mang Tarno : Wah … hebat kamu Tong. Coba ulangi biar aku yakin

Otong: Nasi GORRRENG.

Mang Tarno : Oke percaya deh sekarang. Nasi Goreng siap dimasak. oh ya nanti mau minum apa?

Otong: ES JEYUK …. blaik ….

Mang Tarno : Hahahaha gagal maning son

Pembiasaan Hal Baik

Moral ceritanya apa Pak? Saya melihat kasus Otong ini sebagai gejala pembiasaan yang buruk keluarga kepada anak. Biasanya kita lihat orang tua ini menirukan bahasa anak sampai ke pengucapannya juga. Si ayah ibu atau nenek atau pengasuh ini membahasakan ucapannya dengan cara celat yang dianggap biar mendekati sifat alami anak. Padahal anak akan merekam sebagai satu kebenaran. Jadi anak mempersepsi bunyi yang didengar sebagai acuan. Hasilnya ya anak akan menjadi celat. Lain halnya kalau pengasuh (dalam arti luas) mengucapkan kata dan kalimat sesuai dengan ucapannya. Anak akan terbiasa mendengar bunyi yang benar sehingga yang dicerna dan dihasilkan juga akan benar. Memang tidak bisa diingkari pertumbuhan organ pengucapan anak juga menentukan bunyi huruf yang dihasilkan. Pertumbuhan gigi, pita suara, mendukung produksi bunyi. Nah, pertumbuhan ini akan semakin maksimal bila asupan dengaran (audio) yang biasa diterima juga benar.

Dus, hal baik memang harus dibiasakan agar menjadi kebiasaan yang otomatis dan sebaliknya hal buruk memang harusnya jangan dibiasakan. Makanya ada acuan bagi muslim jika melakukan keburukan sebisa mungkin ia segera menggantinya dengan kebaikan agar ia tidak menjadi otomatis di otak. Dan pembiasaan kebaikan itu dimulai dengan memilih hal yang positif. Ingat bahwa otak hanya bisa memproses satu pikiran (thought) dalam satu waktu, sehingga mengarahkan pikiran pada hal positif akan mengarahkan pada ucapan yang baik. Ucapan yang baik akan berakibat pada perilaku yang baik dan pengulangan perilaku yang baik menjadi karakter seseorang (Udonk99).

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Power of Kepepet

Kalau urusan sudah mendekati tenggat waktu tidak mengapa energi saya berlipat ganda bahkan dituntut mikir yang rumit pun otak dengan trengginas meniyakan. Inikah yang dinamakan the Power of Kepepet. Kalau dalam istilah Baratnya Procrastination, yakni menunda suatu pekerjaan sampai batas tertentu. Alasan penundaan ini bermacam-macam: Ada karena mencari kesempurnaan (Padahaltidak bakal terjadi). Ada pula karena alasan masih ada waktu dan cenderung menyepelekan urusan. Misalnya tenggat pengiriman abstrak makalah masih sebulan, saya akan menganggap itu masih kurang dari setahun. Lalu saat di penghujung bulan mulailah kelabakan untuk segera menyusun abstrak.

Itulah suasana yang terus berulang dan tanpa disadari saya menjadi penunda sejati. Sebenarnya kalau melihat dari sejarah manusia saya harusnya menghindari kata menunda. Masih ingatkah pada cerita Iblis yang dikutuk Tuhan karena tidak mau menyembah Adam. Meskipun ada saja pembela Iblis yang menyatakan, lho dia itu tidak mau menyembah selain Tuhan. Berarti Imannya hebat. Memang ada yang berkata demikian. Tapi ini kan yang memerintahkan Tuhan. Berani mengolak akibatnya dilaknat. Ia dilaknat bakal menghuni neraka sebagai hamba yang sesat. Tapi ia mengajukan hak istimewa untuk menggoda anak Adam sambil minta diTANGGUHKAN kematiannya. Iblis diberi hak menyesatkan anak Adam dan ditunda kematiannya. Inilah asal muasal penundaan pertama yang dicetuskan dalam sejarah awal manusia. Jadi takutlah (saya) sebenarnya kalau masih suka menunda pekerjaan. Bukankah itu sama dengan sifat Iblis?

Catatan Kantong

Kembali kepada energi yang berlipat di akhir tenggat, sebenarnya ada satu cara untuk mengatasinya agar pekerjaan bisa selesai tepat waktu dan mengantisipasi kalau-kalau di akhir waktu yang ditentukan malah kesehatan atau kesempatan tidak mendukung. Dulu saya suka sekali menulis daftar kerjaan yang harus diselesaikan hari itu. YA CUKUP HARI ITU. Seluruh rencana dicatat dalam kertas yang dapat dilipat dikantong. Tiap selesai kerja diberi tanda silang di depan daftarnya. Tak dinyana ternyata cara tersebut lebih efektif dari pada menulis di buku agenda kerja. Sebab kalau mau nulis di buku agenda mesti suasana hatinya menganggap serius. Salah satu upaya agar otak tidak terbebani kerja serius mencatat adalah mencatat di kertas terpisah dan bisa dibawa kemana-mana.

Lalu sebagai akhir hari, biasanya menjelang akhir daur hidup hari itu saya rebah di kasur dan memutar kembali memori hari itu dengan 2 metode. Pertama mengurutkan mundur dari kondisi sekarang (waktu berbaring) sampai bangun pagi. Setelah itu saya urutkan kembali dari bangun tidur sampai menjelang tidur ini. Di akhir sesi saya mengucapkan sukur kepada Tuhan atas pemberiannya yang melimpah di hari itu (Udonk99).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Wisdom Words in remehtemeh

Kepala dan Kepala

Setua apapun kelapa, ia tak akan disebut sebagai sayur manakala bertarung di kuali dengan kacang panjang yang telah terpotong, atau bayam penguasa gerumbulan. Menjadilah kelapa muda yang mandiri agar dipuji ia, oleh para pembunuh dahaga dengan sebaik-baik sebutan (ThinkDonk)

Mantra Pembalikan

Sore hari adalah waktu yg sangat kruSIAL (bagi orangtua) juga bagi penjaja makanan ringan berperang slogan dan janji kenikmatan demi meraih simpati anakanak. Slogan yang diulang dari pemutar audio menjadi mantra pemanggil bocah yg blm keluar dari sarang. Ada tahu yang dijual dengan gaya karafan. Ada donat dan es krim yang memiliki kesamaan jingle song. Kebanyakan orang tua yg melarang saja tanpa hujjah yg kuat, akan berakhir kecewa. Kalah di hadapan perang slogan. NAH dari pada melarang yg ujungnya tetap menyerah, bisa dicoba mantra pembalikan utk meredam dampak hipnotis lagu2 itu. Mantra pembalikan bila dibiasakan efeknya akan mengurangi pengeluaran. Misal pada es krim terkenal yg cuma nada teloolet teloolet dst …tambahkan saja syairnya Es Larang Es Larang Ra Keno dinyang… bila terus dinyanyikan, anak akan menirukan. Dan akhirnya tercipta keyakinan bahwa es krim itu mahal. Tak boleh dibeli. Sekarang PR utk ortu lain utk mencari atau mencipta mantra …

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Lolos dari Lubang Jarum

Kadang saya tdk habis pikir mengapa istilah lolos dr lubang jarum kok dianggap mewakili situasi saat org selamat atau lolos dr suatu peristiwa yg tdk diharapkan. Sedangkan yg biasa dilewatkan pd celah sempit itu benang. Sulur panjang yang digunakan utk merapatkan bagian yg bolong atau dlm bhs thailandnya Ndondomi 🙂. Ya katok ya benik yg ucul semua disatukan mas ben ini. Jadi mreka yg masuk lubang jarum hendaklah bersyukur krn mengemban misi merapatkan dua bgian yg hilang. Menjadi pemersatu dr pemisahan.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Jorang tak berumpan

Konon atasan yang baik itu tidak memberi ikan, tapi kail. Syahdan kail berpindah tangan. Saat mau mancing bawahan langsung duduk di tepi sungai melempar jorang dan menunggui sampe lama. Iseng temannya mengangkat bilah panjang. ASTAGA tak ada mata pancing apalagi cacing. Kamu harus protes, kata teman ini. Sabar kang, rekan pemancing ini mengambil kailnya kembali dan melemparkan senar ke air. Aku tetap berterima kasih, atasanku mengajari aku kesabaran. Mendengar ketulusan pemancing ini ikan-ikan mendekatinya menyerahkan diri.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Jeu de mots (Main Kata)

Saya suka bermain kata dan karena kata penafsiran pada hidup dan kehidupan lebih berwarna. Ternyata kata tidak bisa berarti tanpa disandarkan pada kata lain. Rezim kata ini akan makin menarik bila disandingkan dengan kata dari bahasa lain yang kebetulan berirama sama, homofon atau secara kedekatan semantis (makna) malah berbeda.

Contoh:

nasibmu dan nasimu cuma terpaut b. Tapi be yang berarti. maka dalam mengikuti dan menjalani nasib b pertama berjuanglah dan b kedua berdoalah dan b ketiga berserahlah.

 Bahasa Perancis juga mengenal permainan kata misalnya kata belle (cantik) dan Elle (dia perempuan).
Pour etre belle, une femme (elle) a besoin d’un seul b et deux l. Sais-tu le b et les deux ls? c’est la bonté de son caractere et (en gardant) sa ligne, autant que sa langue.
Posted in Uncategorized | Leave a comment

Terapi Kejantanan lewat Menulis

Cover Bioskop Warkop DKI

Ini topik yang cukup dewasa yah, tapi pelan pelan saya mencoba menyodorkan asumsi yang mungkin bagi sebagian pria bermanfaat. Tapi saya pastikan dulu bahwa forum pembaca dalam prasyarat yang memungkinkan penggunaan kejantanannya secara legal halal. Mari teruskan.

Sebagian pria mengeluhkan adanya gangguan pada ‘dongkraknya’ sehingga service malam menjadi terganggu. Mungkin hinggapan kelelahan, stres, penyakit tersembunyi mengurangi daya pegas yang diperlukan sehingga daya tahan dongkrak menurun.  Faktor kelelahan harus diatasi sendiri, faktor penyakit harus dikonsultasikan ke androlog dan sexolog. Nah bagian stres ini jadi sasaran tembak topik terapi ini.

Pakar Andrologi Sexologi mengatakan bahwa keberhasilan ‘operasi malam’ pria tergantung pada keberhasilan memainkan imajinasi. Artinya, semakin pandai ia membangun suasana pikiran dengan tahapan pendahuluan, bab inti, penutup dengan variasi maka operasi ini akan berlangsung relatif lama. Kebanyakan kalau tidak disertai penataan pikiran orang maunya langsung ke bab Inti. Mengapa? Asumsi saya karena ia tidak terlatih menyampaikan pikirannya secara mengalir sistematis. Orang yang tidak terbiasa menulis maka idenya akan keluar tidak teratur, cenderung acak dan serampangan sehingga tidak enak dibaca.

Menulis, bila sebagian praktisi dianggap sebagai media katarsis yang melepaskan uapuap residual pikiran, saya berasumsi itu malahan lebih berpengaruh pada fisik. Bidang garapannya memang lewat otak, namun efek yang dirasakan akan berpengaruh pada fisik. Rangkaian premisnya sebagai berikut: orang pandai menulis akan menyusun pikirannya lebih tenang, tersistematis. Jika ia terbiasa menyusun pikiran yang tenang dan mengalir sistematis menjadikan ia mampu mengontrol pikiran. Jika ia mampu mengontrol pikiran berpengaruh pada kejantanannya, sehingga hipotesisnya jika ingin fit kejantanannya maka ia harus terbiasa menulis. Semakin panjang tulisan yang dihasilkan semakin baguslah pikiran sistematisnya. Jadi biasakan menulis panjang ya, Pak.

 

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Merangkul Kawan lewat Diplomasi Beladiri

Olivier W9 010

Selasa (11/10/16) sore saya menepati janji untuk mengajak Olivier Duhouvre dan Patricia, dua warga Perancis yang tengah bertugas di Semarang, berkunjung ke padepokan silat. Setelah melalui lobby singkat akhirnya Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) UIN Walisanga Semarang berkenan menerima kunjungan kami. Dalam kunjungan singkatnya, Olivier yang pelatih bela diri Sambo ini, ingin mengenal lebih dekat pencak silat. Ia juga ingin membagi trik ilmu Sambo yang mirip-mirip Judo itu.

Kami sampai di Kampus 3 UIN pukul 3 sore kurang sepuluh. Setelah bertanya beberapa mahasiswa, sampailah kami di deretan gedung paling belakang yang tampak sudah usang, dan kurang terawat, layaknya gedung-gedung organisasi kemahasiswaan di sini. Jalan menuju ke sanapun agak becek dan letak bangunannya sedikit di bawah halaman. Harus meniti papan menuruni lantai agar sampai di Training Center perkumpulan silat itu.

Sesampainya di tempat latihan, saya clingak-clinguk mencari personilnya. Oh rupanya ada Mas Zamroni Mahasiswa Semester akhir di UIN W9. Rupanya dia dikabari seniornya, Mas Amir Mahmud yang saya tahu juga lewat blog PSHT. Kami disambut ala lesehan dengan menu jajanan ala kadar. Satu per satu anggota datang, semuanya mahasiswa. Beberapa pendekar perempuan juga meluangkan waktu hadir. Meski dengan kesederhanaan mahasiswa, suasana akrab segera terbangun lewat komunikasi berperantara. Saya menerjemahkan bolak-balik Prancis-Indonesia.

Zamroni lalu mengomando adik-adik perguruannya untuk memulai latihan bersama. Diawali berdoa, lari pemanasan keliling kampus, peregangan lalu diikuti peragaan silat sendiri, berpasangan, baik tangan kosong maupun dengan senjata. Olivier juga memeragakan setelahnya beberapa teknik Sambo yang digunakan dalam kategori pertandingan. Sesi menarik berikutnya adalah duel gulat dengan memeragakan teknik Sambo. Zamroni yang bertubuh gempal tertantang melayani ajakan Oliveir. Maka pertarungan itu terjadilah.

Teknik silat kripen yang dimainkan Zam dilayani dengan Sambo Olivier. Keduanya sama kuat karena sama-sama memiting, mengunci. Sorak sorai penonton menyemangati keduanya. Sepuluh menit berlalu dengan 3 ronde yang melelahkan. Keringat mengucur dari kaos yang mereka pakai. Namun senyum keduanya mengakhiri pertandingan itu dengan kesan manis.

Dua jam yang lalu Olivier bukan siapa-siapa bagi Zam dkk. Namun dengan diplomasi beladiri ia bisa menambah kawan baru. Kesan yang indah ditorehkan dalam kunjungan itu. Olivier mengakui bahwa olah raga mampu menyatukan berbagai lintas perbedaan, suku, bangsa, dan kepercayaan.

Saya berpikir mengapa anak muda kurang menyukai silat padahal orang luar saja tertarik mempelajarinya.  Kalau saja silat ini lebih digemari anak muda, tentu saja dengan sentuhan modern dan brand ambassador yang tepat, jualan ini bisa dibawa ke luar negeri. Lalu melalui diplomasi silat kita akan lebih diterima dunia (Udonk)

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Anak dalam Buaian Seruling

Tak ada yang mampu membahagiakan orang tua selain melihat anaknya tumbuh kembang sempurna. Untuk menumbuhkan anak yang sehat jasmani rohani beberapa asupan gizi diberikan: Makanan bergizi, ucapan bergizi atau rangsang audio visual yang memberi stimulus pertumbuhan anak. Dan saya memilih seruling sebagai media komunikasi auditif dengan Andra (7 bulan), anak ketiga. Seruling mampu menggantikan fungsi lagu nina bobo sekaligus memberi kepekaan anak nadanada. Saya tak perlu memutarkan Bethoven atau Mozart yang dipercaya meningkatkan kecerdasan anak di masa depan. Cukup dengan memainkan lagu sederhana, ya kadang irama Sungai Gangga, atau irama Melayu yang pas dengan cocok dimainkan alat musik tiup ini. Ia cukup memberi hiburan dan gizi bagi ruang dengarnya. Efek yang didapat adalah anak menjadi tenang, bahkan ia kadang terlelap dalam timangan di pangkuan. Itulah cara saya membangun hubungan yang mesra dengan anak.

Lagi pula menurut kajian ilmiah, otak anak juga memancarkan frekuensi untuk dapat menangkap frekuensi sekitarnya. Musik memberikan efek menenangkan yang memberi stimulus otak agar lebih responsif. Beberapa jenis musik seperti musik klasik, gamelan, atau bacaan ayat suci ternyata mampu meningkatkan kecerdasan anak. Saya juga bereksperimen dengan seruling ini dan ternyata berhasil mengantarkan anak pertama, Nadine peka terhadap nada-nada. Terbukti dengan kemampuannya menghafal lagu dan notasinya dalam ekstra Drumb Band di sekolahnya. Malahan, ia kadang iseng mencari nada-nada sendiri dan mencatatnya untuk kemudian dibagikan ke temannya.

Tujuan saya tentu saja tidak sebatas mengantarkan anak peka terhadap nada, menyuka musik yang kemudian jatuh pada pilihan populer menjadi penyanyi, misalnya. Tidak. Saya hanya ingin membagi pengalaman merasakan keindahan musik sebagai anugerah Allah. Selebihnya saya membekali mereka dengan keindahan nada yang bisa diciptakan agar keindahan juga melingkupi arah pikir mereka, tindakan mereka. Semoga (Udonk)

Posted in Uncategorized | Leave a comment