Wahai pagi biasakan kini
Tak lagi kopi menemani
Melankoli fajar sambut surya
Ia yang selalu setia
Tak selalu bisa membersamai
Mari usir rasa sentimentil
Kopi tak selalu teman
Centil memanggil jiwa filosofi
Saat lambung kananmu terluka
Terhujam tombak asam
Tenggelam sudah romansa
Kau dengannya
Saat itu alihkan pilihan
Ada teh siap menuang
Susu di kananmu madu di kirimu
Dikirim seseorang yang bimbang
Mendekat sebab tahu belum berpaling
Kau pada kasihmu
Kopi memang pahit
Tapi ia membelit dalam
Rasa yang Sulit terbuang
Kisahnya terlalu panjang
Diceritakan dalam secangkir, tanpanya
Mulut dan otak yang tak bisa berpikir
Kini kau yang berpantang
Pada kopi pada api
Boleh saja harimu remang
Pada kenyataaan meredup
Tanpa filosofi tanpa kopi
hidup terus berlanjut
Harus begitu
tanpa kejut
Tanpa tapi
Tanpa kopi
Semarang, 101020