BAKUL MASA KINI part 2

Posted by: tyasdika in Umum Add comments

Pedagang kaki lima dalam bahasa Jawa sering dipanggil dengan sebutan bakul. Biasanya pedagang yang disebut bakul menjual dagangannya dengan cara berkeliling atau menempati tempat-tempat tertentu. Bakul biasanya berjualan ditempat yang semi permanen atau gerobak-gerobak yang dapat bergerak.
Masyarakat mengenal bakul sebagai sosok yang sederhana. Kesederhanaan bakul dapat kita lihat dari cara berpakaian dan cara berdandan. Salah satu contoh bakul yang berpenampilan sederhanan adalah bakul serabi. Pada masa lalu bakul serabi berpenampilan sederhana hal ini dikarenakan masyarakat yang berjualan serabi merupakan orang tua atau disebut juga “mbah-mbah”.
Penampilan bakul pada masa lalu sangat berbeda dengan para bakul yang sering saya lihat sekarang ini. Bakul bukan lagi seorang mbah-mbah, melainkan seorang wanita dewasa atau remaja yang berpenampilan menarik. Penampilan mereka dilengkapi dengan make up yang cukup tebal, berbaju gamis bagi yang berkerudung.
Modal fisik
Dalam kehidupan berdagang penampilan merupakan modal yang sangat mendukung. Untuk para wanita penampilan yang menarik juga mempengaruhi banyak sedikitnya pembeli, dan bergitu pula untuk para pedagang pria. Penampilan menarik tersebut tidak lepas dari adanya make-up. Kemajuan jaman membuat sebagian besar masyarakat lebih terbuka dengan adanya tren make-up tebal.
Tren make-up tebal juga melanda sebagian besar pedagang kaki lima. Tren ini biasanya terjadi pada wanita usia 30 kebawah. Bagi mereka bermake-up tebal menambah daya tarik bagi pembeli. Ketika pembeli melihat paras cantik para penjual biasanya mereka penasaran dengan apa yang dijualnya.
Tren make-up yang digunakan para bakul dari masa ke masa mengalami perubahan. Mulai dari tren bedak yang tebal, lalu berkembang ke riasan bibir, dan pada saat ini tren make-up yang cukup digemari adalah alis tebal. Selain make-up penggunaan baju-baju yang ketat juga menambah daya tarik bagi pembeli.

Perspektif masyarakat
Namun, dengan dandanan yang tebal lengkap dengan baju-baju ketat membuat para masyarakat sekitar menjadi berpikiran negatif terhadap para bakul. Mulai muncul perspektif dari masyarakat bahwa para bakul tersebut memiliki sifat kemayu, atau dalam bahasa Indonesia bisa disebut centil. Sikap tersebut termasuk ke dalam sikap negatif bagi masyarakat. Perubahan tren make-up juga mempengaruhi motivasi masyarakat untuk membeli sesuatu.
Dulu ketika orang akan membeli sesuatu pasti dipengaruhi oleh adanya kebutuhan akan barang tersebut. Namun, pada saat ini orang membeli sesuatu dikarenakan pintarnya para bakul dalam menyajikan dan memberi penawaran bagi para pembeli. Hal ini membuat para pembeli seakan terjebak oleh rayuan para bakul. Dari keadaan ini masyarakat mulai memandang para bakul tersebut memiliki sikap yang kurang baik, yaitu suka merayu dan memanfaatkan paras cantiknya untuk meraup keuntungan dari para konsumennya.

Leave a Reply