BAKUL MASA KINI

Posted by: tyasdika in Umum Add comments

Pedagang kaki lima dalam bahasa Jawa sering dipanggil dengan sebutan bakul. Biasanya pedagang yang disebut bakul menjual dagangannya dengan cara berkeliling atau menempati tempat-tempat tertentu. Bakul biasanya berjualan ditempat yang semi permanen atau gerobak-gerobak yang dapat bergerak.
Masyarakat mengenal bakul sebagai sosok yang sederhana. Kesederhanaan bakul dapat kita lihat dari cara berpakaian dan cara berdandan. Salah satu contoh bakul yang berpenampilan sederhanan adalah bakul serabi. Pada masa lalu bakul serabi berpenampilan sederhana hal ini dikarenakan masyarakat yang berjualan serabi merupakan orang tua atau disebut juga “mbah-mbah”.
Penampilan bakul pada masa lalu sangat berbeda dengan para bakul sekarang ini. Bakul bukan lagi seorang mbah-mbah, melainkan seorang wanita dewasa atau remaja yang berpenampilan menarik. Penampilan mereka dilengkapi dengan make up yang cukup tebal, berbaju gamis bagi yang berkerudung.
Modal fisik
Dalam kehidupan berdagang penampilan merupakan modal yang sangat mendukung. Untuk para wanita penampilan yang menarik juga mempengaruhi banyak sedikitnya pembeli, dan bergitu pula untuk para pedagang pria. Penampilan menarik tersebut tidak lepas dari adanya make-up. Kemajuan jaman membuat sebagian besar masyarakat lebih terbuka dengan adanya tren make-up tebal.
Tren make-up tebal juga melanda sebagian besar pedagang kaki lima. Tren make-up tebal ini biasanya terjadi pada wanita usia 30 kebawah. Bagi mereka bermake-up tebal menambah daya tarik bagi pe
Perspektif masyarakat
Tentunya dengan dandanan yang tebal lengkap dengan baju-baju ketat membuat para masyarakat sekitar menjadi berpikiran negatif terhadap para bakul serabi. Mulai muncul perspektif dari masyarakat bahwa para bakul serabi tersebut juga memiliki pekerjaan samben.              Pekerjaan samben yang dimaksud oleh masyarakat adalah sebagai wanita yang bekerja untuk menemani para lelaki atau bisa disebut wanita penghibur. Memang tidak semua bakul serabi menjalani kehidupan seperti itu hanya beberapa saja, masih banyak orang yang berjualan serabi dengan mengenakan dandanan yang tidak berlebihan.
Selain karena dandanan yang menor, bakul serabi juga sering dipandang buruk karena berjualan di malam hari, ketika malam hari tentu keadaan di jalan tidak seramai pada siang hari. Karena keadaan yang sepi inilah yang membuat masyarakat berpikir bahwa ketika bakul serabi berjualan di malam hari, itu berarti bakul tersebut sambil nyambi.

Leave a Reply