Adalah seorang yang bernama Mbah Rewok (makamnya ada di desa Pajeksan Kec. Juwana yang pada jaman dahulu disebut JUWANGI) membawa kepintaran melebur (mengecor/casting) Logam Kuningan. Beliau salah seorang pekerja pembuatan ‘jalan Daendels’ jalan sabuk di pantura Pulau Jawa terbentang dari ujung Barat hingga ujung Timur. Kepintaran ini ditiru / katakanlah diwariskan pada masyarakat sekitar yang merupakan ciri khas hasil produksi industri kuningan di Juwana.

Andaresta-Kuningan-JUWANA_18427_image

Produk cor logam di Juwana spesifik yaitu ‘industri’ bukannya kerajinan (seperti halnya Yogya / Kota Gede) hal ini bukanlah ciri khas tradisional ‘timur’ tetapi lebih ke arah ‘barat’; pada waktu mengerjakan suatu pekerjaan, perajin akan memikirkan terlebih dahulu peralatannya dan akan membuat lebih dulu ‘toolsnya’ atau alat bantunya dan sedikit ‘scenario’ proses kerja dari awal hingga akhir.

Sikap inilah yang mendukung masyarakat Juwana dalam mengembangkan Industri Rakyatnya dan merupakan keunggulan dari daerah lainnya.

Pusat Industri Kuningan pada mulanya ada didesa Pajeksan kemudian bergeser ke desa Kudukeras dan menemukan puncaknya didesa Growong (Growong Lor dan Growong Kidul) karena jumlah populasinya yang besar (4800 hak pilih) dan lingkungannya mengijinkan (masyarakat tidak terlalu mempermasalahkan polusi). Pergeseran ini karena pekerja yang ada telah mendirikan industri di rumahnya masing – masing.

Peta terakhir, Industri Kuningan telah menyebar ke 7 Kecamatan; karena perusahaan yang ada merasa kesulitan untuk mencari tenaga kerja di sekitarnya, akhirnya datanglah pekerja dari desa lain bahkan kecamatan yang lain; banyak dari pekerja ini menjadi majikan didesa / kecamatannya sendiri.