Author:
• Saturday, October 29th, 2016

Bagi yang menginginkan contoh analisis SKL, bagaimana menetapkan indikator dan penilaian bisa melihat contoh dibawah ini. Semoga dapat membantu.

7-lembar-kerja-analisis-keterkaitan-skl-ki-kd

Author:
• Tuesday, October 25th, 2016

Beberapa permendikbud yang dikeluarkan  untuk menjadi landasan terselenggaranya kurikulum 2013, pada tahun 2016 mengalami perubahan. Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan sejumlah peraturan baru, diantaranya:

  1. permendikbud-no-20-tentang-skl-dikdasmen permendikbud-no-20-tentang-skl-dikdasmen-lampiran Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menggantikan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
  2. permendikbud-no-21-tentang-standar-isi permendikbud-no-21-tentang-standar-isi-lampiran Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah yang menggantikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
  3. permendikbud-no-22-tentang-standar-proses permendikbud-no-22-tentang-standar-proses-lampiran Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang menggantikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
  4. permendikbud-no-23-tentang-standar-penilaian Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang menggantikan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Author:
• Thursday, October 20th, 2016

Hasil gambar untuk pendidikan adalah pertumbuhan

A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan proses pertumbuhan dimana seseorang tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Dalam proses pertumbuhan menuju kedewasaan tidak ada batas usia karena belajar merupakan proses dan aktivitas sepanjang hayat. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menumbuhkan segala potensi yang dimiliki manusia kearah kedewasaan yaitu mampu memecahkan permasalahan hidup dan terus bertumbuh sebagai pribadi yang memiliki pengetahuan dan watak yang baik. Indonesia adalah Negara yang kaya akan modal social dan modal budaya namun jika kedua hal tersebut tidak diolah oleh orang-orang yang mampu dalam bidang ilmu, dewasa, dan memiliki watak yang baik maka tidak akan menghadirkan sebuah kemajuan. Tugas bagi para pendidik sekarang adalah bagaimana menciptakan pendidikan yang aman dan baik bagi proses pertumbuhan.
B. Pembahasan
Pendidikan merupakan proses pertumbuhan dimana seseorang dapat menjadi dewasa, memiliki banyak pengalaman, dapat menyesuaikan diri, berprestasi, dapat bertahan hidup dan mampu menyelesaikan masalahnya. Langeveld mengatakan pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa. Menurut John Dewey, pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya. Pengertian Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (sekolah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaaan, sikap dan sebagainya (Dictionary Of Psychology, 1972). Dengan demikian John Dewey mengatakan karena kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang. Jadi pendidikan sebagai proses pertumbuhan seseorang menjadi dewasa tidak ada batasan usia.
Charlotte Buhler mengatakan Kecenderungan dasar manusia adalah aktualisasi diri, atau realisasi diri, sehingga pengalaman puncak dari kehidupan muncul melalui kreativitas dan sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Pertumbuhan manusia mengarah pada seberapa banyak dan jauhnya mereka bersosialisasi dengan sesuatu yang dapat memberikan mereka banyak pengalaman dan motif untuk terus berprestasi. Jadi pertumbuhan setiap manusia itu berbeda tergantung pada sosialisasi dan meta motif sukses yang mereka miliki.
Buhler dan noeng dalam noeng (1993) menggolongkan dua meta motif dalam perkembangan seseorang. Pertama orang dewasa berhasil karena masa kanak-kanaknya atau masa lalunya. Kedua orang dewasa berhasil bukan karena masa kecilnya namun kedewasaan yang diperoleh melalui siklus yang baru. Sedangkan Kohlen dalam Noeng (1993) menggolongkan meta motif menjadi dua yaitu meta motif orang yang memperoleh pengalaman berhasil secara berkelanjutan, dan meta motif orang yang penuh dengan rasa takut, rasa tak aman, tidak bahagia, dan pengalaman lain yang mirip. Dari sini dapat disimpulkan bahwa seseorang selalu belajar baik itu dari pengalaman masa lalu maupun mencari dan membentuk pengalaman baru.
Pendidikan sebagai proses pertumbuhan tidak memiliki batasan usia (no limits of growth) karena belajar sepanjang hayat (life long learning). Noeng (1993) mengatakan pembelajaran tiada akhir mengandung tiga makna yaitu: pengembangan optimal kemampuan manusia, pengembangan optimal kreasi wahana kehidupan manusia, dan pengembangan optimal kesejahteraan manusiawinya manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ciptaan Tuhan YME. Pada usia yang dikatakan sudah waktunya menata diri seperti usia 60 tahun keatas sebenarnya seseorang masih dapat bertumbuh namun tidak lagi fisik yang dapat terlihat jelas tetapi pengetahuan, psikis, moral, dan social. Seseorang berhenti bertumbuh bukan karena memang sudah waktunya pertumbuhan itu selesai namun lebih kepada motif mereka dalam menjalani dan mensyukuri kehidupan mereka. Berdasarkan hasil penelitian seseorang yang memiliki motif untuk terus bertumbuh memiliki usia yang cukup panjang. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki motif untuk terus bertumbuh akan memiliki kemampuan mengontrol, menjaga, dan memperlakukan diri dengan baik.
Pertumbuhan menyangkut pada menyangkut jasmaniah dan psikisnya yang akan terus menuju kedewasaan. Akan tetapi tidak semua orang mengalami pertumbuhan yang sama. Untuk pertumbuhan yang normal diperlukan juga kematangan fungsi-fungsi tubuh. Untuk pertumbuhan yang optimal diperlukan berbagai faktor misalnya makanan, lingkungan, dan aktifitas fisik serta mental. Manusia dikaruniai oleh Allah akal untuk berfikir bagaimana mereka mengontrol, menjaga, dan memperlakukan diri dengan baik yaitu melalui kesehatan sebagai gaya hidup (wellness as life style). Kontrol seseorang terhadap kesehatannya meliputi 5 faktor menurut Noeng Muhadjir :
1. Neuropsikologi
Neuro psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara otak dan perilaku. Faktor-faktor yang diduga berperan pada terjadinya gangguan mood, yaitu peristiwa-peristiwa kehidupan yang berakibat stressor (problem keuangan, perkawinan, pekerjaan, dll), faktor kepribadian, genetik, dan biologik lain seperti gangguan hormon, keseimbangan neurotransmiter, biogenik amin, dan imunologik.
2. Ekologik
Teori ekologi mengajukan suatu pandangan bahwa lingkungan sangat kuat mempengaruhi perkembangan. Teori ekologi bronfenbrenner ada lima system yang mempengaruhi perkembangan yaitu
a. Mikrosistem adalah yang paling dekat dengan pribadi anak yaitu meliputi keluarga, guru, individu, teman-teman sebaya, sekolah, lingkungan dan sebagainya yang sehari-hari ditemui anak.
b. Mesosistem misal hubungan orangtua-guru, orangtua-teman, antar teman, guru-teman, dan lain-lain.
c. Eksosistem dilibatkan ketika pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain–dimana individu tidak memiliki peran yang aktif–mempengaruhi apa yang individu alami dalam konteks yang dekat.
d. Makrosistem meliputi kebudayaan dimana individu hidup.
e. Kronosistem misalnya dalam mempelajari dampak perceraian terhadap anak-anak, para peneliti menemukan bahwa dampak negatif sering memuncak pada tahun pertama setelah percaraian.
3. Menjaga Nutrisi
Nutrisi yang baik yang diperoleh oleh tubuh akan berdampak pada pertumbuhan sel dan syaraf secara baik serta dapat menjaga kesehatan.
4. Fitness fisik dan mental
Fitness fisik berhubungan dengan aktivitas fisik yaitu olahraga. Walaupun olahraga baik bagi kesehatan namun harus disesuaikan dengan usia. Sedangkan fitness mental dilakukan dengan selalu berfikir (membaca, mengikuti berita, dan lain-lain).
5. Budaya social being
Kita ketahui bahwa kebudayaan mengacu pada pola prilaku, keyakinan, dan semua produk lain dari sekelompok manusia yang diteruskan dari generasi ke generasi. Kita ketahui pula bahwa studi lintas budaya – perbandingan antara satu kebudayaan dengan satu atau lebih kebudayaan lain – memberi informasi tentang generalitas perkembangan. Budaya disini antara lain ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, dll.
Setelah semuanya dilakukan maka terakhir yang perlu dilakukan untuk dapat tumbuh dengan optimal adalah adanya power of agentic yang disini diartikan sebagai kemauan untuk terus belajar. Jadi manusia diberi kemampuan oleh Tuhan untuk terus tumbuh dan dapat tumbuh dengan optimal apabila manusia memiliki kemauan untuk terus belajar.
C. Penutup
Pendidikan adalah proses pertumbuhan. Manusia diberikan kemampuan untuk terus tumbuh secara optimal tanpa batasan-batasan. Namun kemampuan saja tidak cukup. Manusia harus memiliki keinginan untuk terus belajar (power of agentic). Hanya saja kemampuan dan kemauan harus didasari dengan kontrol diri terhadap kesehatan sehingga pertumbuhannya dapat optimal dan seimbang antara fisik, psikis, moral, dan intelektual yang akan bermanfaat bagi kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA
Avin Fadilla Helmi,. “Beberapa Teori Psikologi Lingkungan”. Buletin Psikologi.
Tahun VII, No. 2 Desember 1999.
Chaplin J.P. 1972. Dictionary of Psycology. New York: Dell.
Nietzel, T M and Benstein, A D. 1984. Introduction to Clinical Psychology. New Jersey: Prentise Hall
Noeng Muhadjir. 1993. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan (Edisi IV cetakan 2). Yogyakarta: Rake Sarasin.
______ . 2003. Pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku Sosial Kreatif (Edisi V cetakan 2). Yogyakarta: Rake Sarasin.
______ . 2013. Psikologi Positif. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Author:
• Thursday, October 20th, 2016

ecology-of-massmedia-9