Review 10 Blog Teman

Dalam artikel ini berisi tentang review 10 blog dari teman-teman. isi dari review tersebut yaitu kelebihan, kekurangan, dan saran. Semoga dengan review ini dapat menjadi masukan bagi pemilik blog pengembangan blog kedepannya.

BLOG No.1

Nama Pemiliki Blog : Lenni Novia Lestari

Alamat Blog : https://blog.unnes.ac.id/lenninovia/

Kelebihan : Penataan dalam postingannya sudah sangat bagus dan rapi. sudah ada pengkategoriannya juga sehingga dapat mempermudah pengunjung blog dalam mencari informasi yang dibutuhkan oleh pengunjung.tema yang digunaka juga bagus terkesan simple dan tidak terlihat terlalu mencolok.

Kekurangan : Background putih yang terpasang pada tema blog tersebut membuat pengunung merasa akan bosan melihatnya. ditambah lagi kurang gambar yang ada di setiap posting blognya membuat pengunjung blog merasa jenuh dengan artikel yang ada di blog tersebut

Saran : untuk blog ini diharapakan dapat memperbaiki dari temanya, agar pengunjung blog tidak merasa bosan dalam berkunjung di blog ini. postingannya juga diharapkan diberi tambahan lagi seperti gambar atau video supaya isi dari artikel tersebut bisa tersampaika dengan baik.

Lanjutkan membaca

Materi Kelas XII SMA Mata Pelajaran Sosiologi : Kearifan lokal dan pemberdayaan komunitas

A. PEMBERDAYAAN KOMUNITAS

Pemberdayaan menurut Robinson adalah suatu proses pribadi dan sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak. Sedangkan menurut Hatu pemberdayaan komunitas adalah suatu proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Contoh program pemberdayaan komunitas yang ada di masyarakat antara lain PNPM Mandiri, LSM, dan PLP-BK.

Pemberdayaan komunitas sejalan dengan konsep Community Development, yaitu: proses pembangunan jejaring interaksi dalam rangka meningkatkan kapasitas dari semua komunitas, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan pengembangan kualitas hidup masyarakat.

Terdapat dua macam pemberdayaan yaitu top-down dan bottom up. Top down ( kecenderungan primer ) ialah proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya. Bottom up (kecenderungan sekunder) ialah proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.

  1. Arah Pemberdayaan Komunitas

Pemberdayaan komunitas diarahkan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, misalnya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, sehingga kesenjangan sosial dapat diminimalkan.
Ciri-ciri warga masyarakat berdaya: 

  • Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke depan)
  • Mampu mengarahkan dirinya sendiri
  • Memiliki kekuatan untuk berunding
  • Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan
  • Bertanggungjawab atas tindakannya.

Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham, termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi.

  1. Tujuan dan Pendekatan dalam Pemberdayaan Komunitas

Tujuan dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan menggunakan daya/kemampuan yang dimiliki.

Beberapa Kelebihan Pemberdayaan Komunitas:

  • Memudahkan dalam koordinasi antarindividu
  • Antarindividu dapat saling memberi semangat dan motivasi.
  • Mampu meningkatkan kesejahteraan dalam jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan.
  • Mampu meningkatkan dan memperbaiki kehidupan masyarakat dan kelompok baik di bidang ekonomi maupun sosial.
  • Penggunaan sumber daya alam dan potensi yang ada lebih efektif dan efisien.

Beberapa Kekurangan Pemberdayaan Komunitas:

  • Sering terjadi perbedaan pendapat antara satu orang dengan orang yang lain, sehingga muncul konflik baru.
  • Tingkat partisipasi setiap individu berbeda-beda, sehingga menghambat pembangunan.
  • Tingkat sumber daya manusia berbeda-beda
  • Kurangnya kemampuan masyarakat dalam berkreasi dan kurangnya kapasitas secara kritis dan logis.
  • Kegiatan pemberdayaan selama ini ditujukan pada masyarakat lokal dan permasalahan sosial saja, dan lain-lain

B. KONSEP KEARIFAN LOKAL

Kearifan lokal ialah suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup; pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.
Kearifan lokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya yang bersifat nasional. Contohnya hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan seterusnya.

Kelangsungan kearifan lokal tercermin pada nilai-nilai yang berlaku pada sekelompok masyarakat tertentu dan akan menyatu dengan kelompok masyarakat serta dapat diamati melalui sikap dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Di Indonesia,  kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam berbagai bidang kehidupan antara lain tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan, dan sebagainya. Contohnya kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah menghasilkan pendopo dalam arsitektur Jawa. Pendopo dengan konsep ruang terbuka menjamin ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu penyejuk udara.

Pemberdayaan Komunitas dalam Masalah Sosial berdasarkan Kearifan Lokal

Walaupun ada upaya pewarisan kearifan lokal dari generasi ke generasi, akan tetapi tidak ada jaminan bahwa kearifan lokal akan tetap kukuh menghadapi globalisasi yang menawarkan gaya hidup yang makin pragmatis dan konsumtif. Kearifan lokal yang sarat kebijakan dan filosofi hidup nyaris tidak terimplementasikan dalam kehidupan masyarakat. Kearifan lokal dari masing-masing daerah memiliki sifat kedinamisan yang berbeda dalam menghadapi pengaruh dari luar. Banyak manfaat yang diperoleh dari luar, namun dampak buruk yang ditimbulkan juga besar. Contohya ialah munculnya masalah sosial seperti kenakalan remaja, perubahan kehidupan sosial, perubahan kondisi lingkungan, dan ketimpangan sosial.

Masalah sosial yang ada di masyarakat dapat menimbulkan ketimpangan sosial, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasinya.Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakan komunitas berbasis kearifan lokal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan komunitas asli:

  • Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
  • Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konversi yang diselenggarakan oleh ILO
  • Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
  • Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional.
  • Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain kebijakan dan program penanggulangan permasalahan sosial.

Daftar Pustaka

Sosiologi untuk SMA XII, Lia Candra Rufikasari, Mediatama

Yad Mulyadi dkk. 2013. Sosiologi SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Ulfah, Fitria Maria. “Materi Sosiologii Kelas XII : Kearifan lokal dan pemberdayaan komunitas.

”. 15 Desember2015. https://blog.unnes.ac.id/fitriamariahulfah/2015/12/14/materi-sosiologi-kelas-xii-kearifan-lokal-dan-pemberdayaan-komunitas/

Lanjutkan membaca

Materi Kelas XII SMA Mata Pelajaran Sosiologi : Ketimpangan Sosial Sebagai Dampak Perubahan Sosial Di Tengah Globalisasi

A. Ketimpangan Sosial
Ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai adanya ketidakseimbangan atau jarak yang terjadi ditengah-tengah masyarakat yang disebabkan adanya perbedaan status sosial, ekonomi, ataupun budaya. Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat, sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan akses atau kesempatan-kesempatan yang tersedia. Dua faktor penghambat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Faktor Internal
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Rendahnya kualitas sumber daya manusia disebabkan oleh tingkat pendidikan/keterampilan ataupun kesehatan yang rendah, serta adanya hambatan budaya (budaya kemiskinan).

2. Faktor Eksternal
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini dapat terjadi karena birokrasi atau ada pelaturan-pelaturan resmi (kebijakan), sehingga dapat memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang tersedia. Dengan kata lain ketimpangan sosial tersebut diakibatkan oleh hambatan-hambatan atau tekanan-tekanan struktural. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab munculnya kemiskinan struktural.

Lanjutkan membaca

Materi Kelas XII SMA Mata Pelajaran Sosiologi : Globalisasi dan Perubahan Komunitas Lokal

Pengertian Modernisasi
Kata modernisasi dengan kata dasar modern berasal dari bahasa latin modernus yang dibentuk dari kata modo dan ernus. Modo berarti cara dan ernus menunjuk pada adanya periode waktu masa kini. Modernisasi berarti proses menuju masa kini atau proses menuju masyarakat modern. Menurut Koentjaraningrat mendefinisikan modernisasi sebagai usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan keadaan dunia sekarang. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang biasanya terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan (social planning).

Ciri Manusia Modern
Menurut Alex Inkeles, terdapat 9 ciri manusia modern
1. Memiliki sikap hidup untuk menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk perubahan
2. Memiliki keberanian untuk menyatakan pendapat atau opini mengenai lingkungannya sendiri atau kejadian yang terjadi jauh di luar lingkungannya, serta dapat bersikap demokratis
3. Menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan daripada masa lalu
4. Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
5. Percaya diri
6. Perhitungan
7. Menghargai harkat hidup manusia lain
8. Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi
9. Menjungjung tinggi sikap dimana imbalan yang diterima seseorang harus sesuai dengan prestasinya dalam masyarakat

Lanjutkan membaca

Materi Kelas XII SMA Mata Pelajaran Sosiologi : Perubahan Sosial dan Dampaknya

  • Pengertian Perubahan Sosial

Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi di masyarakat meliputi perubahan norma-norma sosial, pola-pola sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, serta susunan kekuasaan dan wewenang. Kingsley Davis mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial.

Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress) atau kemunduran (regress). Kemajuan (progress) terjadi apabila perubahan yang ada mampu menciptakan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan disini diartikan sebagai proses pembangunan masyarakat kearah yang lebih baik. Perubahan yang ada dikatakan berupa kemunduran (regress) apabila perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada aspek tertentu membawa pengaruh yang kurang menguntungkan.

  • Teori Utama Pola Perubahan Sosial

Perubahan sosial yang ada akan selalu mengikuti suatu pola dan arah tertentu, menurut Robert H. Lauler terdapat dua teori utama pola perubahan sosial, yaitu :

  1. Teori Siklus

Melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan yang telah terjadi sebelumnya. Pola perubahan siklus adalah pola perubahan yang menyerupai spiral.

2. Teori Perkembangan

Penganut teori ini percaya bahwa perubahan dapat diarahkan ke titik tujuan tertentu, seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kompleks. Teori ini dikenal dengan teori perkembangan atau linier. Teori perkembangan dibagi menjadi dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi.

BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL

  • Perubahan Lambat (Evolusi)

Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama. Bisaanya perubahan ini merupakan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti secara lambat. Proses perubahan seperti ini dinamakan evolusi. Evolusi terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu.

  • Perubahan Cepat (Revolusi)

Berlangsung cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran cepat tidaknya revolusi relative karena revolusipun dapat memakan waktu lama.

  • Perubahan Kecil

Adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.

  • Perubahan Besar

Adalah perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti sistem kerja, hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.

  • Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan
    Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau direncanakan (palnned change) merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan ini dinamakan pelaku perubahan (agent of change)
  • Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan
    Perubahan sosial yang tidak dikehendaki (unintended change) atau tidak direncanakan (unplanned change) merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat atau kemampuan manusia. Perubahan ini dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL

  • Faktor Pendorong

1. kontak Dengan Kebudayaan Lain.

Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses ini manusia mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan.

2. Sistem Pendidikan Formal Yang Maju

Pendidikan mengajarkan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah.

3. Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang Dan Keinginan-Keinginan Untuk Maju

Apabila sikap ini melembaga dalam masyarakat, masyarakat merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru.

  • Faktor PenghambatKurangnya Hubungan Dengan Masyarakat Lain
  1. Kurangnya Hubungan Dengan Masyarakat Lain.
  2.  Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yang Lambat.
  3.  Adat atau Istiadat.

AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL

  • Dampak Positif
  1. Semakin Rekatnya Integrasi Dalam Masyarakat.
  2. Dapat mengadopsi unsur-Unsur Kebudayaan Dari Masyarakat Luar.
  3. Dapat Merubah Pandangan Masyarakat Yang Kurang Sesuai Dengan Perkembangan Zaman.
  4. Terjadinya Modernisasi di Berbagai Bidang.
  • Dampak negatif
  1. Terjadinya Ketertinggalan Budaya (Cultural Lag).
  2. Terjadinya Disorganisasi Sosial.
  3. Menurunnya Rasa Solidaritas Sosial dan Toleransi

Daftar Pustaka

Elisanti, Titin Rostini. 2009. Sosiologi 3 : untuk SMA / MA Kelas XII IPS. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Soerjono soekanto.2012.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:Rajawali Pers

Maryati, Kun dan Juju Suryati.2012.Sosiologi: Untuk SMA/MA Kelas XII.Jakarta:Eksis Erlangga

Hayati, Qudwah . “Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1: Perubahan Sosial dan Dampaknya”. 15 Desember 2015. https://blog.unnes.ac.id/qudwahhayati/2015/12/15/materi-sosiologi-kelas-xii-bab-1-perubahan-sosial-dan-dampaknya/

Materi Kelas XI SMA Mata Pelajaran Sosiologi : Integrasi Dan Reintegrasi Sosial Sebagai Upaya Pemecahan Masalah Konflik Dan Kekerasan

Pengertian Integrasi Sosial

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma.

Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkof, syarat terwujudnya integrasi sosial adalah sebagaiberikut:
1. Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan di antara mereka
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam hal-hal yang dilarang menurut kebudayaan
3. Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan dijadikan secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.

Lanjutkan membaca

Materi Kelas XI SMA Mata Pelajaran Sosiologi : Konflik, Kekerasan, Dan Upaya Penyelesaiannya

Di masyarakat kita dewasa ini, konflik seakan-akan sudah menjadi hal yang biasa terjadi. Mulai dari konflik politik, ekonomi, berbagai aksi pengeboman yang di lakukan oleh para teroris, bahkan konflik yang berbau SARA, seperti yang terjadi di Ambon, Poso, Sampit, Sambas, dan juga konflik antarsuku di Timika, Papua, yang dapat kamu amati pada gambar di atas. Berbagai konflik yang terjadi di masyarakat dapat merusak tatanan struktur sosial yang telah ada dan dapat mengancam jalinan integrasi yang selama ini dibangun dengan landasan Bhinneka Tunggal Ika.

Menurutmu, faktor-faktor apa sajakah yang menjadi pemicu atau penyebab munculnya konflik sosial dalam masyarakat? Nah, pada bab ini kamu akan belajar mengenai faktor-faktor tersebut dan diharapkan setelah mempelajari bab ini kamu mampu menyikapi konflik sebagai gejala sosial yang wajar dalam masyarakat serta dapat mengarahkannya ke hal-hal yang positif.

Kita tahu bahwa masyarakat kita adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, agama, dan bahasa daerah. Keberagaman itu harusnya kita pelihara dan senantiasa dijaga dengan sebaik-baiknya agar menghasilkan sesuatu yang positif, yaitu terciptanya integrasi sosial. Adapun caranya dengan saling menghormati dan

menghargai perbedaan-perbedaan itu. Namun demikian, tidak jarang perbedaan-perbedaan itu menimbulkan pertentanganpertentangan yang pada akhirnya melahirkan konflik dalam

masyarakat. Tentunya kamu tidak asing dengan istilah konflik, bukan? Sebuah istilah yang terkadang membuat kita sedikit takut, penasaran, dan ragu. Apakah konflik itu? Apakah

penyebab dan akibat yang muncul dengan adanya konflik? Dan bagaimana cara menyelesaikan konflik dalam masyarakat? Mari, kita bahas bersama pada bab ini

 

Pengertian Konflik

Pada saat kelas X, pernah disinggung mengenai konflik bukan? Masih ingatkah kamu dengan konflik dan mengapa konflik itu dapat terjadi dalam masyarakat? Dalam interaksi sosial, tidak jarang terjadi benturan antarkepentingan yang melingkupi tiap individu. Karena individu memiliki pendapat, keinginan, bahkan kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga sangat memungkinkan ada pihak yang tidak menerima adanya perbedaan tersebut dan terjadilah benturan itu. Kehidupan manusia di muka bumi ini, baik perorangan maupun kelompok berbeda-beda. Apabila perbedaan-perbedaan yang ada dipertajam akan menimbulkan pertentangan atau konflik. Pertentangan atau konflik adalah sebuah proses sosial, di mana individu atau kelompok berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan, dengan menggunakan ancaman atau kekerasan. Sebenarnya istilah konflik berasal dari bahasa Latin configure yang berarti saling memukul. Namun, definisi tersebut terkesan sangat sederhana bukan? Padahal konflik tersebut belum tentu hanya berkaitan dengan sisi fisik saja.

Secara sosiologis, konflik dapat diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih atau dapat juga kelompok yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Untuk lebih jelasnya, kita simak beberapa definisi dari para ahli sosiologi berikut ini.

  1. Soerjono Soekanto

Mengatakan bahwa konflik merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan.

  1. Lewis A. Coser

Berpendapat bahwa konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, bermaksud untuk menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.

  1. Gillin dan Gillin

Melihat konflik sebagai bagian dari proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan. Artinya, konflik adalah bagian dari proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaanperbedaan baik fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku. Atau dengan kata lain konflik adalah salah satu proses interaksi sosial yang bersifat disosiatif.

  1. De Moor

Dalam suatu sistem sosial dapat dikatakan terdapat konflik apabila para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang bertentangan dan terjadi secara besar-besaran.

  1. Robert M. Z. Lawang

Konflik merupakan sebuah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan dan sebagainya. Tujuan dari mereka yang berkonflik itu tidak hanya untuk memperoleh kemenangan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya (lawannya).

 

Bentuk-Bentuk Konflik

Konflik merupakan gejala sosial yang seringkali muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Di dalam kehidupan masyarakat, terdapat beberapa bentuk konflik dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda. Nah, sekarang kita akan belajar mengenai bentuk-bentuk konflik yang diilhami dari pandangan para ahli sosiologi.

Soerjono Soekanto menyebutkan ada lima bentuk khusus konflik yang terjadi dalam masyarakat. Kelima bentuk itu adalah konflik pribadi, konflik politik, konflik sosial, konflik antarkelas sosial, dan konflik yang bersifat internasional.

  1. Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara orang perorangan karena masalah-masalah pribadi atau perbedaan pandangan antarpribadi dalam menyikapi suatu hal. Misalnya individu yang terlibat utang, atau masalah pembagian warisan dalam keluarga.
  2. Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi akibat kepentingan atau tujuan politis yang berbeda antara seseorang atau kelompok. Seperti perbedaan pandangan antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan cita-cita politik masing-masing. Misalnya bentrokan antarpartai politik pada saat kampanye.
  3. Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang berbeda karena adanya kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Misalnya konflik antara orang-orang kulit hitam dengan kulit putih akibat diskriminasi ras (rasialisme) di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.
  4. Konflik antarkelas sosial, yaitu konflik yang muncul karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan di antara kelaskelas yang ada di masyarakat. Misalnya konflik antara buruh dengan pimpinan dalam sebuah perusahaan yang menuntut kenaikan upah.
  5. Konflik yang bersifat internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena perbedaan kepentingan masing-masing. Misalnya konflik antara negara Irak dan Amerika Serikat yang melibatkan beberapa negara besar.

Sementara itu, Ralf Dahrendorf mengatakan bahwa konflik dapat dibedakan atas empat macam, yaitu sebagai berikut.

  1. Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut dengan konflik peran. Konflik peran adalah suatu keadaan di mana individu menghadapi harapanharapan yang berlawanan dari bermacam-macam peranan yang dimilikinya.
  2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial.
  3. Konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir.
  4. Konflik antara satuan nasional, seperti antarpartai politik, antarnegara, atau organisasi internasional.

Sedangkan Lewis A. Coser membedakan konflik atas bentuk dan tempat terjadinya konflik.

  1. Konflik Berdasarkan Bentuk,

Berdasarkan bentuknya, kita mengenal konflik realistis dan konflik nonrealistis.

  1. Konflik realistis adalah konflik yang berasal dari kekecewaan individu atau kelompok atas tuntutan-tuntutan maupun perkiraan-perkiraan keuntungan yang terjadi dalam hubungan-hubungan sosial. Misalnya beberapa orang karyawan melakukan aksi mogok kerja karena tidak sepakat dengan kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan.
  2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan yang bertentangan, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari salah satu pihak. Misalnya penggunaan jasa ilmu gaib atau dukun dalam usaha untuk membalas dendam atas perlakuan yang membuat seseorang turun pangkat pada suatu perusahaan.
  3. Konflik Berdasarkan Tempat Terjadinya

    Berdasarkan tempat terjadinya, kita mengenal konflik in-group dan konflik out-group.

  1. Konflik in-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat sendiri. Misalnya pertentangan karena permasalahan di dalam masyarakat itu sendiri sampai menimbulkan pertentangan dan permusuhan antaranggota dalam masyarakat itu.
  2. Konflik out-group adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau masyarakat dengan suatu kelompok atau masyarakat lain. Misalnya konflik yang terjadi antara masyarakat desa A dengan masyarakat desa B. Masih ada lagi ahli sosiologi yang memberikan klasifikasi mengenai bentuk-bentuk konflik yang terjadi dalam masyarakat, yaitu Ursula Lehr. Ursula Lehr membagi konflik dari sudut pandang psikologi sosial. Menurutnya, apabila dilihat dari sudut pandang psikologi sosial, maka konflik itu dapat dibedakan atas konflik dengan orang tua sendiri, konflik dengan anak-anak sendiri, konflik dengan sanak saudara, konflik dengan orang lain, konflik dengan suami atau istri, konflik di sekolah, konflik dalam pekerjaan, konflik dalam agama, dan konflik pribadi.

 

Pengertian Kekerasan

Pada ulasan di atas telah dapat kita lihat bersama bahwa sebuah konflik dapat muncul apabila disertai dengan luapan perasaan tidak suka, benci, dan lain sebagainya, bahkan sampai disertai munculnya keinginan untuk menghancurkan atau menghabisi lawan atau pihak lain. Apabila keinginan tersebut diwujudkan dalam sebuah tindakan, maka saat itulah terjadi kekerasan. Apakah yang dimaksud dengan kekerasan? Tindakan apa saja yang dapat dikatakan sebagai kekerasan? Dalam masyarakat diusahakan agar konflik yang terjadi tidak berakhir dengan kekerasan. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu prasyarat, yaitu sebagai berikut.

  • Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus menyadari akan adanya situasi konflik di antara mereka.
  • Pengendalian konflik-konflik tersebut hanya mungkin dapat dilakukan apabila berbagai kekuatan sosial yang saling bertentangan itu terorganisir dengan jelas.
  • Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan permainan tertentu yang telah disepakati bersama. Aturan tersebut pada saatnya nanti akan menjamin keberlangsungan hidup kelompok-kelompok yang bertikai tersebut.

Apabila prasyarat di atas tidak dipenuhi oleh pihak-pihak yang terlibat konflik, maka besar kemungkinan konflik akan berubah menjadi kekerasan. Secara umum, kekerasan dapat didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cedera atau hilangnya nyawa seseorang atau dapat menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Sementara itu, secara sosiologis, kekerasan dapat terjadi di saat individu atau kelompok yang melakukan interaksi sosial mengabaikan norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat dalam mencapai tujuan masing-masing. Dengan diabaikannya norma dan nilai sosial ini akan terjadi tindakan-tindakan tidak rasional yang akan menimbulkan kerugian di pihak lain, namun dapat menguntungkan diri sendiri.

Menurut Soerjono Soekanto, kekerasan (violence) diartikan sebagai penggunaan kekuatan fisik secara paksa terhadap orang atau benda. Sedangkan kekerasan sosial adalah kekerasan yang dilakukan terhadap orang dan barang, oleh karena orang dan barang tersebut termasuk dalam kategori sosial tertentu.

Bentuk-Bentuk Kekerasan

Dalam kehidupan nyata di masyarakat, kita dapat menjumpai berbagai tindak kekerasan yang dilakukan oleh anggota masyarakat yang satu terhadap anggota masyarakat yang lain. Misalnya pembunuhan, penganiayaan, intimidasi, pemukulan, fitnah, pemerkosaan, dan lain-lain. Dari berbagai bentuk kekerasan itu sebenarnya dapat digolongkan ke dalam dua bentuk, yaitu kekerasan langsung dan kekerasan tidak langsung. Tahukah kamu apakah kekerasan langsung dan kekerasan tidak langsung itu? Mari kita bahas bersama pada uraian berikut ini.

  1. Kekerasan langsung (direct violent) adalah suatu bentuk kekerasan yang dilakukan secara langsung terhadap pihakpihak yang ingin dicederai atau dilukai. Bentuk kekerasan ini cenderung ada pada tindakan-tindakan, seperti melukai orang lain dengan sengaja, membunuh orang lain, menganiaya, dan memperkosa.
  2. Kekerasan tidak langsung (indirect violent) adalah suatu bentuk kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain melalui sarana. Bentuk kekerasan ini cenderung ada

pada tindakan-tindakan, seperti mengekang, meniadakan atau mengurangi hak-hak seseorang, mengintimidasi, memfitnah, dan perbuatan-perbuatan lainnya. Misalnya terror bom yang dilakukan oleh para teroris untuk mengintimidasi pemerintah supaya lebih waspada akan bahaya yang dilakukan oleh pihak asing terhadap negara kita. Sehubungan dengan tindak kekerasan yang telah dilakukan oleh anggota masyarakat yang satu terhadap anggota masyarakat yang lain, pada dasarnya di dalam diri manusia terdapat dua jenis agresi (upaya bertahan), yaitu sebagai berikut.

  1. Desakan untuk melawan yang telah terprogram secara filogenetik sewaktu kepentingan hayatinya terancam. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan hidup individu yang bersifat adaptif biologis dan hanya muncul apabila ada niat jahat. Misalnya si A melakukan pencurian karena adanya desakan kebutuhan ekonomi, seperti makan.
  2. Agresi jahat melawan kekejaman, kekerasan, dan kedestruktifan ini merupakan ciri manusia, di mana agresi tidak terprogram secara filogenetik dan tidak bersifat adaptif biologis, tidak memiliki tujuan, serta muncul begitu saja karena dorongan nafsu belaka. Misalnya aksi kerusuhan yang dilakukan oleh para suporter sepak bola. Kamu telah belajar mengenai konflik dan kekerasan yang terjadi di masyarakat. Dapatkah kamu membedakan kedua hal tersebut?

 

Penyelesaian Konflik

Masih ingatkah kamu pada materi kelas X tentang akomodasi? Akomodasi adalah usaha-usaha mengurangi, mencegah, dan menghentikan pertentangan atau konflik untuk mencapai sebuah keseimbangan atau keteraturan dalam hidup bermasyarakat. Akomodasi sebagai cara untuk menyelesaikan konflik dalam masyarakat bertujuan untuk mengurangi pertentangan di antara individu-individu atau kelopok manusia sebagai akibat perbedaan paham, mencegah meledaknya pertentangan, memungkinkan terjadinya kerja sama di antara kelompok-kelompok yang hidup terpisah sebagai akibat faktor sosial psikologis dan kebudayaan, serta megusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya melalui perkawinan campuran. Beberapa cara akomodasi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik adalah konsiliasi, mediasi, arbitrasi, ajudikasi, eliminasi, subjugation atau domination, majority rule, minority consent, kompromi, integrasi, dan gencatan senjata. Bukalah kembali buku sosiologi kelas X untuk mengingatkanmu lagi mengenai cara-cara dalam bentuk akomodasi yang dapat digunakan untuk memecahkan atau menyelesaikan konflik yang terjadi di masyarakat.

Sementara itu Georg Simmel mengatakan ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik, yaitu sebagai berikut.

  1. Kemenangan di salah satu pihak atas pihak lainnya.
  2. Kompromi atau perundingan di antara pihak-pihak yang bertikai, sehingga tidak ada pihak yang sepenuhnya menang dan tidak ada pihak yang merasa kalah. Contohnya, perundingan di Helsinki, Finlandia tentang penyelesaian permasalahan Gerakan Separatis Aceh Merdeka (GAM) dengan Republik Indonesia beberapa waktu yang lalu, yang akhirnya mencapai kesepakatan bahwa Nangroe Aceh Darussalam masih menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  3. Rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai. Hal ini akan mengembalikan suasana persahabatan dan saling percaya di antara pihak-pihak yang bertikai tersebut. Contohnya dalam penyelesaian konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia mengenai kepulauan Sipadan dan Ligitan.
  4. Saling memaafkan atau salah satu pihak memaafkan pihak yang lain.
  5. Kesepakatan untuk tidak berkonflik.

Daftar Pustaka

Budiyono. 2009. Sosiologi 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Elisanti, dan Rostini Titin. 2009. Sosiologi 2 : untuk SMA dan MA Kelas XI IPS. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wrahatnala, Bondet. 2009. Sosiologi 2 : untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Lanjutkan membaca

Materi Kelas XI SMA Mata Pelajaran Sosiologi : Perbedaan, Kesetaraan Dan Harmoni Sosial.

Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang multikultural, negara yang kaya akan keberagaman suku bangsa di dalamnya. Yang mana Setiap suku bangsa mempunyai keunikan sendiri sendiri, berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut sangatlah luas cakupannya. Mencakup perbedaan agama, ras, suku, adat istiadat, bahasa, dan sebagainya. Indonesia adalah negara yang beragam, termasuk didalamnya adalah keragaman akan kebudayaan. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia , ragam berarti macam atau jenis. Ada tiga macam yang mengambarkan masyarakat yang majemuk yaitu masyarakat Plural, masyarakat Heterogen, dan masyarakat multukultural.

Pluralitas yaitu, mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu ( many). Heterogen yaitu, menunjukkan bahwa keberadanya yang lebih dari satu berbeda-beda , bermacam-macam dan bahkan tidak dapat disamakan.multikultural, inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa, ataupun agama. Multikulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan adanya perbedaan itu manusia adalah sama dan secara di ruang publik, menekankan pengakuan dan penghargaan pada perbedaan.

Lanjutkan membaca

Materi Kelas XI SMA Mata Pelajaran Sosiologi : Permasalahan Sosial Dalam Masyarakat

Permasalahan Sosial

Permasalahan sosial merupakan suatu gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat yang diakibatkan karena adanya interaksi sosial di antara para warga masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan atau kepentingan dalam hidupnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa interaksi sosial dalam masyarakat dapat berlangsung secara asosiatif maupun disosiatif. interaksi sosial yang bersifat asosiatif akan menghasilkan gejala-gejala sosial yang normal sehingga dalam masyarakat akan terjadi keteraturan sosial, sedangkan interaksi sosial yang bersifat disosiatif akan menghasilkan gejala-gejala abnormal atau gejala-gejala yang sifatnya patologis sehingga masyarakat mengalami ketidakteraturan sosial dalam bentuk disorganisasi atau disintegrasi sosial.

Yang mana gejala-gejala abnormal itu terjadi karena adanya unsur-unsur dalam masyarakat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehinga menciptakan kekecewaan-kekecewaan atau kesulitan-kesulitan yang dialami oleh para warga masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau kepentingan hidupnya.

Lanjutkan membaca

Materi Kelas XI SMA Mata Pelajaran Sosiologi : Pembentukan kelompok sosial

Pengertian Kelompok Sosial

Sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau kepentingan pokok bagi kehidupannya, yaitu :

  1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya
  2. Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya

Keterikatan dan ketergantungan antara manusia satu dengan yang lain mendorong manusia untuk membentuk kelompok masyarakat yang disebut kelompok sosial atau sosial group. Dari definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa memiliki.
jadi pengertian kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keangggotaan dan saling berinteraksi, sehingga menumbuhkan persamaan bersama. Kelomopok sosial merupakan sekumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaanya dimana dasar pembentukan kelompok sosial, antara lain adalah faktor kepentingan yang sama, faktor darah dan keturunan, faktor geografis, dan faktor  daerah   asal  yang sama.

Lanjutkan membaca