Integrasi Nasional (Materi Antropologi SMA kelas XI)

Integrasi nasional merupakan suatu tindakan untuk mempertahankan keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa guna mencapai keadaan yang aman dan nyaman, damai sentosa. Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pada multikultural etnis akan ditemukan unsur yang dinamik dan situasional. Unsur yang dinamik misalnya bahasa. Bahasa dapat mengalami perubahan bangsa dapat berkembang dengan menyerap bahasa lain atau mampu menciptakan kosakata. Bahkan mati karena ditinggalkan oleh penuturnya. Bahasa secara situasional juga dapat berubah. Ketika seseorang beranjak dewasa dan bekerja pada suatu institusi atau perusahaan, bahasa yang digunakan akan mengalami perubahan. Bahasa yang digunakan disesuaikan dengan lingkungannya. Tidak hanya bahasa, agama pun dapat berubah. Agama dapat berkembang berdasarkan perkembangan yang ada. Agama dapat berkembang ketika masyarakat semakin banyak menganutnya. Sebaliknya, agama dapat mati ketika ditinggalkan sama sekali oleh penganutnya. Pada situasi tertentu, agama dianut seseorang karena pernikahan. Begitu pula sebaliknya, agama ditinggalkan oleh seeorang karena pernikahan.

 Suatu bangsa yang terdiri dari banyak suku bangsa, agama, dan bahasa tidak terlepas dari pelbagai masalah. Banyak hal yang harus diantisipasi dan dicarikan solusinya. Dicontohkan oleh Koentjaraningrat hal yang terjadi di Yugoslavia. Suku-suku bangsa Slav Selatan (Slovenia dan Kroasia), Serbia, Montenegro, Bulgaria, dan Albania tinggal pada daerah lembah Semenanjung Balkan. Suku-suku bangsa tersebut tidak terintegrasi dalam satu bangsa hingga terjadilah konflik. Orang Slovenia, Kroasia, dan Serbia Utara dipengaruhi oleh Austria dan Hongaria untuk menganut agama Katolik Roma dan Kristen Ortodoks. Sementara itu, Serbia Selatan, Bulgaria, dan Albania dipengaruhi oleh Turki untuk memeluk agama Islam. Akibat perbedaan ideologi tersebut kemudian timbul konflik. Oleh Josep Broz Tito (1892-1980) seorang petani Kroasia yang kemudian menjadi pemimpin, suku-suku bangsa tersebut disatukan pada tahun 1944. Tito memproklamasikan Republik Federasi Sosialis Bangsa Yugoslavia yang terdiri dari enam negara. Negara-negara tersebut adalah Serbia, Kroasia, Slovenia, Bosnia, Hersegovina, Makedonia, dan Montenegro. Keenam negara tersebut adalah Negara komunis. Integrasi tersebut dilakukan mungkin akibat dari ketakutan terhadap ancaman dari Nazi, Fasis, dan Uni Soviet. Integrasi yang dilakukan oleh Tito berjalan dengan baik. Namun, setelah Tito meninggal pada tahun 1980, perpecahan terjadi. Pada tahun 1985 terjadi perang suku bangsa yang menghancurkan integrasi tersebut. Tidak mudah mengatur suatu negara yang memiliki multietnis dan multikultur. Banyak hal yang harus dipertahankan.

Beberapa hal yang mendorong terjadinya integrasi nasional yang kuat antara lain identitas nasional yang kuat, kebudayaan nasional, bahasa nasional, menghindari upaya pemaksaan konsep mengenai nilai-nilai budaya kepada suku bangsa lain, menghindari adanya diskriminasi, dan menjaga agar tidak terjadi kesenjangan yang terlalu besar antara daerah yang cepat maju dengan yang lambat maju. Berkaitan dengan identitas nasional, banyak hal yang dapat dijadikan menjadi identitas nasional. Bendera adalah salah satunya. Dengan bendera, bangsa Indonesia merasa memiliki identitas sebagai suatu bangsa. Selain bendera, kebudayaan nasional dapat menjadi pemersatu bangsa. Di kancah dunia, Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat tinggi. Hal tersebut dapat menjadi salah satu pendorong bertahannya persatuan bangsa.

Di samping faktor pendorong, ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya integrasi nasional. Faktor yang menghambat terjadinya integrasi nasional seperti pada negara multietnis yang tidak memiliki sejarah nasional yang panjang, sejarah pertentangan etnis yang kejam, tidak ada toleransi beragama adanya diskriminasi, tidak menghargai etnis lain, tidak menghargai bahasa lain,  tidak menghargai ras lain dan lain sebagainya. Suatu bangsa akan tetap menjaga persatuan dan kesatuan karena memiliki sejarah bangsa yang panjang dan sama. Jadi jika tidak memiliki sejarah nasional yang panjang, berarti integrasi tersebut baru saja terjadi.

TUGAS :

  1. Sikap tidak bertoleransi terhadap keragaman mampu menjadi penghambat integrasi. Mengapa demikian?
  2. Menurutmu bagaimana peran kita sebagai siswa dalam menjaga integrasi nasional ?

 

Sumber  : Dyastriningrum.Antropologi Kelas XI.2009.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Integrasi Nasional, Apakah Penting?

Tentang Darma yunita

Darma yunita, lahir di Embacang,palembang 11 maret. mahasiswa UNNES
Tulisan ini dipublikasikan di Antropologi SMA. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan