Skip to content


Anggaran Rensponsif Gender

Selama dua puluh tahun terakhir, pemerintah, organisasi-organisasi non-pemerintah, organisasi-organisasi internasional, para donor, para peneliti dan aktivis akar rumput di seluruh dunia semakin menyadari betapa pentingnya peranan untuk mengintegrasikan perspektif gender dalam penganggaran dalam rangka mencapai komitmen pemerintah dan internasional terhadap kesetaraaan gender dan pemberdayaan perempuan.

Sesuai UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;  dan Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional,  Anggaran Responsif Gender (ARG) adalah anggaran yang mengakomodasi keadilan bagi perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses, manfaat, berpartisipasi dalam mengambil keputusan dan mengontrol sumber-sumber daya serta kesetaraan terhadap kesempatan dan peluang dalam menikmati hasil pembangunan

Penerapan ARG merupakan strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan programpembangunannasional;

ARG bukan fokus pada penyediaan anggaran pengarusutamaan gender, tapi lebih kepada mewujudkan keadilan bagi perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses, manfaat, berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan mempunyai kontrol terhadap sumber-sumber daya, serta mewujudkan kesetaraan bagi perempuan dan laki-laki dalam memilih dan menikmati hasil pembangunan.

Prinsip Dasar ARG :

  • ARG bukan anggaran yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan;
  • ARG bukan berarti ada alokasi dana 50% laki-laki – 50% perempuan untuk setiap kegiatan;
  • Dengan menerapkan ARG bukan berarti ada penambahan dana yang dikhususkan untuk program ini;
  • Bukan berarti bahwa alokasi ARG berada dalam program khusus pemberdayaan perempuan;
  • Tidak berlaku sebagai dasar untuk meminta tambahan alokasi anggaran;
  • Tidak semua program/kegiatan/output perlu mendapat koreksi agar menjadi responsif gender ada juga yang netral gender.

Bagaimana ARG dapat diterapkan di Unnes ?

 

Posted in Tulisan Utama.

Tagged with .


0 Responses

Stay in touch with the conversation, subscribe to the RSS feed for comments on this post.



Some HTML is OK

or, reply to this post via trackback.



Lewat ke baris perkakas