Skip to content


Pagi

pagi_20160404_091935

Pagi yang indah tak bersyarat,

Tanpa kesah menghadirkan embun, cakrawala dan mentari

Pagi ikhlas menerima dera siksa manusia dengan

sampah, asap knalpot, limbah racun

Pagi tanpa hutan, tanpa kicau burung, tanpa humus

Telah terbiasa.

Terbiasa perih, terbiasa menerima tanpa pembelaan.

Pagi dengan luka membatu, bertahun-tahun tertimbun

berat hati meminta hujan, angin, petir dan air :

untuk mengirim pesan dan pertanda pada manusia : tentang ketidakberdayaan

tentang luka dalam

tentang Pagi

 

(karya pribadi, termuat dalam “Syair Hijau : Antologi Puisi Konservasi Unnes” hal.51)

 

 

Posted in Kamar Ekspresi.

Tagged with .


0 Responses

Stay in touch with the conversation, subscribe to the RSS feed for comments on this post.



Some HTML is OK

or, reply to this post via trackback.



Lewat ke baris perkakas