• Belajar dan Mengenal Makanan Tradisional Minang Melalui Pendidikan Kewirausahaan

    Hai hai bertemu lagi nih dengan saya. kali ini saya masih akan tetap membagikan postingan tentang mata kuliah dan materi yang menurut saya menarik yang diajarkan di UNP. buat yang udah penasaran banget silahkan baca postingan dibawah ini. check it out

    Rabu, 22 November 2017. Hari ini selain ada jadwal kuliah sosiologi politik juga ada jadwal kuliah pendidikan kewirausahaan. Karena saya lebih tertarik dengan mata kuliah kewirausahaan jadi disini saya akan membahas tentang mata kuliah tersebut. Pukul 15.00 wib seperti biasa saya dan Nurul ada kuliah pendidikan kewirausahaan pertemuan ke 4. Sebelum naik ke ruang kelas yang berada di gedung B lantai 3 saya bertemu dengan pak Ikhwan yang merupakan dosen pengampu mata kuliah tersebut di lantai satu. Beliau mengatakan bahwa hari ini tidak bisa masuk ke dalam kelas dan mengajar seperti biasanya karena beliau ingin pergi ke Jakarta sore ini juga. Setelah mengucapkan hati-hati kepada pak Ikhwan saya dan Nurul ke kelas.

    Sampai di kelas, ka Dian Fauzia yang minggu lalu sempat mempresentasikan usaha yang akan dibuatnya yaitu nugget nasi menawarkan saya nugget nasi yang memang sengaja dibawakan karena minggu lalu saya sempat kebingungan saat ka Dian menjelaskan tentang nugget nasi yang ingin dibuat oleh karena itu dia berjanji minggu ini untuk membawakan contoh produknya tersebut. Rasanya seperti nugget pada umumnya hanya saja nugget nasi berbahan dasar nasi bukan daging dan di dalamnya ada sedikit tambahan sayuran seperti wortel dan daun bawang. Setelah mencicipi nugget nasi akhirnya kelompok 3 memulai presentasi. Kelompok 3 mempresentasikan tentang makanan tradisional minang yaitu:

    1. Teh talua (merupakan sejenis minuman teh yang di tambahkan dengan telur dan juga madu).

    Teh Talua

    2. Bika panggang (terbuat dari tepung beras, kelapa, gula pasir dan diberi tambahan sedikit tape yang kemudian dibungkus oleh daun baru dan dipanggang)

    Bika Panggang

    3. Es cindua dalimo (terbuat dari tepung kanji yang diberi pewarna makanan)

    Es Cindua Dalimo

    4. Es tebak (di dalamnya berisi roti tawar, cendol, nangka dan agar-agar)

    Es Tebak

    5. Ampiang dadiah (susu kerbau yang difermentasikan dan dimakan dengan cara dicampurkan dengan gula merah).

    Ampiah Dadiah

    6. Lompong sagu (terbuat dari sagu yang diberi kelapa diatasnya)

    Lompong Sagu

    7. Pangek pisang (seperti kolak yang dimasak hingga kental dan dimakan dengan ketan)

    Pangek Pisang

    8. Puluik pisang ( perpaduan antara tepung yang diisi dengan pisang lalu dibungkus dengan daun pisang. Jika di jawa hampir sama dengan nogosari)

    Puluik Pisang

    Setelah itu masih ada 1 kelompok lagi yaitu kelompok 5 yang mempresentasikan jenis usaha yang akan dijalankannya. Kelompok 5 memilih usaha dendeng namun dendeng disini bukan terbuat dari daging, melainkan dari daun singkong yang diolah sedemikian rupa hingga menyerupai dendeng. Cara menjual dendeng ini juga unik karena tidak dijual pada toko seperti biasanya namun mereka memilih menjualnya secara berkeliling menggunakan food truk. Setelah kedua kelompok selesai tampil mahasiswa diperbolehkan pulang oleh komting. Namun karena hujan diluar cukup deras saya dan juga mahasiswa lain memutuskan untuk tetap berada di kelas. Oh iya, saya hampir lupa bercerita kalau di mata kuliah pendidikan kewirausahaan ini saya satu kelas dengan mahasiswa semester 7 atau BP 2014. Disini kata BP digunakan untuk menyebutkan angkatan. Saya mengobrol dengan segerombolan kakak tingkat yang sedang membicarakan liburannya setelah UAS nanti. Bukittinggi menjadi tempat pilihan mereka untuk berlibur. Lalu, ka Cintul begitu panggilan akrabnya tiba2 menanyakan saya “sudah pernah kemana saja selama di Padang dian?” Saya pun menjawab “sudah pernah ke pasar raya, museum adityawarman dan pariaman ka hehe”. Entah apa yang lucu dari ucapan saya tersebut namun mereka berenam langsung tertawa dan sontak saya pun ikut tertawa. Lalu ka Cintul berbicara kembali ” di Padang ini banyak tempat yang bagus, pergi main-main lah biar tau. Oh iya kalo ndak mau ikut sama akak ke Bukittinggi tanggal 24 ?” Dengan senyum yang lebar saya pun menganggukan kepala dengan cepat. Setelah itu kami berbincang-bincang mengenai Minang dan mereka mengajari saya bahasa Minang dan sebaliknya saya pun mengajari mereka sedikit bahasa jawa. Saya pun tidak lupa meminta foto selfie bersama mereka untuk kenang-kenangan ketika nanti saya sudah pulang ke Semarang. Pasti saya akan merindukan mereka saat kembali nanti. Hujan pun mulai reda, kami bersama-sama turun ke lantai 1 sambil tetap berbincang-bincang hingga akhirnya kami berpisah. Saya dan Nurul seperti biasa langsung pulang ke kos karena memang awan mendung masih menyelimuti langit Padang.

    Sekian dulu cerita tentang mata kuliah pendidikan kewirausahaan kali ini. buat kalian yang masih penasaran sama aktivitas saya selama di Padang jangan lupa buat tetap baca postingan saya yaps 🙂 . jangan lupa komen postingan saya kali ini ya. see you 🙂

    Categories: Aktivitas Kuliah UNP

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    * Kode Akses Komentar:

    * Tuliskan kode akses komentar diatas: