Plat Kalimantan Barat

Mualaf

Regina mahasiswa tingkat akhir di sebuah Perguruan Tinggi swasta kesehatan ternama di Semarang, Jawa Tengah. Ia datang dari jauh, Kalimantan Barat, pilihannya adalah Semarang dalam melanjutkan pendidikan tingginya, Ia pun minat di bidang kesehatan. Kok tidak di Jakarta, Surabaya, Medan atau ditempat lain, saya belum berkesempatan menanyakan hal itu.

Namun kenyataannya …..

Rere, panggilan akrab wanita yang bernama Regina ini, menjadi seorang mualaf karena memperoleh hidayah (petunjuk) lewat mimpi menjelang fajar, hidayah itu langsung dari Allah SWT.

Sebenarnya mimpinya seperti apa hingga bisa menggerakkan mata batinnya untuk memeluk agama Islam, kamipun menurunkan tulisan ini.

Adalah mimpi melihat dalam tempat kecil bercahaya disana ada kran air dan seorang wanita yang berada disitu sedang membasuh muka dan seterusnya, kemudian wanita yang dilihatnya dalam mimpi itu berjalan meninggalkan tempat bercahaya itu tanpa menoleh kearah Rere langsung menuju ke surau (masjid) mengerjakan shalat.

“Sering banget mimpi seperti itu, dan suatu saat wanita itu menghampiri saya yang berada ditempat agak gelap, dan ternyata wanita yang aku lihat adalah diriku sendiri”, akunya. Kemudian Rere berdoa, “Ya Tuhan saya harus menjalankan yang ini, untuk itu mohon diri dan mohon izin untuk meninggalkanmu dan berilah kami kemudahan”. Dan ketika sudah merasa mantap untuk memeluk agama yang baru bagi dirinya, agama Islam, mereka datang ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) untuk ikrar beragama Islam.

Namun yang terjadi adalah ketika sampai di MAJT, niat untuk ber-Islam belum dikabulkan karena belum mendapatkan izin dari orang tuanya. Mula-mula orang tua Rere tidak merestui apabila anaknya beralih ke agama Islam. Akhirnya berbagai upaya untuk menjelaskan kepada orang tuanya, dan karena selalu saja mimpi itu hadir bersamanya, kedua orang tua Rere menyetujui melaksanakan ajaran dan beragama Islam.

Langkah yang dilakukan Rere adalah mencari informasi, harus ke mana berikrar memeluk Islam, dan atas saran dari temannya dipilihlah Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai pintu masuk agama Islam. Setelah bersyahadat, Rere di beri sertifikat (surat keterangan dari KUA). Waktu itu bertepatan dengan bulan Ramadhan tahun lalu (2016).

Dengan berbekal dan arahan petugas KAU, sejak saat itu Rere berusaha untuk menjalankan syariat agama Islam, yang pertama dipelajari adalah tentang shalat, kemudian membaca kitab suci Al-Qur’an, dan yang lainnya.

Sumber: Suwardi di NH News
https://tpqnurhidayahtgls.wordpress.com/2017/02/21/mualaf-itu-bernama-regina/