Materi Antropologi Kelas XI : Keterkaitan Antara Keberagaman Budaya, Bahasa, Dialek Tradisi dengan Kehidupan Masyarakat dalam Suatu Daerah

Assalamualaikum Para Blogger, Jangan Bosan dulu yaa berikut saya akan menjelaskan kembali mengenai Materi Antropologi kelas XI yaitu Keterkaitan Antara Keberagaman Budaya, Bahasa, Dialek Tradisi dengan Kehidupan Masyarakat dalam Suatu Daerah. Selamat Membaca yaa..

Keragaman budaya atau “cultural diversity” di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada didaerah tersebut.Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau-pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok suku bangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu bersaing dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban barat / luar.

Bahasa dan Dialek

Menurut KBBI, bahasa adalah system lambing bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa yang digunakan oleh kelompok-kelompok masyarakat dalam berkomunikasi memiliki dua arti atau makna yang tersirat dalam bunyi bahasa. Setiap bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum dikategorikan sebagai bahasa apabila bunyi bahasa tersebut tidak memiliki makna tertentu di dalamnya. Oleh karena itu, setiap kelompok masyarakat pemakai suatu bahasa telah memiliki kesepakatan mengenai struktur bunyi ujaran tertentu yang memiliki arti tertentu. Dengan demikian dalam setiap kelompok masyarakat bahasa akan terhimpun bermacam-macam susunan bunyi berbeda dengan yang lain yang mengandung arti serta makna yang berbeda-beda. Selanjutnya, hasil proses pembentukan bunyi bahasa yang telah mengandung arti tertentu tersebut membentuk perbendaharaan kata dari suatu bahasa di dalam masyarakat pemakainya.

Bahasa dialek menjadi ciri khas dan pembeda bagi masyarakat di suatu daerah yang menggunakannya, dan biasanya dapat diketahui dari tata bunyi pelafalannya. Sebagai contoh dialek yang digunakan oleh masyarakat Bali. Dimana ketika berbicara, terdapat hal yang unik yaitu saat pelafalan hutuf “t” yang berubah menjadi “th”. Hal ini tentunya menjadi ciri dan identitas sendiri bagi masyarakat Bali. Dalam pelafalan tersebut juga disertai dengan tekanan yang jelas, naik turunnya nada yang khas, dan panjang pendeknya bunyi yang membangun aksen yang berbeda.

Penggunaan dialek juga bisa berbeda meskipun rumpun bahasa yang digunakan sama. Sebagai contoh adalah perbedaan dialek yang digunakan orang-orang Banyumas yang dalam bahasa sehari-harinya ngapak dengan bahasa dialek yang digunakan oleh orang-orang Jogja-Solo. Meskipun masyarakat di wilayah tersebut sama-sama orang jawa,tinggal di Jawa dan menganut tradisi Jawa, namun pelafalan yang digunakan berbeda. Dialek Banyumasan ini digunakan oleh masyarakat di daerah Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, dan Kebumen. Sedangkan Dialek Jogja-Solo digunakan oleh masyarakat yang ada di sekitar Jogja dan Solo.

Perbedaan yang utama yakni ketika orang Banyumas berbicara, maka lafal akhiran ’a’ tetap diucapkan ’a’ bukan ’o’. Berbeda dengan orang Solo dan Jogja yang apabila berbicara, maka lafal akhiran menggunakan huruf ’o’. Berikut ini adalah contoh jelasnya.

Dialek Banyumasan Dialek Jogja-Solo Arti
Sega Sego Nasi
Lunga Lungo Pergi
Ana apa Ono opo Ada apa
Aja Ojo Jangan
Dst

Perbedaan lainnya yaitu kata-kata yang berakhiran huruf mati misalnya kata enak, dalam dialek Banyumasan dibaca penuh dengan suara huruf ’k’ yang jelas. Akan tetapi dalam dialek lain bunyi kata enak menjadi ena atau tetap dibaca enak tetapi pelafalan huruf “k” tipis dan kurang jelas. Hal itulah yang menjadi penyebab bahasa Banyumasan dikenal dengan bahasa ngapak atau ngapak-ngapak. Perbedaan yang ada pada ragam bahasa dan dialek yang ada di Indonesia dapat dijadikan sebagai pembentuk karakter bangsa.

Kebudayaan, bahasa dialek, dan tradisi merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan satu sama lain. Ketiga hal tersebut saling mempengarui satu sama lain. Adanya suatu kebudayaan akan memunculkan sebuah dialek yang berbeda serta menyebabkan adanya suatu tradisi yang menjadikan ciri khas dari suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa tertentu. Tradisi adalah segala sesuatu yang disalurkan atau diwariskan dari masa lalu ke masa kini atau sekarang. Contoh tradisi yang ada di Indonesia adalah Rambu Solok (Minangkabau), Carok (Madura), Dalihan Natolu (Batak), dan sebagainya. Dalam masyarakat suatu tradisi   dapat memuncul dengan dua cara. Pertama, secara spontan dan tidak diharapkan yang mekibatkan kelompok masyarakat. Tradisi ini dapat terjadi karena seorang individu dapat menemukan suatu hal yang menarik. Kemudian, penemuan tersebut diceritakan kepada masyarakat sehingga masyarakat tersebut terpengaruh pada temuannya. Sehingga, hal ini dapat dikatakan bahwa tradisi lahir sama halnya dengan menemukan temuan baru, akan tetapi dalam hal ini tradisi lebih pada penemuan kembali yang sebenarnya sudah ada sejak dulu. Kedua, suatu tradisi bisa muncul karena adanya paksaan. Sesuatu yang dianggap oleh masyarakat sebagai sebuah tradisi yang digunakan sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan. Perbedaan kemunculan tradisi tersebut, mengakibatkan perbedaan antara tradisi asli (tradisi yang sudah ada sejak pada masa lalu) dan juga tradisi buatan yaitu tradisi yang merupakan pemikiran masa lalu.

dari materi tersebut kita bisa melihat contoh sebagai berikut:

https://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/17/10/20/oy4fwd396-merajut-keragaman

Nah, sudah pahamkan sekarang? untuk lebih mengetahui dan mengasah kemampuan kalian jawab pertanyaan dibawah ini yaa..

  1. jelaskan menurut pemahaman kalian apa yang dimaksud keberagaman Budaya di Indonesia?
  2. jelaskan menurut pemahaman kalian mengenai keterkaitan keberagaman budaya, bahasa dialek didalam masyarakat!
  3. berikan contoh konkrit keterkaitan keberagaman budaya, bahasa dialek dalam masyarakat!

Daftar Pustaka

Koenjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipt

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1983. Kamus bahasa Indonesia, Volume 2. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaa, Jakarta.

 

Tentang firma aprianti

Nama : Firma Aprianti TTL : Semarang, 28-04-1995 Program Study : Pendidikan sosiologi dan Antropologi Unniversitas Negeri Semarang blog ini berisi mengenai materi pembelajaran-pembelajaran sosiologi dan antropologi yang juga sedang saya pelajari
Tulisan ini dipublikasikan di Antropologi SMA. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: