Materi Antropologi SMA Kelas XI : Persamaan, dan Perbedaan Budaya, Bahasa, Dialek, Tradisi Lisan yang Ada di Masyarakat Setempat

Assalamualaikum para Blogger, berikut merupakan Materi Antropologi Kelas XI yang kedua mengenai Persamaan, dan Perbedaan Budaya, Bahasa, Dialek, Tradisi Lisan yang Ada di Masyarakat Setempat. Selamat membaca ya…

Bahasa merupakan sarana yang digunakan manusia untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi berikutnya. Tanpa bahasa, kebudayaan akan sulit diterjemahkan dan diterima oleh generasi penerus karenanya bahasa bersifat simbolis. Hal tersebut mengandung arti bahwa melalui bahasa, suatu perkataan dapat melambangkan arti apapun, meskipun hal atau benda yang dilambangkan oleh kata tersebut tidak ada. Kebudayaan sendiri merupakan proses hasil belajar, di mana bahasa berperan vital di dalamnya.

Bahasa sebagai sarana dan prasarana pendukung budaya berkembang sejalan dengan perkembangan budaya bangsa pemiliknya. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa perkembangan bahasa sejalan pula dengan perkembangan ilmu dan teknologi.Bahasa dapat digolongkan sebagai akar budaya bangsa karena berkaitan dengan pola pikir bangsa. Produk budaya tidak akan terwujud tanpa adanya bahasa yang menjadi sarana atau prasarana pendukungnya.Bahasa merupakan simbol yang digunakan manusia dalam bermasyarakat dan berinteraksi. Kemampuan manusia berbahasa juga membedakan manusia itu sendiri dengan hewan karena kemampuan tersebut lahir dari hasil penalaran akal pikiran manusia. Hewan hanya memiliki insting atau naluri saja. Manusia memiliki akal pikiran yang melahirkan kebudayaan melalui bahasa. Bahasa yang ada di masyarakat dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut.

  1. Berdasarkan pemakaiannya, bisa dilihat dari, untuk apa, dan siapa yang menggunakannya.Contohnya, ragam sastra yang digunakan oleh para sastrawan yang mengedepankan rasa estetika yang tinggi dan ragam militer yang digunakan oleh kalangan militer yang sifatnya singkat dan tegas.
  2. Tingkat keformalan Tingkat keformalan bahasa terdiri atas beberapa macam, yaitu ragam baku, ragam resmi, ragam konsultatif, ragam santai, dan intimate (akrab).Bahasa memiliki dua bentuk, yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis digunakan dengan menggunakan media tulisan.Adapun bahasa lisan menggunakan cara berkomunikasi langsungsecara lisan. Biasanya, orang yang diajak berbahasa lisan berada di hadapannya.

Persamaan antara bahasa, dialek, tradisi lisan terletak pada daerah masing-masing. Ketiganya sama-sama berasal dari daerah tempat tinggal masing-masing. Selain itu, persamaan antara bahasa, dialek, dan tradisi biasanya juga disebabkan oleh letak geografi suatu daerah yang berdekatan, sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi yang sering antara penutur-penutur dialek tersebut. Biasanya terdapat kata yang sama dalam bahasa antara daerah satu dengan daerah lainnya tetapi mempunyai makna yang berbeda.  Contoh : kata “urang”, dalam bahasa jawa memiliki arti udang akan tetapi dalam bahasa sunda kata “urang” memiliki arti aku atau saya.  Persamaan kata inilah yang terkadang membuat seseorang salah persepsi. Bahasa, dialek, dan tradisi lisan tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sehari-harinya. Oleh karena itu, ketiganya sama-sama penting di semua daerah karena menjadi ciri khas.

Perbedaan bahasa, dialek, tradisi lisan terletak pada kondisi geografis suatu daerah. Setiap daerah mempunyai kondisi geografis yang berbeda yang menyebabkan munculnya bahasa, dialek, dan tradisi lisan yang berbeda. Sebagai contoh yaitu Perbedaan dialek yang ada dalam Bahasa Jawa. Perbedaan ini dikarenakan adanya kondisi geofisik di Jawa yang berbeda antara satu daerah dengan lainnya. Perbedaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

  • Di bagian barat Jawa terdapat daerah aliran Sungai Serayu yang berasal dari kompleks Pegunungan Dieng, Sindoro, Sumbing, yang mengalir ke arah barat daya sebelum akhirnya bermuara di Samudra Hindia di sebelah selatan Pulau Jawa. Orang-orang Jawa yang tinggal di daerah aliran sungai ini mengucapkan suatu dialek Banyumas yang khas, di mana vokal bawah belakang dalam bahasa Jawa umum diucapkan sebagai vokal bawah tengah yang sering kali diakhiri dengan pita suara tutup pada akhir kata.
  • Di daerah aliran Sungai Opak, Praga, dan hulu Sungai Bengawan Solo, di tengah-tengah komplek Gunung Merapi-Merbabu-Lawu, dipergunakan dialek Jawa Tengah Solo-Jogja. Daerah ini juga merupakan daerah pusat kebudayaan Jawa – Keraton yang dianggap sebagai daerah sumber dari nilai-nilai dan norma-norma Jawa. Dengan demikian, dialek Solo – Jogja juga dianggap sebagai “bahasa Jawa yang beradab”. Dalam dialek ini penggunaan bahasa Jawa dengan sistem kesembilan gaya bertingkat itu benar-benar sudah berkembang mencapai kerumitan yang luar biasa.
  • Di sebelah utara daerah ini terdapat dialek Jawa pesisir yang dipergunakan di kota-kota daerah pantai utara. Dialek ini tidak jauh berbeda dari dialek Solo-Jogja. Bagian barat daerah subkebudayaan pesisir sangat dipengaruhikebudayaan dan bahasa Sunda yang tampak pada dialek Cirebon, Indramayu, Tegal, dan daerah-daerah sekitarnya.
  • Sebelah timur daerah subkebudayaan Jawa Tengah adalah Sungai Brantas yang juga melingkupi daerah-daerah sekitar Madiun dan Kediri di bagian baratnya, dan Kota Malang, Lumajang, dan Jember di bagian timurnya. Logat yang diucapkan di daerah itu sangat dipengaruhi oleh dialek Solo-Jogja dan bahkan mirip sekali, kecuali yang dipakai di delta Sungai Brantas, khususnya Kota Surabaya yang memiliki dialek yang sangat khas pula.
  • Bahasa Jawa yang dipakai di daerah pantai Jawa Timur sangat banyak terpengaruh bahasa Madura, yaitu suatu bahasa yang sama sekali berbeda dengan bahasa Jawa. Adapun bahasa yang dipergunakan di ujung timur Pulau Jawa, yaitu Banyuwangi dan Blambangan banyak dipengaruhi oleh bahasa Bali.
  • Di ujung sebelah barat Pulau Jawa, yaitu di sebelah barat daerah kebudayaan Sunda, terdapat daerah Banten yang menggunakan suatu logat bahasa Jawa yang khas. Daerahnya mencakup daerah sebelah barat Kota Jakarta hingga Kota Merak, dan ke arah selatan berbatasan dengan Kota Bangka Belitung dan Pandeglang. Penduduk di daerah ini berbicara dua bahasa (bilingual), yaitu bahasa Jawa, Banten dan Bahasa Sunda, tetapi di Kota Serang, yang merupakan ibu kota daerah itu, terutama memakai bahasa Sunda.

Contoh lain dari perbedaan bahasa dan dialek adalah pada daerah pegunungan masyarakat cenderung mempunyai sifat yang lembut sesuai kondisi lingkungannya yang dingin,kondisi tersebut menyebabkan seseorang mempunyai gaya bahasa dan dialek lebih halus dalam berbicara. Sedangkan pada daerah pesisir masyarakat cenderung mempunyai sifat yang keras sesuai dengan kondisi lingkungannya yang panas. Sehingga menyebabkan seseorang mempunyai gaya bahasa dan dialek lebih keras dalam berbicara.

Selain bahasa dan dialek seperti disebutkan di atas, tradisi lisan setiap daerah pun mempunyai perbedaan. Hal tersebut dikarenakan cerita rakyat atau legenda berasal dari daerah masing-masing yang memperlihatkan kekhasannya. Sebagai contoh di daerah Jawa Barat terdapat cerita tentang Asal mula Gunung Tangkuban Perahu, yang mana dalam cerita tersebut seorang laki-laki bernama Sangkuriang mencintai seorang perempuan bernama Dayang Sumbi, yang ternyata ibu kandungnya. Cerita rakyat tersebut tidak bisa ditemukan di daerah lain, meskipun di Sumatra terdapat cerita rakyat tentang ibu kandung yaitu Malin Kundang. Hal tersebut dikarenakan cerita Asal mula Gunung Tangkuban Perahu menjadi ciri yang khas bagi masyarakat Jawa Barat. Dari penjelasan materi di atas, harapannya walaupun setiap daerah mempunyai bahasa, dialek, dan tradisi lisan yang berbeda tetapi tidak menurunkan tingkat solidaritas antar sesama masyarakat.

dari materi tersebut kita bisa melihat contoh sebagai berikut:

https://news.detik.com/berita/d-3606725/jokowi-biarkan-indonesia-berbeda-beda-tidak-usah-dipersamakan

Nah, sudah pahamkan sekarang? untuk lebih mengetahui dan mengasah kemampuan kalian jawab pertanyaan dibawah ini yaa..

  1. jelaskan apa yang dimaksud dengan Bahasa? jelaskan menurut pemahaman kalian
  2. sebutkan dan jelaskan 2 golongan bahasa yang ada dimasyarakat
  3. jelaskan letak Persamaan antara bahasa, dialek, tradisi lisan!
  4. sebutkan dan jelaskan perbedaan antara bahasa, dialek, tradisi lisan!
  5. berikan contoh konkrit perbedaan bahasa, dialek dan tradisi yang kamu ketahui

selamat mengerjakan yaa..

Daftar Pustaka

Koentjaraningrat. 1983. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Tentang firma aprianti

Nama : Firma Aprianti TTL : Semarang, 28-04-1995 Program Study : Pendidikan sosiologi dan Antropologi Unniversitas Negeri Semarang blog ini berisi mengenai materi pembelajaran-pembelajaran sosiologi dan antropologi yang juga sedang saya pelajari
Tulisan ini dipublikasikan di Antropologi SMA. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: