Category Archives: Sociology

Ulasan Akhir Blog Sejawat Tahap II

download

Blog 1

Nama Pemilik Blog    : Ihda Ayu

Alamat Blog                 : https://blog.unnes.ac.id/ihdaay/

Keunggulan

Keunggulan blog milik mba Ihda adalah pemilihan tema yang menarik dengan warna yang cerah. Artikelnya pun banyak dan menarik setiap postingan yang diunggah, selain itu tiap postingan memiliki gambar sehingga memberikan gambaran kepada para pembacanya. Profil dari mba Ihda juga sudah lengkap dan jelas.

Kelemahan

Blog milik Mba Ihda, artikel yang diunggah kurang rapi tidak rata kanan dan kiri sehingga mengurangi estetika blog mba Ihda. Continue reading

Ulasan Akhir 10 Blog Sejawat

download

Berikut merupakan ulasan akhir 10 Blog sejawat :

Blog 1

  1. Nama Pemilik Blog     : Ida Nur Kholida
  2. Alamat Blo                  : https://blog.unnes.ac.id/idakholida/
  3. Keunggulan

Artikel yang disajikan Mba Ida di blog tersebut sudah rapi, sudah rata kiri dan kanan sehingga sangat membantu pembaca dalam membaca blog tersebut. Disamping itu blog juga terlihat simple dan terdapat gambar yang menarik pada setiap pembahasan sehingga memberikan gambaran kepada pembaca.

  1. Kelemahan

Continue reading

Tradisi Memperingati Tahun Baru Islam dan Tahun Baru Jawa di Pudak Payung Kecamatan Banyumanik Kota Semarang

  1. Sejarah Awal Mula Malam Satu Syuro

Latar belakang dijadikannya 1 Muharam sebagai awal penanggalan Islam oleh Khalifah Umar bin Khathab, seorang khalifah Islam di zaman setelah Nabi Muhammad wafat. Awal dari afiliasi ini, konon untuk memperkenalkan kalender Islam di kalangan masyarakat Jawa. Maka tahun 931 H atau 1443 tahun Jawa baru, yaitu pada zaman pemerintahan kerajaan Demak, Sunan Giri II telah membuat penyesuaian antara sistem kalender Hirjiyah dengan sistem kalender Jawa pada waktu itu.

Waktu itu, Sultan Agung menginginkan persatuan rakyatnya untuk menggempur Belanda di Batavia, termasuk ingin “menyatukan Pulau Jawa.” Oleh karena itu, dia ingin rakyatnya tidak terbelah, apalagi disebabkan keyakinan agama. Sultan Agung Hanyokrokusumo ingin menyatukan kelompok santri dan abangan. Pada setiap hari Jumat legi, dilakukan laporan pemerintahan setempat sambil dilakukan pengajian yang dilakukan oleh para penghulu kabupaten, sekaligus dilakukan ziarah kubur dan haul ke makam Ngampel dan Giri. Akibatnya, 1 Muharram (1 Suro Jawa) yang dimulai pada hari Jumat legi ikut-ikut dikeramatkan pula, bahkan dianggap sial kalau ada orang yang memanfaatkan hari tersebut diluar kepentingan mengaji, ziarah, dan haul.

Continue reading

Kota Semarang

159575_620

Gambaran Umum Kota Semarang

Kota Semarang merupakan kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia. Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari 16 Kecamatan yang ada, terdapat 2 Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunungpati. Kedua Kecamatan tersebut terletak di bagian selatan yang merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar wilayahnya masih memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Semarang Selatan, diikuti oleh Kecamatan Semarang Tengah. Kota Semarang terbagi menjadi berbagai wilayah. Daerah dataran rendah atau biasa dikenal sebagai kota bawah, serta daerah dataran tinggi atau biasa disebut kota atas. Kota atas ini meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati, Tembalang dan Banyumanik. Sedangkan untuk kota bawah, yaitu berada di daerah sekitar Semarang Utara. Pada bidang demografi, sebagian besar dipengaruhi oleh besarnya penduduk yang datang ke Kota Semarang yang memiliki daya tarik sebagai kota perdagangan, pendidikan, industri, dan jasa.

Sejarah Kota Semarang Continue reading

Fenomena Ahmadiyah ditinjau dari Sosiologi Agama dengan Penjelasan Filosofis

Indonesia lahir dari keragaman budaya, agama, suku, ras, dan golongan. Agama merupakan modal dasar yang dimiliki oleh rakyat dan bangsa Indonesia. Agama sebagai modal rohaniah dan mental, yaitu kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan tenaga penggerak yang tidak ternilai harganya bagi pengisian aspirasi-aspirasi bangsa.
Membangun kerukunan antar dan intern umat beragama tentu tidak semudah membalik tangan. Membangun kerukunan umat beragama tentu sangat rumit sebab menyangkut persoalan yang paling berat, yakni mengenai keyakinan agama yang memang meniscayakan perbedaan. Perbedaan keyakinan itulah yang kemudian bisa memicu berbagai konflik yang tidak dapat diredam dengan mudah karena menyangkut persoalan Tuhan yang Maha Suci, sehingga ketika ada orang lain yang berupaya untuk menodainya, maka dapat dipastikan akan terjadi kekerasan sosial, seperti pada fenomena penyerangan sekelompok orang terhadap penganut Ahmadiyah.

Continue reading