Tugas Vlog Psikologi Sosial Semester genap 2020

Dear student,

Ini release saya tentang tugas vlog Psikologi Sosial ya, mohon disimak baik-baik:

Konten Vlog:

  1. Vlog psikologi sosial dibuat secara berkelompok. Kelompok tersebut adalah kelompok yang sama dengan tugas makalah.
  2. Vlog Psikologi sosial bersumber minimal dari 1 teori atau sebagian teori yang anda cuplik dari makalah yang kelompok anda susun.
  3. Wajib mengambil satu atau sebagian teori yang memungkinkan anda mengkreasi vlog psikologi sosial yang relate dengan kondisi pandemi covid19 hari-hari ini.
  4. Dari teori itu, silahkan anda kembangkan konsep vlog sekreatif mungkin dan memproduksinya.
  5. Pesan psikologi sosial yang relate dengan covid19. Pesan tersebut dapat berupa: deskripsi keadaan.. analisis situasi.. keprihatinan terhadap situasi sekarang.. memberi semangat.. berbagi tips.. solusi.. mempromosikan hal-hal yang bermanfaat.. dll. Namun semuanya berdasar dan relate dengan teori yang anda pilih.
  6. Dilarang memproduksi vlog prank, mengandung pelanggaran etika, atau berpotensi melanggar UU-ITE.
  7. Untuk menghindari pencekalan, jangan menggunakan potongan video klip/audio/film yang ber-hak cipta karena karya anda akan unggah ke YouTube.

Format Vlog:

  1. Vlog berdurasi minimal 5 menit pada inti kontennya. Durasi maksimal 15 menit (lebih dari 15 menit boleh, asal jangan panjang-panjang).
  2. Sekuensi vlog:
    • Cover Vlog (5-10 detik)
      Silahkan mengkreasi cover vlog sekreatif mungkin, namun wajib mencantumkan logo UNNES dan logo Psikologi UNNES. Untuk logo Psikologi UNNES dapat anda kreasi sendiri namun tetap memperhatikan etika.
    • Core content (5-15 menit)
      Sudah dijelaskan di atas
    • Cuplikan teori psikologi sosial yang menjadi dasar mengkreasi core content (≤ 1 menit)
      Sudah dijelaskan di atas
    • Identitas anggota penyusun vlog ( ≤ 1 menit)
      Foto/video (silahkan bergaya asal jangan alay ya) anggota penyusun vlog, nama, Rombel, dan NIM.
    • Credit dan penutup ( ≤ 1 menit)
      Ucapan terimakasih pada pihak-pihak terkait dsb..
  1. Vlog dapat mulai dirancang dan dieksekusi mulai dari pengumuman ini diterbitkan (1 Juni 2020).
  2. Format video adalah: FLV 1280 x 720. Usahakan ukuran total video tidak lebih dari 1GB.

Penilaian Vlog:

Vlog anda akan dinilai oleh tim dosen psikologi sosial dengan format berikut:

  1. Sinematografi:
    • Kejernihan audio
    • Ketajaman gambar
    • Dinamisasi kamera/sudut pandang (optional).
  2. Content:
    1. Akurasi: Ketepatan pengambilan dasar teori psikologi sosial yang dikembangkan menjadi konten vlog.
    2. Alur: Keruntutan alur dari awal hingga akhir vlog
    3. Setting: Kesesuaian tempat/suasana/tampilan dengan pesan yang disampaikan.
    4. Orisinalitas: ide sendiri, tidak didominasi oleh pasang-tempel karya orang lain. Boleh pasang-tempel animasi, potongan vlog, asal tidak mendominasi seluruh vlog.
    5. Kreativitas: Proses mengkreasi teori psikologi sosial agar menjadi pengetahuan/ informasi yang berharga dan mudah dipahami oleh khalayak.
    6. Respon khalayak: Vlog akan diunggah ke YouTube untuk mendapatkan feedback/respon dari khalayak yang menyaksikan video anda.
  3. Lembar Kendali
    Untuk menilai kontribusi anggota kelompok, silahkan setiap kelompok mengunduh dan menuliskan kontribusi masing-masing anggota pada lembar kendali berikut: Lembar Kendali Vlog Psikologi Sosial 2020

Pengumpulan Tugas Vlog:

Tugas vlog dikumpulkan maksimal pada Minggu, tanggal 21 Juni 2020 melalui email [email protected]/. vlog dapat dilampirkan dengan memanfaatkan penyimpanan googledrive. File yang dilampirkan: Vlog (.FLV) dan lembar kendali (.docx/ .pdf).

Agar tidak membingungkan saat listing email, berilah pada email anda sebagai berikut:

  • Format judul/subyek email anda:
    Contoh: Rb.1_DIRI_PsiSos_2020 (bisa dipahami maksudnya ya?)
  • Format nama file vlog dan lembar kendali:
    Contoh nama vlog: Rb.1_DIRI_VLOG_Konsep diri yang baru menyongsong new normal (bisa dipahami maksudnya ya?)
    Contoh nama Lembar Kendali: Rb.1_DIRI_LK_Konsep diri yang baru menyongsong new normal

Tanggal-tanggal penting:

  • 1 Juni 2020: Pengumuman tugas Vlog Psikologi Sosial.
  • 21 Juni 2020: Pengumpulan Vlog Psikologi Sosial.
  • 22 Juni 2020: Unggah video ke Youtube.
  • 22-29 Juni 2020: Periode sosialisasi video dan feedback dari khalayak.
  • 29 juni 2020: penilain oleh tim dosen.

Demikian Tugas Vlog ini diumumkan untuk segera dilaksanakan

Semarang, 1 Juni 2020,

 

 

Tim Dosen Pengampu Psikologi Sosial

 

_____________

FAQ

  1. Pak, bagaimana kami memproduksi vlog sementara kami berjauhan di luar kota?
    Jawab: Silahkan gunakan sumber daya yang ada dalam keterbatasan jarak ini.. membuat vlog tidak harus bertemu secara fisik.
  2. Pak Kelompok kami tidak ada yang memiliki keahlian multimedia dan sebagainya?
    Jawab: Tugas ini tidak menggunakan standar sinematografi yang rumit. Anda dapat menggunakan perangkat multimedia apapun asal gambar dan suaranya jelas. Anda juga bebas menggunakan aplikasi apapun untuk menyusun/mengedit vlog.
  3. Bagaimana kami menemukan ide dan mengkreasikannya menjadi vlog?
    Jawab: Baca makalah psikologi sosial anda, ambil satu atau sebagian teori yang bisa anda kembangkan sebagai konten vlog yang relate dengan isu-isu pandemik sekarang ini. Inspirasi vlog banyak sekali dapat anda cari di media sosial.
  4. Bolehkah kami menggunakan cuplikan video dari youtubr, tiktok, instagram, dan platform untuk memperkaya kreasi vlog kami?
    Jawab: Boleh asal tidak mendominasi seluruh vlog anda. Juga perhatikan, kalau ia memiliki hak cipta, jangan digunakan karena video anda berpotensi dicekal.
  5. Apakah vlog kami dimonetisasi/komersialkan?
    Jawab: Tidak, sama sekali tidak. Tujuan tugas ini adalah murni untuk pendidikan dan mendarma-bhaktikan ilmu psikologi sosial pada khalayak. Pelarangan menggunakan konten berhak cipta hanya untuk menghindari pencekalan vlog yang diunggah ke YouTube.
  6. Bolehkah kami mengunggah kembali karya kami dan mengikutsertakannya dalam perlombaan vlog, misalnya?
    Jawab: Setelah penilain vlog selesai, sangat boleh. Itu adalah karya anda. Hak anda.

 

————-o0o—————

Tugas Artikel Patologi Sosial

 

Dear mahasiswa pengikut mata kuliah Patologi Sosial,

Tugas akhir anda (selain UTS tertulis) adalah menyusun artikel dengan tema besar “evolusi patologi sosial”. Sebagaimana kita ketahui bahwa penyakit-penyakit sosial yang menjangkiti masyarakat hari ini sudah berubah dan berbeda dengan panyakit-penyakit masyarakat dimana buku-buku patologi sosial disusun. Maka dari itu, kita sebagai akademisi psikologi memiliki tanggungjawab moral dan akademik untuk berkontribusi meng”update” perubahan, transformasi, dan kemunculan-kemunculan baru dari penyakit-penyakit sosial hari ini. Maka dari itu, dengan tugas ini, kita berusaha untuk mengidentifikasi berbagai fenomena dalam masyarakat dan menyusun argumentasi yang akademik-ilmiah bahwa hal-hal tersebut berpotensi mengganggu harmoni sosial.

Silahkan setiap mahasiswa menulis satu tema artikel tentang patologi sosial. Tema paper tersebut boleh sama dengan teman anda, namun anda pastikan isi artikel anda adalah orisinil usaha anda -bukan hasil plagiat atau kecurangan. Sumber referensi yang anda gunakan antara lain dari sumber pustaka dan sumber empiris. Sumber pustaka adalah buku-buku dan jurnal yang relevan dengan judul anda. Sumber empiris berupa data primer maupun sekunder: data primer anda dapatkan dengan kuesioner, observasi, maupun wawancara. Data sekunder anda dapatkan dari berbagai artikel/laporan/berita yang menyediakan data-data yang relevan (biasanya data statistik) dengan kebutuhan anda.

Terakhir, tugas ini bukanlah tugas yang selesai dikerjakan dalam jangka waktu semalam. Anda memiliki waktu lebih dari 8 minggu (2 bulan) hingga artikel ini anda kumpulkan pada saat UAS. Maksimalkanlah waktu yang ada.

 

Atas nama tim dosen pengampu mata kuliah
Patologi Sosial

 

Abdul Haris Fitri Anto, S.Psi., M.Si

 

footnote:
Template artikel dapat diunduh pada link ini
Bagi yang belum paham Mendeley berikut link Tutorial penggunaan Mendeley untuk mengorganisir daftar pustaka anda.

.

Tugas Vlog Psikologi Sosial 2019

Dear All student, for those who look for the announcement of your Vlog assignment, its requirement can be downloaded here

DOWNLOAD MDLEY

link will direct you to download

STRUKTUR DESAIN TRAINING MATA KULIAH PPSDM 2018

TRAINING FOR TRAINER JURUSAN PSIKOLOGI UNNES

1. LATAR BELAKANG

Hasil Training Need Analysis

2 TUJUAN PELATIHAN

  1. Tujuan Umum
  2. Tujuan Khusus
    • Tujuan Kognitif
    • Tujuan Afektif
    • Tujuan Behavioral

“Tujuan khusus” training dikategorikan berdasarkan domain-domain yang relevan dengan tujuan umum training. Tidak harus berdasarkan domain kognitif, Afektif, behavior. Anda dapat menentukan domain-domain domain anda sendiri

3. PESERTA PtELATIHAN

  • Gambaran Umum Peserta Pelatihan
  • Identitas Peserta Pelatihan
  • Jumlah Peserta Pelatihan
  • Dst…

4. HIGHLIGHT PELATIHAN

Berisi gambaran/deskripsi pelatihan secara general/umum dari awal hingga akhir pelatihan

5. RANCANGAN OPERASIONAL PELATIHAN

Operasional atau teknis pelatihan dijabarkan per sesi.

  1. Nama /judul sesi pelatihan
  2. Tujuan sesi pelatihan
  3. Metode sesi pelatihan
  4. Waktu dan tempat
  5. Jumlah Peserta
  6. Durasi
  7. Trainer, co-trainer, fasilitator
  8. Perlengkapan
  9. .

NB:

  • Setiap hal yang dilakukan dalam training wajib dijelaskan hingga teknis pelaksanaannya.
  • Struktur desain training ini bersifat tentatif (tidak kaku harus seperti di atas) namun sangat terbuka terhadap berbagai pengembangan, improvisasi, dan kreativitas anda dalam mengembangkan desain.
  • Buatlah penampakan/kemasan produk desain training anda semenarik mungkin, sebagaimana anda ingin meyakinkan klien bahwa training tersebut adalah yang terbaik.
  • Desain pelatihan dikumpulkan pada kamis, 7 Mei 2017 di meja saya.
  • Pengumuman kandidat desain – desain terpilih dilakukan hari Senin, 7 Mei 2017.

 

 

 

Dosen Pengampu PPDSM 2017

Abdul Haris F.A dan Abdul Azis

 

 

.

TUGAS SOCIAL EXPERIMENT PROJECT [KELAS PSIKOLOGI SOSIAL 2018]

Definisi: Social Experiment Project adalah kegiatan mempraktikkan eksperimen berdasarkan materi psikologi sosial.

 Tujuan: Setiap kelompok dapat mempraktikkan eksperimen psikologi sosial dan didokumentasikan dalam video berdurasi 10-15 menit.

 Manfaat:

  1. Mempraktikkan active learning, yaitu setiap mahasiswa mengalami pembelajaran dengan seluruh panca indera dan potensi gerak untuk memaksimalkan hasil belajar.
  2. Memproduksi digital learning dengan memanfaatkan fasilitas internet & media sosial (youtube)
  3. Mahasiswa mengalami belajar & bekerja di dalam kelompok.
  4. Meruntuhkan MITOS bahwa penelitian eksperimen adalah sesuatu yang rumit dan it can be so much fun.

 Materi: Berbagai materi psikologi sosial yang relevan untuk dijadikan eksperimen.

Contoh: Berikut adalah social experiment project berupa replikasi eksperimen konformitas dari Solomon Asch. Link ada di bawa ini:

https://www.youtube.com/watch?v=E78ElfXr79Q

Petunjuk teknis social experiment project:

  1. Mahasiswa mengerjakan social experiment project berdasarkan kelompok presentasi.
  2. Mahasiswa memilih tema-tema eksperimen psikologi sosial dari jurnal/buku/publikasi psikologi sosial yang sesuai dengan tema presentasinya.
  3. Mahasiswa disarankan mengkonsultasikan desain eksperimen sosial antara tanggal 25-30 Mei (jam 13.00-15.00 di jurusan) dengan membawa printout rancangan eksperimen sosial. Silahkan menghubungi dosen yang bersangkutan untuk berkosultasi.
  4. Mahasiswa mempersiapkan perlengkapan & teknis terkait eksperimen seperti setting tempat, peralatan dokumentasi, dan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan.

NB: Jika membutuhkan surat izin pelaksanaan tugas, dapat meminta Pak Baindon (TU Jurusan Psikologi) untuk membuatnya.

  1. Mahasiswa mengedit dan menyimpan file video dokumen eksperimen dalam dengan format flv/avi/mpg.
  2. Mahasiswa mengumpulkan di dalam satu folder yang
    1. berisi file video eksperimen sosial
    2. file makalah psikologi sosial + file jurnal yang direview.
    3. File powerpoint yang digunakan untuk presentasi.
  3. Teknis pengumpulan tugas (point No.6) secara kolektif melaui komting.
  4. File-file tersebut dikumpulkan maksimal 08 Mei 2018.

Penilaian: Nilai social experiment project digunakan untuk mendukung hasil Ujian akhir semester (UAS). Setiap film akan dinilai melalui dua cara penilaian.

  1. Private evaluation (40%): Dosen akan memberikan nilai (dari nilai E hingga A) dengan memperhatikan a) Akurasi desain eksperimen, b) Kejelasan penyampaian, c) Kreativitas cinematografi.
  2. Public evaluation (60%): Adalah penilaian yang diberikan oleh khalayak umum. Caranya, Semua video akan saya unggah ke channel youtube “Psikologi Unnes”. Penilaiannya mengikuti pola sebagai berikut:

FAQ:

Kami kesulitan menemukan ide social experiment, dimana dan bagaimana kami bisa menemukannya?

Jawab: Setidaknya ada dua cara”

  1. Eksperimen psikologi sosial yang termaktub dalam buku-buku psikologi sosial. Contoh: materi kelompok anda adalah “perilaku prososial” maka carilah eksperimen yang pernah dilakukan dalam bab “perilaku prososial”.
  2. Carilah artikel jurnal psikologi sosial bertema “perilaku prososial” yang menggunakan metode eksperimen dalam pengambilan data.

 

Apakah eksperimen yang kami buat harus sama dengan eksperimen aslinya?

Jawab: Tidak. Anda hanya perlu mengambil logika dasar dibalik eksperimen tersebut dan mengembangkan desain eksperimen menurut kreativitas anda. Namun demikian, dalam mendesain eksperimen perlu anda pertimbangkan:

  1. Tingkat kesulitan eksperimen (saran saya bikin yang mudah-mudah saja, yang penting logika eksperimennya sudah benar).
  2. Estimasi budget untuk melakukan eksperimen.
  3. Kelayakan tempat.
  4. Personel/sumber daya yang terlibat dalam eksperimen.
  5. Lama melakukan eksperimen
  6. Resiko-resiko yang mungkin terjadi selama melakukan eksperimen.
  7. dsb

 

Bagaimana untuk menghindari video maupun audio yang ber-hak cipta agar tidak dicekal oleh youtube?

Jawab: Ada beberapa cara, yaitu:

  1. Tidak usah menggunakan video atau audio dari sumber lain
  2. Di internet bertebaran tips untuk menghindari copyright, silahkan anda pelajari.

 

Bagaimana jika video yang kami produksi kurang dari 10 menit atau lebih dari 15 menit?

Jawab: Tidak masalah asal tidak terlalu singkat atau terlalu panjang durasinya

 

Bolehkah menambahkan kata-kata bijak dari tokoh-tokoh tertentu ke dalam video?

Jawab: Boleh selama hal itu relevan dengan tema anda

 

Apakah kami perlu menyensor konten sensitif (misalnya nama seseorang, golongan tertentu, dsb)?

Jawab: Harus, agar akun youtube psikologi Unnes tidak ditegur (ahkan dicekal) oleh youtube

 

Bagaimana jika ada ucapan atau visualisasi brand produk tertentu?

Jawab: Tidak apa-apa karena video social experiment project tidak dimaksudkan untuk tujuan komersial.

Pengantar Sejarah Psikologi Transpersonal

MUKADIMAH

Selamat pagi, sidang pembaca!

Artikel ini adalah artikel untuk mengantikan pertemuan tatap muka kelas ‘Sejarah Aliran Psikologi’ untuk rombel 1 angkatan 2016 di jurusan Psikologi FIP UNNES. Karena pengampu masih honeymoon (ciee…hanimun), maka lesson class dipindah ke laman maya ini.

Nah, artikel ini mengupas tentang mazhab ke-4 dalam psikologi, yaitu psikologi transpersonal. Tulisan ini disampaikan dengan bahasa formal dan informal secara bergantian agar terasa lebih mengalir bagi anda, sidang pembaca. Anda mungkin membutuhkan waktu 10-60 menit untuk membaca artikel di bawah ini, tapi mungkin anda membutuhkan waktu lebih lama dari itu untuk memahaminya. Jadi yaa feel free untuk membaca berulang-ulang, feel free untuk browsing artikel-artikel psikologi transpersonal sebagai komparasi dan deep probing (penyelidikan mendalam), Juga, feel free saja untuk mengajukan pertanyaan di kolom komentar. Oiya, artikel ini menggunakan footnote untuk menjelaskan istilah-istilah yang sekiranya asing.

Baiklah, sebelum kita mulai belajar, alangkah baiknya jika kita awali dengan berdoa. Berdoa menurut agama/kepercayaan masing-masing dipersilahkan! (hening krik krik… )

Ok, Let’s get the ball rollin’

 

PENGERTIAN PSIKOLOGI TRANSPERSONAL

As usual, kita mulai pembahasan dengan menentukan definisinya (dlm bahasa inggris, definisi atau to define, berarti ‘membatasi/pembatasan’. Namun dalam bahasa Indonesia, diartiken sebagai ‘pengertian’).

Etimologically, transpersonal berasal dari dua kata: trans (melampaui) dan personal (pribadi). Personal dalam bahasa inggris adalah personality (kepribadian). Sehingga, transpersonal dapat diartikan sebagai cabang psikologi yang mempelajari potensi-potensi di atas (melampaui) tingkat personal/personality. Apa itu potensi-potensi yang melampaui tingkat personal? (sebenarnya kita sudah membahas ini lhoo di teorinya C.G. Jung dan Viktor Frankl.. ingat? Oke, kita perdalam di bawah ya).

Pengertian dari beberapa ahli. Daniel (2005), mengatakan, psikologi transpersonal adalah cabang psikologi yang fokus pada studi terhadap keadaan dan proses pengalaman manusia yang lebih luas, atau suatu sensasi yang lebih besar dari koneksitas terhadap orang lain dan alam semesta, atau merupakan dimensi spiritual. Menurut Friedman dan Pappas (2006) kajian psikologi transpersonal mencakup potensi tertinggi umat manusia dengan mengenali, memahami, serta realisasi dari penyatuan spiritual, dan melampaui keadaan kesadaran (state of consciousness). Lajoie & Shapiro (dalam Jaenudin, 2012) mendefinisikan transpersonal sebagai studi mengenai potensi tertinggi dari umat manusia melalui pengenalan, pemahaman, dan realisasi terhadap keEsaan, spiritualitas, dan kesadaran transendental[1]. Jadi, pengertian/defisini psikologi transpersonal adalah mazhab ke-4 psikologi yang berfokus menjembatani psikologi dan spiritualitas dengan memusatkan perhatiannya pada studi tentang bagian dan proses pengalaman mendalam, perasaan yang luas tentang siapa dirinya, sensasi yang besar terhadap konekstas dengan orang lain, alam, atau dimensi spiritual, berusaha membantu seseorang untuk mengeksplorasi tingkat energi psikisnya, serta studi potensi manusia yang melampaui dimensi kepribadian (personal).

Psikologi transpersonal berdiri pada perjumpaan antara psikologi modern dengan spiritualisme. Selain itu, psikologi transpersonal dapat dikatakan sebagai mazhab ke-4 dalam jelaga aliran psikologi setelah psikoanalisa, behaviorisme, dan humanistik. Sebenarnya ada mahab ke-5 yaitu psikologi integral yang digagas Ken Wilber. Namun hal itu masih penuh perdebatan, jadi kita lewati saja.

Psikologi transpersonal, dibangun dari perspektif psikologis yang berbeda. Jika pada era 1990an psikologi banyak didefinisikan sebagai “ilmu tentang perilaku manusia”[2], maka tahun 2000an berkembang menjadi “ilmu tentang perilaku dan pikiran manusia”. Kini, beberapa buku psikologi umum (introduction to psychology) telah mencantumkan ilmu tentang “kesadaran” (consciousness) dalam definisi psikologi. Hal itu selaras dengan tema-tema transpersonal banyak berada dalam wilayah kesadaran mendalam (transendental). Maslow, yang menginisiasi mazhab ke-3, berpendapat bahwa perspektif humanisme adalah fase transisi dari pengetahuan psikologi yang berorientasi pada human menuju pengetahuan yang lebih trans-human (kemudian disebut transpersonal).

Keunikan lain dari transpersonal adalah, mazhab ini menaruh penghargaan besar pada agama-agama dan kepercayaan seperti dalam islam, kristen, katolik, hindu, budha, Tao, Kejawen, dan semacamnya sebagai sumber kesehatan mental manusia. Atau dengan kata lain, transpersonal tidak mengkhususkan bahasannya pada agama-agama tertentu saja, tapi juga pada berbagai aliran keyakinan. Namun demikian, telaah berbagai jurnal psikologi transpersonal seringkali berkaitan dengan penganut agama-agama.

 

SEJARAH PSIKOLOGI TRANSPERSONAL

Kemunculan psikologi transpersonal bukanlah sesuatu yang ujug-ujug. Ia melalui sejarah yang cukup panjang. Dilihat dari zeitgeist-nya[3] psikologi transpersonal muncul untuk ikut membantu memecahkan krisis yang dialami oleh manusia-manusia modern[4]. Di zaman modern, manusia hidup bergelimang materi. Kebutuhkan material menjadi yang utama: Keluarga, pendidikan, pekerjaan, karir, hubungan sosial, semuanya dilakukan untuk mendapatkan dan meningkatkan perolehan materi.

Coba bayangkan: Anda memiliki pasangan yang tampan/cantik, berpendidikan tinggi, karir cemerlang, dikaruniai anak-anak yang imut, memiliki rumah megah komplit dengan garasi berisi mobil SUV yang sangat nyaman. Sempurna sekali kan, hidup anda?

Namun dibalik gelimang perolehan materi semacam itu, orang modern mengalami krisis spiritual yang akut. Hal itu disebabkan oleh kecenderungan manusia modern yang semakin material-oriented dan (disadari atau tidak, diakui atau tidak) membiarkan dimensi spiritual dalam dirinya kosong, kering, dan hampa. Kekosongan ini lah yang menyebabkan krisis spiritual orang-orang modern. Mereka merasa dahaga spiritual ditengah limpahan material

Krisis spiritual semacam semacam itu, alih-alih disembuhkan, para behaviorist cenderung menghindari problem itu, para psikoanalis freudian menganggap fenomena itu menjurus patologis[5], dan para humanis cenderung bias dalam menyikapi krisis spiritual itu. Maka diperlukan suatu perspektif baru dalam psikologi dalam menggambarkan, memahami, dan mencari solusi dari problem tersebut. Di sini lah peran psikologi

Beberapa tokoh disebut-sebut sebagai perintis aliran ini. Pertama, William James (ingat.. materi psikologi fungsional) dianggap sebagai pemikir transpersonal karena dalam karyanya “The Varieties of Religious Experience” Ia berkesimpulan bahwa akar dari seluruh agama di dunia adalah adanya pengalaman mistis. Pengalaman tersebut mengandung impuls yang natural dan sehat (Daniels, 2005). James juga memperkenalkan konsep spiritual-self yang setara dengan material-self dan sosial-self. Serta eksistensi higher-self (atau transpersonal-self) yang lebih tinggi dari tiga self lainnya.

Tokoh lain adalah Carl Justav Jung. Berbeda dengan Freud yang berpendapat bahwa ketaksadaran manusia bersifat irasional, penuh dengan dorongan yang tidak terpenuhi, dan gunungan sampah psikis, menurut Jung ketaksadaran kolektif manusia adalah sumber spiritualitas yang menyehatkan. Perlu digarisbawahi bahwa archetypal experience (pengalaman arketipal) entah melalui mimpi, ritual ibadah, pengalaman mistik, upacara adat, dsb adalah dasar pengalaman transpersonal seseorang. Daam perspektif Jung, Keterputusan seseorang dari ketidaksadaran kolektif justru menjadi salah satu penyebab munculnya krisis spiritual.

Tokoh berikutnya adalah Viktor Frankl (masih ingat kan, logoterapi Frankl?). Menurut Frankl, manusia selalu mencari makna terdalam (ultimate meaning) dari berbagai hal yang ia alami. Kegagalam dalam memaknai suatu peristiwa, dapat mengarahkan seseorang mengalami meaningless dan anomi. Tokoh lain yang juga daapat dikategorikan sebagai tokoh transpersonal adalah Abraham Maslow. Walaupun dikenal sebagai inisiator mazhab ke-3 dan penemu teori aktualisasi diri, Maslow melihat psikologi humanis adalah mazhab transisi untuk menjadi psikologi transpersonal. Begitupula, aktualisasi diri bukanlah pencapaian tertinggi dari kebutuhan manusia. Menurut Maslow, terdapat rupa kebutuhan yang lebih tinggi dari aktualisasi diri: transendensi diri. Dalam aktualisasi-diri, kesadaran seseorang masih berfokus pada ego-nya, namun transendensi-diri adalah proses perkembangan diri yang telah melampaui kesadaran ego (egoless state of consciousness[6]). Level kesadaran tersebut bersifat transendental: Ia membantu seseorang terbebas dari ego-nya dan menyelaraskan diri dengan alam dan Sang Pencita.

Nah.. sementara ini, mereka dulu ya yang kita tulis. Sebenarnya masih banyak lagi dedengkot psikologi transpersonal, anda dapat mengeksplorasinya sendiri..

 

TEMA-TEMA PSIKOLOGI TRANSPERSONAL

Apa sih yang menjadi topik/ kajian psikologi transpersonal? Banyak sekali. Tema-tema transpersonal sangat khas. Umumnya menyangkut berbagai fenomena yang oleh aliran-aliran sebelumnya dianggap irasional, magis, bahkan psikopatologis[7]. tema-tema transpersonal, Beberapa adalah seperti di bawah ini:

 

KEBANGKITAN SPIRITUAL

Seperti tertera di atas, ada banyak sekali topik psikologi transpersonal. Salah satu topik psikologi transpersonal yang paling populer didiskusikan dan diteliti adalah spiritual emergence (kebangkitan spiritual). Tapi, disini perlu kita luruskan terlebih dulu bahwa ‘spiritualitas’ yang dibahas dalam psikologi transpersonal bukanlah istilah yang berkaitan dengan praktik perdukunan, santet, jin atau makhuk halus. Namun menurut Jaenudin (2012) spiritualitas lebih diartikan sebagai rupa-rupa keterhubungan manusia dengan sesama makhluk, dengan alam, maupun dengan Tuhan (pengalaman keberTuhanan[8]).

Jika di-compare dengan mazhab sebelumnya: psikoanalisis Freudian lebih memperhatikan manusia pada dimensi ketidaksadaran dan irasionalitasnya. Para Behaviorist berfokus pada dimensi perilaku manusia. Para humanist (mazhab ke-3) sibuk dengan studi potensi-potensi personal seseorang. Dalam psikologi transpersonal, manusia dilihat sebagai makhluk spiritual (spiritual being) sehingga dimensi spiritualitas banyak memperoleh perhatian.

Fenomena Spiritual biasanya terjadi pada orang-orang usia dewasa/paruh baya. Terdapat berbagai istilah untuk spiritual emergence, antara lain spiritual crises, positive disintegration, mystical, nadir experience, dsb.

Dari penelusuran berbagai literatur, penulis menemukan berbagai rupa pengalaman spiritual.

  1. Rudolf Otto, mengajukan konsep numinous experience atau pengalaman keberTuhanan. Pengalaman ini adalah pengalaman dimana seseorang speechless, tidak dapat berkata-kata karena merasakan kehadiran Tuhan yang begitu dekat dengannya.
  2. Jung, memiliki konsep synchronicity atau meaningful coincidence. Yaitu ketika seseorang yang mengalami kebetulan-yang-bukan-kebetulan belaka, atau kebetulan yang penuh makna. Hal-hal yang sering kita bilang “kebetulan” kadang tidak sesederhana istilahnya, ada semacam mekanisme makrokosmos sehingga momentum “kebetulan” tersebut terjadi.
  3. Pengalaman spiritual lain adalah near death experience (NDE). Anda tentu pernah mendengar seseorang yang telah dinyatakan meninggal, tiba-tiba ia bernafas dan hidup kembali. Sekembalinya orang tersebut dari kematian, ia dapat menceritakan derngan jelas berbagai hal yang ia lihat di alam baka (alferlife). Hal itu kemudian mempengaruhi kepribadiannya, cara pandangnya terhadap dunia, dan perilaku-perilakunya. (ada contoh film menarik tentang fenomena Near death experience: judulnya Heaven is for real).
  4. Grof dan Grof melihat berbagai peristiwa paranormal sebagai fenomena spiritual seperti out of body experince, dan kewaskitaan[9].
  5. Dalam berbagai kebudayaan, fenomena kesurupan bukanlah simtom histeria sebagaimana dijelaskan Freud, bukan dissosiative disorder seperti dalam DSM-IV[10], bukan pula kemasukan roh jahat seperi gugontuhon[11] masyarakat tradisional pada umumnya. Fenomena kesurupan dapat pula berupa altered state of consciousness[12] dimana kesadaran seseorang dikuasai oleh elemen-elemen ketidaksadaran kolektif (archetype).
  6. Apakah anda punya contoh lain tentang kebangkitan spiritual? Silahkan tulis di kolom komentar…

 

 

[1] Transendental adalah hal-hal yang melampaui kemampuan akal manusia

[2] Definisi ini banyak dipengaruhi oleh mazhab behaviorisme

[3] Momentum zaman/ semangat zaman

[4] Sejak kapan zaman modern dimulai? Ingat Renee Descartes!

[5] Bersifat penyakit mental

[6] Istilah egoless state of consciousness sebenarnya dicetuskan Jung, namun dalam hal ini saya gunakan untuk menjelaskan transendensi-diri dari Maslow

[7] psikopatologis: berhubungan dengan penyakit psikis

[8] Pengalaman keberTuhanan, dipinjam dari istilahnya Rudolf Otto: Numinous experience. Yaitu semacam pengalaman mistis dimana seseorang merasakan kehadiran Tuhan yang begitu dekat dengannya.

[9] Mampu mengetahui peristiwa sebelum itu terjadi

[10] DSM-IV: Diagnostics and Statistic Manual of Mental Disorder: kitab yang berisi kategori-kategori gangguan mental

[11] Gugontuhon: Tahu kalau pengetahuan/keyakinan itu salah namun masih tetap dipercaya.

[12] Perubahan kesadaran: Dalam psikologi transpersonal, terdapat altered state of consciousness (ASC) dimana kesadaran seseorang dapat berubah pada level transpersonal

Sistematika Makalah PSIKOLOGI SOSIAL

Dear student, sistematika makalah Psikologi Sosial 2018 dapat didownload disini

unofficial logo Psikologi UNNES

The Third Wave: Existentialism, Phenomenology, Humanism

Dear student,

I herewith attach The Third Wave: Existentialism, Phenomenology, Humanism power point presentation, so you are able to review our last lesson. Happy weekend & enjoy your time..

 

:cendol

 

Regards,

Haris

 

Universitas Negeri Semarang / Semarang State University

Skip to toolbar