Materi Antropologi Kelas XII Bab 3 : Strategi Kultural dengan Sumber-Sumber Kearifan Lokal dan Tradisi Lisan

Salam semangat,

Generasi milenial

Apa kabar kalian semua? Semoga baik-baik saja yaa. Sebelumnya kita sudah membahas mengenai materi antropologi kelas XII pada bab 2, kali ini penulis akan melanjutkan materi pembelajaran tersebut dengan masuk pada bab 3 yakni tentang Strategi Kultural dengan Sumber-Sumber Kearifan Lokal dan Tradisi Lisan. Berikut merupakan penjabaran materi pembelajarannya.

Kearifan Lokal (Local Wisdom) dan Tradisi Lisan

Menurut Suyono Suyatno kearifan lokal merupakan suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup, pandangan hidup yang mengakomodasi kebijakan dan kearifan hidup. Selain itu, Nyoman Kutha Ratna menambahkan bahwa kearifan lokal merupakan kebijaksanaan yang telah dimiliki secara turun temurun dan berfungsi untuk menyelaraskan hubungan sosial. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal ialah segala bentuk kebijaksanaan yang didasari oleh nilai-nilai kebaikan yang dipercaya, diterapkan dan senantiasa dijaga keberlangsungannya secara turun temurun. Beberapa contoh kearifan lokal seperti tepo saliro (Jawa), tri hita karana (Bali), dan sebagainya.

Tradisi lisan merupakan bagian dari kearifan lokal. Secara definitif, tradisi lisan merupakan berbagai kebiasaan dalam masyarakat yang hidup secara lisan. Menurut UNESCO tradisi lisan meliputi sastra lisan, teknologi tradisional, pengetahuan masyarakat, unsur religi dan kepercayaan, kesenian, serta berbagai bentuk peraturan, nilai, norma dan hukum yang berlaku pada masyarakat.

Strategi Kultural Mengatasi Perilaku Negatif

Strategi kultural merupakan suatu strategi yang berkaitan dengan kebudayaan. Menurut C. A. van Peursen dalam strategi kultural ini terdapat berbagai tahapan yaitu :

  1. Tahap Mistis, yaitu sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib di sekitarnya.
  2. Tahap Ontologi, yaitu sikap manusia yang tidak lagi hidup dalam kepungan kekuatan mistis, melainkan secara bebas ingin meneliti segala hal.
  3. Tahap Fungsional, yaitu sikap dan alam pikiran yang tidak begitu terpengaruh oleh kekuatan mistis, tidak menggunakan sikap ontologis melainkan ia ingin mengadakan relasi-relasi baru yang bertautan dengan lingkungannya.

Dalam strategi kultural terdapat berbagai macam bentuk atau jenis. Jenis-jenis strategi kultural ini antara lain :

1. Strategi Kultural di Bidang Sosial

Strategi kultural di bidang sosial berkaitan dengan hubungan sosial di masyarakat. Dalam beberapa tradisi masyarakat Indonesia terdapat budaya membantu sesama saat merayakan suatu hajatan. Misalnya pada masyarakat Jawa mengenal istilah nyumbang. Budaya nyumbangini sangat sarat dengan nilai gotong royong dan solidaritas sosial. Sumbangan dapat berupa materi (uang atau kebutuhan pokok) maupun non materi (tenaga dan pikiran).

2. Strategi Kultural di Bidang Agama

Pada masyarakat Jawa terdapat tradisi nyadran yang dilakukan ketika menjelangbulan puasa. Pada tradisi nyadranini seluruh anggota keluarga berkumpul di makam leluhur dan mendoakan para leluhur mereka. Selain berdoa, mereka juga membersihkan makam leluhur mereka. Tradisi nyadranini secara tidak langsung dapat meningkatkan keakraban dalam keluarga.

3. Strategi Kultural di Bidang Ekonomi

Pada masyarakat Jawa terdapat tradisi sekaten dimana tradisi ini diadakan setiap satu tahun sekali pada Maulid Nabi. Sebelum acara sekaten ini biasanya terdapat pasar malam yang telah berlangsung selama satu bulan penuh. Pasar malam ini bernama pasar malam sekaten. Dalam hal ini, tradisi sekaten dapat dikatakan sebagai salah satu contoh strategi kultural di bidang ekonomi. Selain untuk melestarikan tradisi lokal, pasar malam sekaten telah mampu meningkatkan perekonomian masyarakat (khususnya penjual) karena masyarakat banyak datang dan membeli barang-barang yang dijual pada pasar malam ini.

4. Strategi Kultural di Bidang Kesenian

Negara Indonesia memiliki banyak keanekaragaman budaya khususnya dalam bidang kesenian. Kesenian sendiri dapat dibagi menjadi beberapa bentuk seperti seni rupa, seni musik, seni tari, dan sebagainya. Salah satu bentuk kesenian yang ada di Indonesia yaitu kesenian Randai dari Sumatera Barat. Randai merupakan tarian yang dibawakan oleh sekelompok orang yang berkeliling membentuk lingkaran sambil bernyanyi dan bertepuk tangan. Pertunjukan kesenian Randai ini ternyata dapat menumbuhkan sikap percaya diri pada seseorang. Hal ini dikarenakan ia dilatih untuk dapat tampil di depan umum sehingga ia tidak malu jika tampil di depan publik.

Pembangunan Karakter Bangsa (Nation and Culture Building)

Salah satu bentuk pembangunan karakter bangsa adalah dengan mewujudkan nilai-nilai kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari. Perwujudan nilai-nilai kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari ini dapat berupa :

  1. Belajar untuk hidup hemat dan sederhana
  2. Menghargai alam
  3. Menghargai sesama
  4. Bekerja keras, dan
  5. Bergotong royong

Selain memberikan materi mengenai strategi kultural dengan sumber-sumber kearifan lokal dan tradisi lisan, penulis juga akan menyajikan artikel berita yang terkait dengan materi di atas. Artikel berita tersebut berupa penumbuhan rasa percaya diri pada anak melalui seni karawitan. Berikut merupakan link berita tersebut.

https://m.tempo.co/read/news/2015/06/26/108678475/seni-karawitan-tumbuhkan-rasa-percaya-diri-pada-anak

Penugasan

Setelah diberikan materi serta artikel berita di atas, guna menguji tingkat pemahaman Anda mengenai materi tersebut, penulis akan menyajikan beberapa pertanyaan dan silahkan untuk dijawab.

  1. Berdasarkan konsep tentangstrategi kultural dengan sumber-sumber kearifan lokal dan tradisi lisan, jelaskan menurut pendapat Anda apa yang dimaksud dengan tradisi lisan?
  2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kearifan lokal? Berikan contohnya
  3. Berdasarkan artikel berita di atas, analisislah kasus berita tersebut dengan menggunakan konsep strategi kultural yang telah dipaparkan di atas.

Sumber:

Maran, Rafael Raga. 2000. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Rineka Cipta

Rohmah, Annisa Nur. 2016. Buku Siswa Antropologi Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya Untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta : Mediatama

Tulisan ini dipublikasikan di Antropologi SMA. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: