Upacara Bamula pada Masyarakat Bukit (Antropologi Agama)

November 9, 2015 in ANTROPOLOGI | Comments (3)

Upacara Bamula adalah hari dimana orang Bukit “mengantar diyang berlayar”, “mengantar diyang mecari jodoh”, atau “diyang mencari kawan”. Ungkapan ini intinya adalah upacara permulaan orang Bukit menanam padi.
Penetapan hari pelaksanaan Bamula tidak sembarangan hari, ada hari-hari tertentu yang dipandang tepat dan sesuai dengan perhitungan yang didasarkan pada keyakinan mitologis. Menurut keyakinan tersebut manusia diciptakan oleh Suwara pada hari pertama, pada hari kedua besi (wasi), hari ketiga padi (baras benih), hari keempat perhiasan manusia/emas perak (amas-pirak), hari kelima pakaian manusia (tapih kain), dan keenam adalah hewan (hayawan).


Menurut Orang Bukit hari-hari yang terbaik dalam membawa keberuntungan untuk upacara Bamula adalah hari pertama, kedua, ketiga, dan hari keenam adalah hari yang membawa kesialan. Perhitungan hari baik didasarkan pada fenomena hidup bulan, bila bulan dilangit “hidup” (berusia) satu hari, maka hari-hari tersebut didentifikasikan sebagai hari pertama dan demikian seterusnya.
Perlengkapan wajib yang harus disiapkan dalam upacara ini adalah pamataan yaitu bangunan berbentuk kubus yang tiap tiang sudutnya terbuat dari tebu liar. Di depan pamataan dibuat paumangan yaitu lubang tembat padi pertama ditanam yang jumlahnya sebanyak sembilan, ditepi paumangan diletakkan buluh (bambu) yang berisi “air hidup”. Dan perlengkaan wajib lainnya adalah kabun tujuh dan hewan korban.
Bila semua perlengkapan sudah siap, maka balian tuba memulai upacara. Bapidara diucapkan oleh balian tuba, kemudian acara pahundangan yaitu mangundangi arwah nenek moyang, acara ketiga adalah mengucapkan piji-pujian bagi ilah-ilah dan Hiyang Kuasa tertentu. Keempat adalah memberkati pamataan, paumangan, dan tihang layar. Acara kelima memalas(mengokohkan) ketiga peralatan tersebut, dan yang terakhir adalah memasukkan sembilan jodoh (sembilan pasang) bibit padi kedalam umang setelah terlebih dahulu menimang-nimang dan memantrainya. Semua benih harus tertanam pada hari upacara tersebut, jika ada yang tersisa ditinggalkan di pamataan. Penanaman selanjutnya diselesaikan oleh umbun yang bersangkutan esok harinya.

“Upacara bamula adalah hari dimana orang Bukit “mengantar diyang berlayar”, “mengantar diyang mecari jodoh”, atau “diyang mencari kawan”.” 

Ungkapan ini intinya adalah upacara permulaan orang Bukit menanam padi. Penetapan hari pelaksanaan Bamula tidak sembarangan hari. Menurut Orang Bukit hari-hari yang terbaik dalam membawa keberuntungan untuk upacara Bamula adalah hari pertama, kedua, ketiga, dan hari keenam adalah hari yang membawa kesialan.
Perlengkapan wajib upacara:
– Pamataan
– Paumangan
– Buluh
– kabun tujuh
– hewan korban
Rangkaian Upacara
– pengucapan Bapidara
– pahundangan
– mengucapkan piji-pujian bagi ilah-ilah
– memberkati pamataan, paumangan, dan tihang layar
– memalas(mengokohkan) ketiga peralatan tersebut.
– memasukkan sembilan jodoh (sembilan pasang) bibit padi


3 Responses to “Upacara Bamula pada Masyarakat Bukit (Antropologi Agama)”

RSS feed for comments on this post.

  1. Comment by kartika95November 21, 2015 pukul 2:49 pm  

    Terimakasih infonya ka, sangat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.

  2. Comment by oding wikantiNovember 27, 2015 pukul 12:26 pm  

    sangat menarik,,

  3. Comment by nunikNovember 29, 2015 pukul 4:55 am  

    sangat bermanfaat kak